Video pendek tentang seorang polisi viral di media sosial. Dalam video itu tertera keterangan si polisi menghadiri pelantikan dirinya sebagai perwira di Setukpa Polri tanpa didampingi istrinya yang beberapa waktu lalu meninggal dunia akibat kecelakaan.
"Ketika seorang sahabat kami dari Papua tidak ada yang memakaikan pangkat perwiranya, dikarenakan istrinya meninggal karena kecelakaan beberapa minggu yang lalu. Teman, sahabatnyalah yang memakaikan pangkat, menghiburnya. Selamat kawanku, sabar kawanku. Teman sejati tidak akan meninggalkan sahabatnya dalam kondisi apapun. Di tempat inilah, Bumi Kandung Setukpa Sukabumi, kami menemukan sahabat, saudara baru. Prawira Adi Pradhana," tulis pengunggah dalam video tersebut, seperti dilihat detikcom pada kamis (14/12/2023).
Video pendek itu berdurasi 1 menit 9 detik. Tampak seorang polisi dengan mata berkaca-kaca saat rekan-rekannya memakaikan pangkat perwira di pundaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi itu kemudian tampak terharu seraya menangis dan menundukkan kepala. Teman-temannya pun merangkulnya. Polisi itu bernama Ipda Syarifuddin, siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) asal Polres Sarmi, Polda Papua.
Syarifuddin yang sebelumnya menjabat Ps. Kasihumas Polres Sarmi ini kehilangan istri tercinta, Cendana Moloku, pada 27 November 2023. Cendana tutup usia dalam perawatan di RS Dian Harapan Jayapura Papua, saat Syarifuddin menempuh pendidikan perwira di Setukpa Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
"Saya bersama istri sudah 23 tahun menjalani rumah tangga dan mempunyai tiga orang putri. Almarhumah istri saya, Cendana Moloku, semasa hidupnya mendampingi saya ke manapun saya bertugas. Baik di polsek pedalaman yang dulunya terisolir, jauh dari kota, sampai bertugas di Polres Sarmi," jelas Syarifuddin.
Syarifuddin menyebut istrinya adalah sosok pekerja keras dan ibu rumah tangga yang mendedikasikan diri untuk keluarganya. "Dan almarhumah adalah seorang pekerja keras menjadi ibu rumah yang mana siang malam, bekerja untuk anak-anak dan suaminya," sambung Syarifuddin.
Istri Kecelakaan Sepekan Ditinggal Syarifuddin Sekolah
Syarifuddin menceritakan sepekan setelah dirinya menempuh pendidikan di Setukpa Sukabumi, anak bungsunya memberi kabar bahwa Cendana mengalami kecelakaan lalu lintas di Kampung Kasukwe, Distrik Sarmi Selatan, Kabupaten Sarmi. Cendana dalam kondisi tak sadarkan diri.
"Dirawat di Puskesmas Sarmi karena kondisi belum sadar, lalu dirujuk di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Namun kondisi almarhumah semakin kritis, dan dirujuk ke dokter (spesialis) syaraf di RS Dian Harapan untuk dilakukan operasi," cerita Syarifuddin.
"Setelah mendapat informasi tersebut, saya sebagai suami almarhumah melaporkan hal tersebut kepada danton pengasuh, Iptu Feri Firdaus. Agar saya sebagai siswa Setukpa mendapatkan izin khusus untuk menjenguk istri saya di Jayapura," tambah Syarifuddin.
![]() |
Syarifuddin bersyukur dirinya sempat mengurusi administrasi rumah sakit dalam rangka proses pra-operasi Cendana, kemudian menunggui Cendana hingga selesai operasi.
"Tapi setelah dilakukan operasi dan selama 6 hari saya mendampingi istri, kondisinya almarhumah belum sadar. Dan setelah itu saya kembali ke Jakarta karena izin khusus saya sudah habis," tutur Syarifuddin.
Saat hendak meninggalkan Jayapura, tepatnya di Bandara Timika, dia mendapat kabar Cendana sudah tutup usia. Dia pun urung kembali ke Setukpa, dan memperpanjang cuti untuk mengurusi pemakaman Cendana.
"Saya baru tiba di Bandara Timika, tepatnya pukul 11.30 WIT, mendapatkan kabar dari anak saya Amelia bahwa ibunya sudah pergi atau meninggal dunia. Saya telepon danton pengasuh Ton 3/A/II IPTU Feri. Saya mendapatkan izin khusus kembali ke Jayapura untuk mengurus jenazah almarhumah untuk di pemakaman di Ternate, tepatnya di Tobelo, Kampung Gamhoku," terang Syarifuddin.
Momen Pemasangan Pangkat Penuh Haru
Syarifuddin lalu mengungkapkan momen yang terekam dan viral di media sosial terjadi saat Pelantikan dan Malam Pasang Pangkat Baru Resimen Prawira Adhipradana di Setukpa. Rekan-rekannya memasangkan pangkat di pundaknya.
Hal itu membuat air mata Syarifuddin tak tertahan. Karena seharusnya Cendana lah yang memakaikan dia pangkat baru di pundak.
"Tanpa didampingi almarhumah saat Malam Pasang Pangkat Baru maupun pelantikan. Ketika saya tiba di Lemdik Sukabumi saya mendapat support dan dukungan dan doa-doa dari teman-teman Resimen Prawira Adhipradana, terutama Batalyon Darma Hartono, khususnya Peleton 3 /A/2," ucap Syarifuddin.
"Kami bersahabat, bahkan seperti saudara sendiri dan di momen penting pemasang pangkat baru, rekan saya Eko prasetio dan Kobul Wahyudi lah yang memasangkan pangkat baru saya saat malam pengantar tugas bersama teman yang lainnya," ujar Syarifuddin.
Simak keinginan terakhir mendiang istri Ipda Syarifuddin di halaman selanjutnya...
Ungkap Keinginan Mendiang Istri
Syarifuddin menerangkan ketiga anaknya bernama Anisah Rezkhi Olivia Sarifuddin , Dwi Putri Ramahyanti Syarifuddin, dan Amelia Lastri Apriani Syarifuddin. Dia berharap anak sulung dan anak tengahnya bisa menjadi polisi wanita.
"Keinginan almarhumah adalah ingin kedua putrinya menjadi anggota Polri (Polwan), dan saya sebagai suami menjadi seorang perwira. Walau apapun yang terjadi, dia tidak pernah menyerah dan selalu memberikan semangat dan dukungan serta doanya," tutur Syarifuddin.
"Sehingga melalui seleksi tahap demi tahap, kedua putri kami lulus terpilih dan sekarang ada pendidikan di Sepolwan Jakarta Selatan dan begitu juga dengan saya sendiri lulus terpilih PAG Gelombang II tahun 2023, dan saya melaksanakan pendidikan di Setukpa Polri," tambah Syarifuddin.
Syarifuddin menambahkan harapannya kepada pimpinan Polri terkait kedua putrinya, Anisah Rezkhi dan Dwi Putri, yang sedang pendidikan di Sepolwan Jakarta Selatan. Dia memohon agar kedua puterinya itu nantinya bisa ditempatkan di Polda Sumsel karena mereka sudah tidak ada ibu lagi di Papua.
Syarifudin mengatakan dirinya akan sulit mengawasi anaknya ketika bertugas, sedangkan di Lahat Sumsel masih ada bibi, saudara-saudaranya. Adanya keluarga di Sumsel diharapkannya bisa menjaga dan memotivasi kedua puterinya itu untuk terus bersemangat melanjutkan hidup dan mengabdi untuk negara.
"Sehingga bisa memotivasi anak-anak saya bisa bangkit dari musibah yang kami derita," ucapnya.
Kasetukpa Lemdiklat Polri Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto sendiri menyampaikan rasa belasungkawa atas musibah yang dialami Syarifuddin. Dia mendoakan agar Syarifuddin tabah dan ikhlas.
"Saya menyampaikan rasa belasungkawa yang sangat mendalam atas musibah yang dihadapi oleh Ipda Syarifudin dan mengharapkan agar yang bersangkutan tetap tabah dan ikhlas atas kepergian istri tercinta," ujar Brigjen Mardiaz.
![]() |
Untuk diketahui, 1.290 bintara mengikuti pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri dilantik menjadi perwira. Kasetukpa Lemdiklat Polri Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, di akhir masa pendidikan, mengucapkan selamat kepada para siswanya yang berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik.
"Harapan saya agar para perwira dapat mengaplikasikan seluruh pelajaran yang didapat selama dididik di Setukpa lemdiklat Polri," kata Brigjen Mardiaz kepada detikcom, hari ini.
"Harapan saya juga agar para perwira menjadi pemimpin lini terdepan dan manajer tingkat pertama yang beretika, berintegritas, profesional, presisi, dan unggul di dalam melaksanakan tugas pokok Polri didukung fisik yang samapta dengan memanfaatkan teknologi digital pada era police 4.0," imbuh dia.