Romo Budi: Budayawan Harus Jadi Suluh Pencerah, Jangan Memecah Belah

Romo Budi: Budayawan Harus Jadi Suluh Pencerah, Jangan Memecah Belah

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Des 2023 16:49 WIB
Romo Aloysius Budi Purnomo (dok istimewa).
Romo Aloysius Budi Purnomo (Foto: dok. istimewa)
Jakarta -

Rohaniwan Katolik yang dikenal sebagai budayawan interreligius, Romo Aloysius Budi Purnomo, menanggapi pernyataan seniman Butet Kartaredjasa, yang mengaku mendapat intimidasi terkait gelaran pentas teater bertajuk 'Musuh Bebuyutan' di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Jumat, 1 Desember 2023. Romo Budi menekankan seharusnya budayawan menjadi suluh pencerah peradaban kasih, bukan memecah belah.

"Janganlah kita gampang diadu domba oleh kepentingan politik praktis. Budayawan pun tidak boleh memecah belah, namun harus menjadi suluh pencerah peradaban kasih tanpa diskriminasi," kata Romo dalam keterangan pers tertulisnya, Rabu (6/12/2023).

Romo Budi menerangkan sejatinya budayawan memiliki marwah yang sudah tersemat di pundaknya untuk merangkul dan menebar kasih. Romo Budi mewanti-wanti jangan sampai urusan politik mengesampingkan martabat kebudayawanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Marwah budayawan itu tersemat di pundaknya, klaim terhadap otoritas peradaban kasih ekologis, pengetahuan, dan kebudayaan yang merangkul, bukan memukul, menebarkan kasih, bukan selisih. Itu amanat berat untuk menjadi berkat bagi masyarakat," ujarnya.

"Jangan sampai hanya karena urusan dukung mendukung di wilayah politik kekuasaan, marwah dan martabat kebudayawanan dikesampingkan. Eman-eman," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Romo Budi berpesan agar semua pihak mencerna segala informasi menjelang kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Romo Budi mengatakan provokasi dewasa kini mudah saja terjadi.

"Kalau benar telah terjadi intimidasi, saya turut prihatin dan sedih. Itu tidak boleh terjadi. Namun, dalam suasana semacam ini, provokasi dan disinformasi itu mudah terjadi. Karena itu, kita mesti jernih mencerna setiap informasi yang kita terima," terangnya.

Polri Persilakan Lapor

Diketahui sebelumnya, beredar kabar tentang dugaan intimidasi terkait gelaran pentas teater bertajuk Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki pada Jumat, 1 Desember 2023. Polri mempersilakan para pihak untuk melaporkan hal itu apabila benar terjadi.

Dalam pementasan itu, seniman Butet Kartaredjasa dan sastrawan sekaligus sastrawan Agus Noor turut terlibat. Ketika diwawancarai, Butet menjawab singkat.

"Bukan pelarangan, tapi intimidasi," kata Butet, Selasa (5/12).

Sedangkan Agus Noor melalui laman akun media sosial Instagramnya menyebutkan ada permintaan untuk menandatangani surat pernyataan. Isinya, disebut Agus Noor, agar pementasan itu tidak menyinggung isu politik.

"Pentas Musuh Bebuyutan produksi ke-41 Indonesia Kita. Selepas era Orde Baru, baru kali ini, sebagai penulis dan sutradara, saya merasakan ketegangan menjelang pementasan. Diminta untuk menandatangani surat pernyataan kalau lakon ini tak menyinggung isu politik. Hehe. Lelucon memang kerap mencemaskan kekuasaan. Padahal ini lakon biasa-biasa saja. Kisah sederhana. Kampung yang sedang mempersiapkan pemilihan Lurah Baru," tulis Agus Noor.

Baca halaman selanjutnya soal polisi dan pihak produksi nyatakan tidak ada intimidasi>>


Polisi dan Pihak Produksi Nyatakan Tak Ada Intimidasi

Polisi dan pihak produksi juga sudah menyatakan bahwa tidak ada intimidasi terkait gelaran pentas teater itu yang menampilkan Butet Kartaredjasa sebagai aktor utama serta sastrawan Agus Noor yang berperan sebagai penulis dan direktur artistik itu.

Dalam jumpa pers di Polsek Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12), hadir Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro, Wadirintelkam Polda Metro Jaya AKBP Niko Indrayana, dan Indah dari Sekretariat Kayan Production.

Kayan Production memiliki program bernama Indonesia Kita, dengan Butet Kartaredjasa diketahui sebagai salah satu pendirinya. Program Indonesia Kita inilah yang menggelar pentas teater bertajuk Musuh Bebuyutan tersebut.

Awalnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan peran kepolisian untuk membantu penyelenggaraan pentas agar lancar dan aman. Kemudian, Indah dari Kayan Production menyatakan tidak ada intimidasi saat pentas berlangsung.

"Hanya mau menyampaikan bahwa saya memang yang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian. Untuk pengurusannya, pada saat pengurusan surat pernyataan tersebut disampaikan ke kepolisian sebelum event. Lalu tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut, gitu aja," kata Indah.

Setelahnya, Wadirintelkam Polda Metro Jaya AKBP Niko Indrayana menjelaskan terkait perizinan acara yang digelar pada 1 dan 2 Desember di TIM itu. Niko menjelaskan, merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2017, ada tiga jenis kegiatan keramaian umum.

"Di mana dalam kegiatan keramaian umum tersebut antara lain, yang pertama, adalah kegiatan berupa keramaian. Yang kedua adalah kegiatan yang merupakan tontonan umum, dan ketiga adalah kegiatan yang berupa arak-arakan," kata Niko.

Dari ketiga jenis kegiatan masyarakat tersebut, sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2017 disebutkan bahwa kegiatan itu memerlukan surat izin dari pihak kepolisian. PT Kayan Production telah mengajukan proposal permohonan izin kegiatan tersebut pada 8 November 2023.

Halaman 2 dari 2
(whn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads