Gempa magnitudo (M) 4,6 terjadi di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar). Gempa ini menyebabkan puluhan rumah di Bogor rusak.
Gempa terjadi pada pukul 06.35 WIB dengan titik koordinat 6,77 LS, 106,54 BT, Kamis (14/12/2023). Gempa terjadi di 24 kilometer arah barat laut dari Sukabumi.
Kedalaman gempa 10 Km. Sejumlah warga di Depok dan Bogor merasakan gempa yang berpusat di Sukabumi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BMKG, wilayah yang merasakan gempa dalam skala MMI yakni III - IV Pamijahan, III Panggarangan, III Bayah, III Kalapanunggal, III Cilograng, III Bogor, II - III Ciputat, II - III Tangerang, II Pelabuhan Ratu. BMKG menyampaikan gempa ini termasuk gempa dangkal.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya.
61 Rumah di Kabupaten Bogor Terdampak
BPBD Kabupaten Bogor mencatat ada 61 rumah terdampak gempa Sukabumi. BPBD menyebut kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor.
"Sampai saat ini, kaji cepat yang kami lakukan terdapat 61 rumah terdampak di 4 kecamatan, dan 7 desa," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam dalam konferensi pers yang digelar BMKG.
Rumah terlihat kebanyakan retak pada bagian dinding. Selain itu, rumah rusak pada bagian atap dan plafon. Sebagian rumah terlihat jebol pada bagian atap dan plafonnya.
BMKG dan PVMBG Koordinasi
BMKG dan PVMBG berkoordinasi usai gempa M 4,6 di Sukabumi. Komunikasi yang dilakukan untuk membahas ada tidaknya kaitan gempa di Sukabumi dengan aktivitas Gunung Salak.
"Bahwa apa yang terjadi di Bogor kalau hasil penelitian tim ahli kami, tahun 2019 itu memitigasi ini aktivitas swarm, aktivitas swarm memiliki kaitan dengan aktivitas volcanism, di bawah permukaan. Tapi nanti ketika ini sudah benar-benar aktif mohon ini konfirmasi ke yang berwewenang ke PVMBG," ujar Daryono.
Daryono mengatakan aktivitas gempa swarm itu memang memiliki kaitan dengan aktivitas vulkanik. Namun gempa ini belum tentu menimbulkan kejadian luar biasa.
"Tetapi ini juga belum tentu... misalnya itu akan terjadi suatu luar biasa itu belum tentu," katanya.
Daryono menduga gempa pagi tadi terjadi karena ada aktivitas vulkanik. Hal ini juga masih didalami oleh BMKG.
"Nah apa yang terjadi tadi pagi itu, diduga aktivitas volcanism. Tapi kita BMKG akan terus mendalami fenomena ini, dan untuk berkaitan dengan Gunung Salak mohon dikonfirmasi ke PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Tetapi swarm memang berkaitan aktivitas volcanism, dan kita tahu daerah Nanggung, Pamijahan, dan Leuwiliang, itu emang daerah zona vulkanik di sekitar Gunung Salak," jelasnya.
Simak juga Video: Penjelasan BMKG soal Gempa M 4,6 yang Guncang Sukabumi
Titik Gempa Berjarak 20 Km dari Gunung Salak
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan lokasi pusat gempa M4,6 tadi pagi di Sukabumi berjarak 20 km dari Gunung Salak. Daryono mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PVMBG.
"Tentu saja kami akan koordinasi dengan PVMBG memonitor aktivitas swarm, karena ini fenomena yang langka meskipun beberapa tempat di Indonesia terjadi," jelas Daryono.
"Jadi terkait koordinasi akan kami lakukan nanti, kemudian Pak Hendra (Kepala PVMBG Hendra Gunawan) juga sudah sampaikan peluang-peluang apakah ini akan menimbulkan aktivitas, itu kami akan diskusikan dengan Pak Hendra, kita akan komunikasi intens dan hasilnya akan kami sampaikan ke masyarakat," ucapnya.
Zona Rawan Gempa Swarm
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan pada 2019, terdapat hasil kajian BMKG yang menunjukkan lokasi gempa M 4,6 merupakan zona rawan gempa swarm yang diduga berkaitan dengan tektonik-volcanic.
Dwikorita menambahkan, masih ada kemungkinan akan terjadi gempa lagi di Sukabumi dalam beberapa hari ke depan. Akan tetapi dia menduga gempa tersebut tidak akan menjadi gempa besar hingga Magnitudo 6.
"Artinya kemungkinan masih akan terjadi gempa gempa lagi, karena ini kan swarm, dan tadi M 4,6 ya masih akan terjadi, namun kemungkinan masih akan terjadi gempa-gempa lagi, karena ini kan gempa swarm, namun kemungkinan besar tidak akan melompat sampai katakan M 6 atau M 5,9 gitu ya, tidak akan melompat seperti itu," kata Dwikorita.
BMKG mengimbau masyarakat tidak panik terhadap potensi gempa susulan. Namun, BMKG meminta agar masyarakat menyiapkan konstruksi rumahnya agar tahan terhadap guncangan.
"Sehingga poinnya, dengan diinformasikan seperti ini, masyarakat mohon lebih paham dan tidak panik, yang paling penting menyiapkan konstruksi bangunan rumah masing-masing kira-kira kalau akan di goyang lagi, goyangannya lemah, cuma sering, dan kemungkinan masih akan berlangsung beberapa hari lagi, nah ini agar bangunannya dipastikan cukup kokoh, kalau ada yang kurang kokoh segera diperkuat," katanya.