Presidium Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Achmad Baha'ur Rifqi menilai cara Ketua BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KM UGM) Gielbran Muhammad Noor mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sarat kepentingan kelompok tertentu. Dia juga menilai cara Gielbran mengkritik Jokowi membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
"Untuk kritik di negara demokrasi, ya sah-sah saja, toh konstitusi kita juga menjamin perihal kebebasan berpendapat. Cuma masalahnya kritik tersebut di sampaikan dengan baik atau tidak, jangan sampai di tahun pemilu ini ada kritik yang kurang berbobot hanya untuk kepentingan tertentu dan membuat gaduh masyarakat Indonesia," ucap Rifqi, dalam keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sospolhukam BEM PTNU, Gangga Listiawan, berpendapat kritik itu malah menunjukkan Gielbran tak bisa membedakan wewenang tiap lembaga negara. Dia juga menyinggung soal kritik Gielbran tanpa solusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat menyayangkan kritik yang dilontarkan oleh Saudara Gielbran. Secara kajian juga belum bisa membedakan hubungan, tugas, dan wewenang antarlembaga negara. Diperparah lagi tidak ada problem solving yang ditawarkan dalam argumentasi tersebut," ujar Gangga.
Gangga kemudian menyampaikan kekhawatiran cara mengkritik seperti yang dilakukan Gielbran dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat. "Kami khawatir, jika narasi tersebut diteruskan, akan menimbulkan konflik di tengah masyarakat, apalagi negara kita akan menghadapi tahun Pemilu 2024," imbuh dia.
Diketahui, BEM KM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12). Ketua BEM KM Gielbran Mohammad mengungkapkan alasan penyematan 'alumnus paling memalukan UGM' kepada Presiden Jokowi.
Di antaranya adalah sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinan Jokowi yang masih banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan.
Tanggapan Jokowi
Jokowi menilai dalam demokrasi boleh-boleh saja. Meski demikian, Jokowi mengingatkan etika sopan santun dalam menyampaikan pendapat.
"Ya itu proses demokrasi, boleh-boleh saja. Tetapi perlu saya juga mengingatkan kita ini ada etika sopan santun ketimuran," kata Jokowi kepada wartawan di Kali Sentiong, Jakarta Utara, Senin (10/12).
Simak Video: Komentar Istana soal BEM KM UGM Nobatkan Jokowi Alumnus Paling Memalukan