Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu gunung api yang masih aktif hingga kini. Secara administratif, gunung api yang juga dikenal dengan sebutan Marapi atau Berapi ini terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Pada 3 Desember 2023 lalu, Gunung Marapi di Sumbar mengalami erupsi. Akibatnya, beberapa wilayah di sekitar Gunung Marapi dilanda hujan abu vulkanik. Sejumlah pendaki juga menjadi korban. Data terkini, Gunung Marapi masih berstatus Waspada.
Menurut data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Gunung Marapi tercatat telah mengalami aktivitas vulkanik berulang kali sejak tahun 1800-an, hingga terbaru pada Desember 2023. Berikut profil Gunung Marapi di Sumbar yang sempat mengalami erupsi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Gunung Marapi di Sumbar
Dikutip dari laman resmi Pemprov Sumbar, Gunung Marapi secara administratif berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Namun jika secara geografis, lokasi Gunung Marapi terletak di antara wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang, Sumatera Barat.
Gunung Marapi merupakan gunung api paling aktif di Sumatera Barat. Gunung Marapi ini memiliki ketinggian mencapai 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Marapi adalah tipe gunung api Strato Vulkanik, yang artinya tubuh gunung api ini dibangun oleh akumulasi perulangan hasil letusan yang terjadi.
Jalur pendakian yang biasa digunakan untuk melakukan pendakian adalah dari jalur Koto Baru. Di Gunung Marapi terdapat monumen bersejarah Tugu Abel. Monumen Tugu Abel Gunung Marapi ini merupakan monumen yang didirikan untuk memperingati kepergian seseorang yang bernama Abel pada 1992 silam.
Karakter Letusan Gunung Marapi
Menurut data Pemprov Sumbar, karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan eksplosif dan efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun. Aktivitas Gunung Marapi tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur ke barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.
Tercatat bahwa sejak awal tahun 1987 sampai sekarang letusan Gunung Marapi bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek. Letusan Gunung Marapi biasanya disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.
Aktivitas Gunung Marapi Sumbar
Secara rutin aktivitas Gunung Marapi di Sumbar dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pemantauan aktivitas kegempaan di Gunung Marapi diamati secara terus menerus dengan menggunakan seismograf satu komponen bersistem pancar (RTS) model PS-2.
Adapun dalam upaya Mitigasi Bencana Gunung Api dilakukan pemantauan visual dan kegempaan secara menerus yang berhubungan dengan gejala vulkanik Gunung Marapi. Pengamatan visual dipantau secara menerus dari pos Pengamatan Gunung Marapi.
Sejarah Letusan Gunung Marapi
Masih dilansir laman Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, aktivitas vulkanik Gunung Marapi pertama kali tercatat pada tahun 1807, ketika mengeluarkan asap vulkanik. Adapun letusan pertama kali Gunung MArapi di Sumbar yang tercatat pernah terjadi pada tahun 1822.
Selain itu, tercatat pula bahwa sejak tahun 1800-an hingga terakhir pada 3 Desember 2023, Gunung Marapi di Sumatera Barat telah mengalami aktivitas vulkanik sebanyak lebih dari 50 kali. Di tahun 2023 sendiri, Gunung Marapi pernah erupsi dua kali, di Januari dan Desember ini.
Demikian pemaparan profil Gunung Marapi, gunung api tipe A jenis Strato Vulkanik yang masih aktif di Sumatera Barat hingga kini. Aktivitas terbaru Gunung Marapi sempat mengalami erupsi pada 3 Desember 2023 lalu.
Simak Video 'Keluarga Ungkap Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi Haus-Tak Bisa Jalan':