Leading By Example, Ini Upaya Indonesia Ajak Dunia Jaga Lingkungan

COP28 Dubai

Leading By Example, Ini Upaya Indonesia Ajak Dunia Jaga Lingkungan

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 29 Nov 2023 10:53 WIB
Ridwan Kamil hingga Siti Nurbaya Raih Penghargaan detikcom Awards 2023
Foto: Menteri LHK Siti Nurbaya (Ari Saputra)
Jakarta -

Indonesia telah membuktikan kemajuan signifikan salam aksi menjaga perubahan iklim. Indonesia terus konsisten mengajak dunia mencintai lingkungan dengan contoh konkret.

"Leading by example Indonesia telah muncul pada COP 26 Glasgow tahun 2021 dengan agenda FOLU Net Sink yang saat ini telah menjadi referensi internasional juga; dan kembali leading by example akan muncul pada COP 28 tahun 2023 dengan agenda penurunan emisi GRK dari sektor energi melalui agenda dekarbonisasi dan JETP yang telah dirintis sejak Presidensi G20 Indonesia," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kepada wartawan di Dubai, Rabu (29/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi para pihak konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim (Conference of the Parties 28, COP-28) digelar di Dubai,Uni Emirat Arab, pada 30 November-12 Desember 2023 di Dubai Expo. Beberapa aksi iklim yang konsisten dilakukan Indonesia antara lain di bidang pengelolaan mangrove Indonesia sebagai Presidensi G20 telah menginisiasi World Mangrove Center di Bali.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, Indonesia mendirikan Mangrove Information Center (MIC) kerja sama Jepang, dan Mangrove Research Center sebagai pengembangan kerja sama MoU inisiatif Pemerintah PEA dan Indonesia. Demikian pula Mangrove Hub dengan kerja sama Jerman. Semuanya berpusat di Bali sebagai World Mangrove Bali Centre Grand Park," kata Menteri Siti Nurbaya.

Dalam rehabilitasi hutan dan lahan, Indonesia telah membangun 6 unit persemaian skala besar seperti Mentawir dengan kapasitas 15-16 juta bibit; persemaian Rumpin dengan kapasitas 5-6 juta bibit; dan persemaian mangrove di Bali dengan kapasitas 5-6 juta bibit. Demikian pula di Toba, Likupang dan Labuan Bajo, serta segera menyusul Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Mandalika-Nusa Tenggara Barat.

"Implementasi komitmen Indonesia dilakukan mulai dari tingkat tapak, subnasional, nasional, regional, dan global dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan yang berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK. Didukung pendirian ASEAN Center for Transboundary Haze Pollution Control, penggalangan ASEAN Joint Statement on Climate Change for COP28, dan pelaksanaan Community-based Development Program di ASEAN," papar Menteri Siti.

Indonesia juga telah berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan serta penurunan deforestasi sangat rendah sebesar 104 ribu Ha tahun 2022. Selain itu, Indonesia telah meluncurkan program pendanaan iklim Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mewujudkan target ambisius transisi energi di Indonesia. JETP dioptimalkan sebagai salah satu jembatan Indonesia dalam mendorong transisi energi sesuai dengan komitmen yang sudah tertuang dalam target Enhanced NDC (ENDC). Juga sebagai upaya Indonesia mencapai net zero emission di 2060 atau lebih cepat.

"Fakta lapangan juga menunjukkan Indonesia telah melakukan implementasi PLTS secara luas di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 Mega Watt Peak (MWp) dan akan mencapai 500 MWp. Pada pertemuan APEC telah dilaksanakan kerjasama internasional untuk hal ini. Selain itu juga Indonesia menyiapkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara," sambungnya.

Implementasi FOLU Net Sink 2030 juga sudah berjalan dengan basis pengurangan emisi dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation (REDD+). Pemerintah Indonesia telah mendapatkan pengakuan global atas keberhasilannya dalam mengurangi emisi GRK dari REDD+, antara lain dari Green Climate Fund, Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF), dan pembayaran kontribusi oleh Pemerintah Norwegia.

"Pencapaian ini menunjukkan respon Indonesia yang dinilai cukup mengesankan terhadap ancaman perubahan iklim, sekaligus menjadi wujud meningkatnya kepercayaan dalam negeri dan dunia internasional. Pada saat ini komitmen pembayaran Result-Based Payment (RBP) telah mencapai 339 Juta USD yang berasal dari GCF, World Bank dan Norwegia," kata Menteri Siti.

Presiden Norwegia direncanakan akan melaporkan kontribusi Pemerintah Norwegia serta mendeklarasikan komitmen kontribusi baru pada kesempatan bilateral dengan Presiden Jokowi disela-sela agenda COP 28. Dengan demikian pembayaran kontribusi Norwegia dalam RBP ini akan mencapai 156 Juta USD (sebagai kontribusi I dan II).

"Dana RBP ini diatur dan disampaikan kepada daerah-daerah sebagai imbalan prestasi kerja daerah dalam aksi iklim. Tercatat seluruh provinsi di Indonesia akan menerima dana RBP dan saat ini terbesar diterima oleh Kalimantan," pungkasnya.

(van/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads