Sudirman Said Luncurkan Buku 'Bergerak dengan Kewajaran' soal Pentingnya Etik

Sudirman Said Luncurkan Buku 'Bergerak dengan Kewajaran' soal Pentingnya Etik

Muhammad Fardan Kaftaro - detikNews
Kamis, 30 Nov 2023 20:27 WIB
Sudirman Said dengan bukunya β€˜Bergerak dengan Kewajaran (M Fardan/detikcom)
Foto: Sudirman Said dengan bukunya 'Bergerak dengan Kewajaran' (M Fardan/detikcom)
Jakarta -

Eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said merilis sebuah buku berjudul 'Bergerak dengan Kewajaran: Antologi kedua Pemikiran Sudirman Said'. Dia menekankan etik seharusnya diutamakan dalam kepemimpinan.

"Jadi, kewajaran itu artinya kepatutan, kepantasan, dan itu adalah kembali pada standar etik yang bagi saya itu adalah standar tertinggi terutama dalam urusan kepemimpinan," kata Sudirman saat peluncuran buku di Teater Salihara, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

Sudirman pun menyoroti bahwa saat ini kepatutan mulai sering ditinggalkan. Ia meyakini norma tertinggi adalah etik dan hal tersebut berkaitan dengan kepatutan atau kepantasan soal bagaimana seseorang berperilaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari apa yang saya tulis, saya alami, saya kerjakan, kita ingin selalu menjaga kepatutan yang menurut hemat saya ini mulai sering ditinggalkan. Orang berpikir legalistik seolah-olah aturannya boleh, aturannya tidak melarang, maka dikerjakan," ungkapnya.

Dalam konteks bernegara, ia menyampaikan kenyataannya banyak aturan yang diubah demi kepentingan segelintir pihak. Dengan demikian, menurut Sudirman, saat ini standar kepatutan begitu perlu untuk menjaga bangsa Indonesia bergerak semakin maju.

ADVERTISEMENT

"Dalam kenyataannya betapa banyak aturan-aturan bahkan konstitusi pun diubah untuk kepentingan diri dan keluarga," ucapnya.

"Jadi ini satu pesan kepada publik para penyelenggara negara, bahwa pada akhirnya standar kepatutan itu yang diperlukan untuk menjaga bangsa ini makin maju, makmur, makin adil," lanjutnya.

Sudirman berpesan, melalui buku ini, kepada pemimpin yang memiliki pengaruh. Menurutnya, pemimpin formal maupun informal harus menjaga kewajaran, yaitu kepatutan etik.

"Nah, karena itu memang kita ingin menyuarakan, barang siapa dalam posisi kita punya pengaruh apakah itu kepemimpinan formal, apakah itu orang-orang yang selalu dilihat banyak orang, maka harus selalu menjaga kewajaran," tuturnya.

Sudirman juga menceritakan proses pembuatan buku ini saat dirinya sudah tidak lagi menjadi Menteri ESDM. Dia menggunakan bahasa yang lebih halus untuk menghindari tren sakit hati yang identik dengan orang di luar pemerintahan.

"Kenapa ketika di luar lebih slow, tentu saja ada faktor psikologis, saya tidak ingin masuk dalam track atau tren sakit hati loh sehingga marah-marah terus, kan begitu kan, jadi saya memang mencari diksi yang lebih soft, dan mungkin karena sudah tua, tetapi juga ada takutnya juga," ucapnya.

Sudirman kemudian menjelaskan alasannya meluncurkan buku pada saat situasi kampanye Pemilu 2024. Dia mengaku penyelesaian buku sebenarnya telah lama dilakukan, tetapi baru dilaksanakan saat ini.

"Nggak, ini baru sempat aja. Sebenarnya sudah cukup lama dikumpulkan oleh rekan saya, Mas Agus Muhammad. Jadi karena itu perlu dipersiapkan dengan baik, disampaikan pengantar kan tadi epilog segala macam, terus kebetulan baru sempat karena kepinginnya tahun ini," ujarnya.

Ia pun berencana mengirimkan buku tersebut kepada 3 pasangan capres-cawapres nantinya.

"Enam orang itu hampir semuanya kenal ya. Bisa jadi saya kirim. Tapi yang nggak saya kenal deket kan Mas Gibran ya. Pak Prabowo pernah saya bantu, nanti saya kirim. Pak Ganjar tentu saja pernah berkontestasi bersama, Kak Mahfud kita sangat dekat, Anies dan Muhaimin juga apalagi sangat dekat. Nanti kita kirimin," pungkasnya.

(azh/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads