Laila mengatakan saat ini, Balai RW tidak hanya melayani administrasi kependudukan (adminduk), tetapi juga sudah melayani pengurusan akta kelahiran, KTP, KK, akta kematian, dan seluruh layanan adminduk, serta izin mendirikan bangunan (IMB).
"Apresiasi untuk percepatan layanan yang mendekatkan ke masyarakat ini. Kami juga terus mendorong agar semua balai RW di Surabaya bisa menjadi kantor kedua Balai Kota untuk warga. Mengurus apa pun cukup di balai RW," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/12/2023).
Dia menyebutkan dari total 1.360 Balai RW di seluruh Kota Pahlawan, sebanyak 1.182 di antaranya tengah direnovasi atau direvitalisasi. Di samping itu, ia juga meminta agar revitalisasi gedung balai pertemuan dibarengi dengan peningkatan semangat kinerja aparatur Pemkot.
"Yang utama sebenarnya bukan revitalisasi gedungnya menjadi representatif dan nyaman. Tapi semangat aparaturnya melayani warga. Surabaya tidak boleh ada istilah klasik lama, kalau mudah harus dipersulit. Tidak boleh mindset seperti ini," tandasnya.
Laila menjelaskan saat dirinya juga ikut meresmikan Balai RW III Kendangsari, Kecamatan Tenggilis. Balai pertemuan ini tidak hanya mirip perkantoran, tapi juga bikin betah. Ia pun dibuat kaget menemukan Lurah Kendangsari berlama-lama di Balai RW tersebut.
"Lurah Pak Whisnu emoh muleh karena Balai RW-ne disebut nyaman. Dia juga pengen persoalan warganya tuntas di balai-balai RW. Semua staf kelurahan harus menyebar memberi layanan terbaik dan tercepat untuk warga," kata Laila.
Pimpinan DPRD Surabaya ini sepakat dengan semangat lurah tersebut. Apalagi, Laila yang juga tinggal di kelurahan yang sama kerap kali mendapat aspirasi dan curhatan warga terkait masalah-masalah sosial. Termasuk soal layanan yang mendekatkan kepada masyarakat.
Menurutnya, sudah terdapat banyak aplikasi di Pemkot Surabaya, termasuk aplikasi Sayang Warga yang ditujukan untuk memudahkan layanan. Sayangnya, belum semua warga menyadari akan hadirnya aplikasi tersebut. Beberapa warga di kampung masih lebih senang jika mendapatkan pelayanan dengan bertemu petugas secara langsung.
Lebih lanjut, Politisi perempuan PKB ini menyebut keberadaan Balai RW akan menjadi kantor Pemkot kedua bagi warga, untuk menyelesaikan segala persoalan. Bahkan di kampung inilah, persoalan yang sebenarnya bisa dilihat warga.
Dengan Balai RW ditambah petugas layanan yang berjaga, semua persoalan kampung dapat diselesaikan. Tak lagi hanya menjadi balai pertemuan, Laila menuturkan ke depannya Balai RW harus menyelesaikan persoalan kota. Hal ini disebutnya 'membangun kota dari kampung'.
Selain itu, Laila juga mendukung semangat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuntaskan stunting dan kurang gizi balita Surabaya. Ia menyebut keberadaan Balai RW dapat mengambil peran untuk melacak dan menuntaskan persoalan bayi stunting hingga ke akarnya.
Di akhir, ia menjelaskan tidak hanya melibatkan staf kelurahan, komponen kampung ada RT, RW, LPMK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH). Melainkan Pemkot juga memiliki ribuan tenaga outsourcing untuk menekan penuntasan stunting.
"Mereka para outsourcing ini harus diberdayakan untuk makin mempercepat melacak persoalan warga. Termasuk mempercepat penuntasan stunting," kata Laila.
Lihat juga Video 'Mengenal Google Bard, Layanan Canggih Berbasis AI':
(ega/ega)