Dalam acara itu, Jokowi sempat menyampaikan bahwa Indonesia telah dan terus bekerja keras mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih awal sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan, dan ketimpangan terus diturunkan secara signifikan, serta lapangan kerja yang terus tercipta. Jokowi juga menegaskan dengan segala keterbatasan, Indonesia terus menurunkan emisi karbon.
Antara 2020 - 2022, kata Jokowi, Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 42 persen dibandingkan dengan perencanaan Business as Usual pada 2015, antara lain melalui perbaikan pengelolaan Forest & Other Land Use (FOLU) serta mempercepat transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan.
Penyampaian pernyataan Nasional yang disampaikan oleh Jokowi tersebut pun menuai pujian. Dia mendapatkan apresiasi dari negara-negara lain.
Jokowi juga mendapat apresiasi dalam beberapa forum terkait pencapaian penurunan emisi, khususnya terkait dengan restorasi mangrove dan penurunan deforestasi. Untuk pertama kalinya, penyampaian National Statement COP UNFCCC dilaksanakan di dua ruang terpisah, dengan audiens yang terbagi dua. Selain itu juga, berbagai pertemuan side events dan pertemuan bilateral dihadiri oleh para delegasi pada saat yang sama.
Kemudian, dalam penyampaian National Statement di ruang Plenary Al Ghafat, Expo City Dubai, Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), Jumat (1/12) lalu, hanya kepala negara yang dapat masuk bersama dengan dua pendamping. Delegasi Indonesia hanya dihadiri oleh Jokowi didampingi oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, dan Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury.
Terkait dengan informasi yang menyebutkan terdapat delegasi lain yang melakukan walk-out adalah tidak benar sama sekali. Menteri LHK, Siti Nurbaya, menjelaskan dirinya dan wamenlu hadir di semua agenda Jokowi.
"Pengakuan internasional kepada RI sangat positif. Demikian pula pada pertemuan bilateral, yang mana, Sekretaris Jenderal PBB dan juga PM Norway memberikan apresiasi atas progress RI dalam inisiatif aktif serta kemajuan aksi iklim menurunkan emisi, khususnya dalam restorasi mangrove serta penurunan deforestasi yang siginifikan dalam beberap tahun terakhir hingga sekarang," ucap Siti.
Disebutkan tiap delegasi negara dipimpin kepala negara atau kepala pemerintahan, dan hanya didampingi oleh dua menteri. Siti menegaskan kabar adanya delegasi dan NGO yang walk out tidak benar sama sekali bahwa ada walk out atau NGO walk out.
"Memasuki ruang sidang bersama kepala negara juga dengan pengaturan yang ketat dalam sistem security PBB," ucap dia.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury juga mengungkapkan hal senada. Dia menyampaikan justru Presiden Jokowi mendapat apresiasi dalam beberapa forum terkait pencapaian penurunan emisi. (maa/aud)