Dilansir detikJatim, awalnya video perusakan itu viral di media sosial. Banyak narasi di video-video yang berseliweran di medsos menyebutkan bahwa pelaku perusakan adalah oknum pengungsi internasional.
Kasubsi Ketertiban Rudenim Wahyu Tri Wibowo membenarkan peristiwa tersebut. Perusakan kantor manajemen Aparna terjadi pada Jumat (8/12/2023) malam, sekitar pukul 19.15 WIB. Pengungsi memecahkan kaca pintu, jendela, dan pot bunga di sana.
"Memang benar adanya perusakan kantor manajemen Aprana di Rusunawa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo," kata Wibowo melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (9/12/2023).
Adapun ada 297 pengungsi berasal dari berbagai negara di pengungsian itu. Antara lain Afghanistan, Somalia, Nigeria, Iran, India, Pantai Gading, Siera Leone, Kamerun, hingga Myanmar. Sedangkan warga Rohingnya ada empat orang saja.
Sementara itu, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Herdaus mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan polisi terkait penyelidikan kasus perusakan yang terjadi pada Jumat (8/12) malam tersebut demi mengetahui siapa dan apa motif perusakan itu.
Herdaus menceritakan, sebelum perusakan itu, terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada Jumat (8/12), sekitar pukul 01.30 WIB, imbas kebakaran gudang logistik salah satu perusahaan marketplace di sebelah kiri area Pasar Puspa Agro.
"Jumat siang, para pengungsi protes kepada pengelola Aparna Puspa Agro karena listrik padam dianggap mengganggu aktivitas para pengungsi yang ditampung di Aparna Puspa Agro. Pihak pengelola mengupayakan recovery dengan cepat dan tepat dengan menyewa genset," ujar Herdaus dilansir detikJatim, Sabtu (9/12).
Peristiwa perusakan dengan cara pelemparan kaca kantor Aparna Puspa Agro itu berlangsung selama 15 menit. Para perusak berhenti beraksi setelah aliran listrik di penampungan itu kembali normal.
Baca berita selengkapnya di sini dan di sini.
Simak juga 'Jokowi soal Pengungsi Rohingya: Dugaan Kuat TPPO, Akan Ditindak Tegas':
[Gambas:Video 20detik] (rdp/imk)