Sejumlah pengungsi internasional di Rusunawa Desa Jemundo, Sidoarjo merusak kantor manajemen Apartemen Sederhana (Aparna) usai pemadaman listrik. Pihak pengelola memastikan bahwa para pengungsi ini bukan etnis Rohingya.
Dilansir detikJatim, sempat beredar di media sosial narasi yang menyebut perusak fasilitas kantor itu berasal dari etnis Rohingya. Namun, narasi ini telah dipastikan salah.
Kasubsi Ketertiban Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya mewakili Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri Kabupaten Sidoarjo, Wahyu Tri Wibowo memastikan pelaku perusakan bukan dari Rohingya, melainkan pengungsi dari negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan pengungsi etnis Rohingya, mereka pengungsi lain, jumlah mereka cuma lima orang. Selama ini pengungsi Rohingya cukup kooperatif dengan pemerintah dan bahkan, mereka tidak pernah berdemo," tegas Wibowo dilansir detikJatim, Minggu (10/12/2023).
Untuk diketahui hingga saat ini, total pengungsi di Rusunawa Puspa Agro tercatat sebanyak 297 orang dari berbagai macam negara. Antara lain Afghanistan, Somalia, Nigeria, Iran, Irak, India, Pantai Gading, Siera Leone, hingga Kamerun.
Dia melanjutkan, seusai kejadian tersebut, kepolisian setempat sudah mengondisikan lokasi. Para pengungsi itu juga sudah kondusif. "Sebelum listrik menyala, mereka sudah membubarkan diri dan sudah mulai kondusif sejak malam itu (Jumat)," lanjut Wibowo.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak juga 'Pengungsi Rohingya Terus Datang, Jokowi-Menkumham Angkat Suara':