Candi Borobudur Diusulkan Dipasang Chattra, Apa Itu?

Candi Borobudur Diusulkan Dipasang Chattra, Apa Itu?

Zahra Fauziah Rahmah - detikNews
Kamis, 14 Des 2023 17:46 WIB
Candi Borobudur
Foto: dok. Kemenag
Jakarta - Kalangan tokoh dan umat Buddha Indonesia meminta rencana pemasangan chattra atau payung di puncak Candi Borobudur segera diwujudkan. Hal ini karena pemasangan chattra diyakini akan semakin memperkuat aspek spiritualitas dan menjadi kesempurnaan Borobudur sebagai tempat peribadatan. Pemasangan ini juga tidak sebatas untuk umat Buddha, tetapi akan menjadi energi baru bagi Indonesia.

Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Dirjen Bimas Buddha) Kemenag Supriyadi mengatakan pemasangan chattra di Candi Borobudur memang menjadi salah satu perhatian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam mewujudkan Borobudur sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha Indonesia dan dunia.

Pemasangan chattra yang telah menjadi impian lama umat dan tokoh Buddha akan menjadi babak baru dalam optimalisasi dan pengembangan Candi Borobudur. Lewat pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab bersama itu, diharapkan Borobudur menjadi destinasi yang kian memikat orang untuk datang tanpa sedikitpun menggerus aspek perlindungan kecagarbudayaan.

Supriyadi menjelaskan bagi umat Buddha pemasangan chattra diyakini akan memberikan dampak spiritualitas yang sangat mendalam. Apalagi saat pemugaran Borobudur yang dipimpin Theodoor van Erp pada kurun 1907-1911 silam, chattra diyakini pernah terpasang megah di puncak stupa utama.

Tak hanya itu, kata Supriyadi, sejarah adanya chattra ini juga telah banyak diceritakan dalam berbagai kitab maupun literatur. Hal ini seperti dalam kitab Lalitawistara Sutra yang menyebut kata payung berkali-kali. Tak hanya itu, kitab Lalitawistara Sutra ini juga terukir dalam 120 keping relief di badan Candi Borobudur.

"Penggunaan kata payung dapat ditemukan dalam Gandawyuha Sutra. Kitab ini mengisahkan Sudhana yang berkelana demi belajar kepada lebih dari 50 orang guru untuk mengejar pencapaian 'Pencerahan Sempurna'. Dalam kisah tersebut, Sudhana digambarkan sebagai seorang pemuda yang selalu memiliki sebuah payung yang melindunginya. Gambaran payung tersebut terukir dalam 332 keping relief di Candi Borobudur," ujar Supriyadi dalam keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).

Lebih lanjut, Supriyadi memaparkan selain tertuang dalam Lalitawistara Sutra dan Gandawyuha Sutra, istilah chattra juga ditemukan dalam kisah-kisah Jataka, Awadana, dan Karmawibhangga Sutra. Kisah-kisah Jataka dan Awadana pun terukir dalam 720 keping relief di Candi Borobudur. Payung tersebut tergambar di mana para brahmin dilindungi oleh payung di atas kepalanya.

Diketahui, melalui ruang interpretasi keagamaan (Buddha), dapat ditemukan pula kesatuan pandangan bahwa kepingan batu-batu secara nyata ada dan ditemukan di Candi Borobudur sebagai payung. Chattra pernah terpasang di tempat yang paling mulia pada masanya.

"Dengan fakta ini, sesuai arahan Gus Men, keputusan untuk memasang kembali chattra merupakan upaya dalam menyempurnakan Borobudur sebagai Pusat Kunjungan Wisata Religi Agama Buddha Indonesia dan Dunia," paparnya.

Dukungan Para Pihak

Supriyadi juga mengatakan dukungan terkait chattra secara masif disampaikan oleh seniman, budayawan, akademisi dalam dan luar negeri, serta sejumlah perwakilan umat Buddha dari berbagai wilayah Indonesia. Hal ini misalnya muncul saat Dirjen Bimas Buddha bersama Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) menggelar dialog bertajuk 'Chattra dalam Sudut Pandang Teologi Buddhis dan Arkeologi' di kampus Universitas Negeri Malang pada 25 November 2023 lalu.

Salah satu biksu, Bhante Ditthisampanno yang hadir saat itu menyampaikan chattra sangat dekat dengan pandangan serta ajaran agama Buddha. Secara harfiah, chattra bermakna payung atau pelindung yang merupakan mahkota sehingga dipasang di puncak stupa. Selain perlindungan, chattra juga bisa bermakna sebagai bentuk keberanian dan simbol kesucian tahapan spiritualitas.

"Chattra itu melambangkan kesatuan unsur, sehingga secara spiritual akan memberikan penguatan dan juga pengembangan keyakinan bagi umat Buddha. Dari sisi spiritualitas pemasangan chattra jelas akan menambah kesempurnaan dari Candi Borobudur. Kami dari agamawan dan para biksu sangat mendukung sekali pemasangan chattra kembali," ujarnya.

Bhante pun mendorong agar Borobudur terus dikembangkan dari aspek kemanfaatan. Hal ini bukan hanya sebatas untuk peningkatan nilai spiritual, namun pengembangan candi terbesar di dunia ini juga bisa dilakukan pada sisi lain, utamanya pariwisata dunia. Upaya ini diyakini tidak sulit karena pemerintah juga memiliki kebijakan yang searah, yakni menjadikan Candi Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Sementara itu, Biksu Bhadra Ruci Anu Mahanayaka Sangha Agung Indonesia juga menilai Candi Borobudur sebagai sebuah mandala yang tak akan terpisahkan dari elemen chattra atau payung mulia. Dari aspek tantra, chattra akan selalu ditemukan dalam praktik harian persembahan mandala seorang praktisi buddhis.

Dalam praktik meditasi mandala tantra, kata Ruci, ornamen chattra pun selalu hadir dalam visualisasi. Keberadaannya tak sekadar menjadi hiasan belaka, namun mengandung makna dan fungsi spiritualitas tertentu. Hal tersebut pun sebagaimana dinyatakan dalam Arya Manggala Kuta Nama Mahayana Sutra yakni 'Karena kepala Buddha adalah payung pelindung yang jaya' yang berarti ketiadaan chattra ibarat tubuh tak berkepala.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Antropologi Universitas Diponegoro Stanley Khu berpandangan pemasangan chattra tidak hanya penting dari perspektif filosofis atau arkeologis belaka. Menurutnya, pemasangan ini juga dapat memengaruhi tata-cara keagamaan umat Buddha di Indonesia, khususnya generasi muda.

"Dengan kata lain, dipasang atau tidaknya chattra adalah juga persoalan mengenai bagaimana generasi Buddhis saat ini dan yang akan datang memaknai posisi Borobudur dalam imajinasi keagamaan dan proyek etis mereka," terangnya.

Lebih lanjut, Stanley mengatakan chattra akan menjadikan Borobudur sebagai ruang hidup yang dapat dimasuki umat Buddha dalam sebuah dialog spiritual antara diri dan potensi kebuddhaan. Ia mengatakan dengan perantara chattra, stupa tidak lagi sekadar berupa tumpukan batu biasa, tetapi dapat pula dibayangkan sebagai perlambang batin Buddha yang senantiasa hadir bersama umat dalam upaya sadar dan bertahap untuk menapaki jalan pencerahan.

Adapun Kemenag memandang berbagai perspektif di tengah rencana pemasangan chattra ini justru merupakan hal positif. Kemenag pun mendorong berbagai pandangan ini bisa dijembatani secara positif agar terwujud kesepemahaman baru yang konstruktif.

Pemasangan chattra merupakan upaya dalam menyempurnakan Candi Borobudur sebagai Pusat Kunjungan Wisata Religi Agama Buddha Indonesia dan Dunia. Umat Buddha yang berkunjung ke Candi Borobudur diharapkan akan mendapatkan nilai spiritual kebudayaan dengan memperhatikan kepentingan pelestarian candi sebagai world heritage (cagar budaya) sekaligus sebagai bangunan keagamaan yang suci. Hal ini juga menjadi penegas pemasangan chattra bukanlah bertujuan untuk membahayakan candi, tetapi menciptakan keagungan dan perlindungan yang tinggi terhadap Borobudur.

Sebagai informasi, selain diusulkan umat dan tokoh Buddha, pada saat digelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengembangan Lima DPSP di Borobudur, para 21 Juli 2023 lalu, rencana pemasangan chattra ini juga mendapat dukungan dari pemerintah.

Rakornas tersebut dihadiri oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menag Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Azwar Anas, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (prf/ega)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads