Kisah 3 Pahlawan Perjuangkan Kemanusiaan untuk Palestina

Kisah 3 Pahlawan Perjuangkan Kemanusiaan untuk Palestina

Tim berbuatbaik.id - detikNews
Kamis, 30 Nov 2023 09:52 WIB
Motaz Azaiza
Motaz Azaiza (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Sahabat Baik, tahukah kamu bahwa setiap 29 November diperingati sebagai Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina atau International Day of Solidarity with the Palestinian People. Penetapan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina ini ditetapkan oleh PBB sejak tahun 1977.

Seperti diketahui, perang Palestina dan Israel masih berkecamuk dan kini memasuki fase gencatan senjata dan pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak. Situasi ini juga memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.

Selama perang berlangsung, ada orang-orang hebat yang berdiri tegak untuk negara mereka. Berdedikasi dan totalitas menjalankan profesi mereka atas nama kemanusiaan. Dalam gelap dan kesedihan akibat perang, para pahlawan ini berikan secercah cahaya dan harapan. Siapa saja mereka? Simak ulasan berikut dikutip dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnalis: Motaz dan Plesdia

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 46 jurnalis Palestina telah terbunuh. Mereka mengorbankan diri mereka untuk tetap menjadi yang terdepan memberikan kabar Palestina kepada dunia.

ADVERTISEMENT

Salah satu jurnalis yang kini mendapat sorotan dunia adalah Motaz Azaiza. Pria berumur 24 tahun ini menjadi mata dunia dengan menangkap gambar dampak serangan Israel. Fotografer Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) tersebut juga secara aktif mengabarkan kepada dunia melalui media sosial hingga kini Motaz memiliki 15 juta pengikut Instagram.

Motaz AzaizaMotaz Azaiza (Foto: Instagram @motaz_azaiza)

Motaz tetap teguh menjalankanprofesinya meski pihak oposisi berusahamembungkamnya dengan berbagai cara, seperti ancaman pembunuhan bahkan ditawari kekayaan dan kekuasaan. Atasdedikasinya selama perang, Majalah GQ Timur Tengah menobatkanMotazAzaiza sebagai 'Man of the Year'.

Hal yang sama dilakukan wartawan perempuan Palestina, Plestia Alaqad. Jurnalis berusia 22 tahun ini bahkan nyaris kehilangan nyawa saat rumahnya menjadi sasaran pengoboman.

Tenaga Medis: Dr. Sara Al-Saqqa

Jasa paramedis mengobati korban perang tentu menjadi hal yang tak boleh terlupakan. Meninggalkan keluarga, mereka sekuat tenaga tetap menjalankan tugas bahkan di bawah reruntuhan rumah sakit sekalipun.

Dr. Sara Al-SaqqaDr. Sara Al-Saqqa (Foto: al jazeera)

Seperti yang viral beberapa waktu lalu, tangis pilu seorang dokter di Palestina melihat anaknya tewas terkena serangan bom, padahal dia sendiri tengah mengobati korban perang lainnya. Lainnya lagi, adalah Dr. Sara Al-Saqqa yang juga dinobatkan sebagaiBBC 100 Women of 2023.

Lewat akun Instagramnya, Dr Sara untuk membagikan pengalamannya menangani pasien di tengah kekurangan listrik, bahan bakar, air dan makanan, mereka tetap berjuang sekuat tenaga. Sebab tak ada pasokan obat, bahkan para dokter harus memberikan tindakan medis tanpa obat bius.

Relawan: MER-C

Indonesia adalah negara yang mendukung secara penuh perjuangan Palestina. Oleh karena itu, sejak dulu Indonesia rutin mengirimkan relawannya. Salah satunya yang bertugas di RS Indonesia.

Dilansir dari laman resmi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, setiap pergerakan keluar masuk di RS Indonesia pasti diiringi oleh tembakan tentara Israel karena Israel menyebut tempat ini sebagai salah satu markas Hamas.

Lebih jauh lagi bahkan Israel mengepung RS ini dan membombardirnya hingga bangunannya runtuh. Sebanyak tiga relawan dari MER-C Indonesia, yaitu Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi, sempat dikabarkan kehilangan kontak selama 11 hari. Kini, mereka telah dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza Utara ke Rafah, Gaza Selatan.

Tiga relawan MER-C Indonesia di Gaza hilang kontakTiga relawan MER-C Indonesia di Gaza hilang kontak (Foto: Dok. MER-C Indonesia)

Meski situasi memburuk terjadi di RS Indonesia, staf medis masih bersikeras tetap tinggal untuk merawat korban luka-luka.

Di Hari Solidaritas Terhadap Rakyat Palestina ini, mereka berjasa dan memberikan inspirasi bahwa kemanusiaan di atas segala-galanya. Dedikasi terhadap profesi mereka pun menjadi cerminan kebajikan yang tak pernah putus.

Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina menjadi momentum untuk terus mendukung perdamaian di Palestina. Sahabat Baik, perjuangan mereka masih panjang. Mari kita ambil waktu sejenak untuk mendoakan mereka agar lepas dari nestapa.

Jangan lupa juga untuk terus berbagi dan memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya dengan Donasi di berbuatbaik.id. Tanpa perlu khawatir ada potongan, donasi kamu dijamin 100% pasti tersalurkan.

(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads