TAS & HB I Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Kamis, 09 Nov 2006 11:09 WIB
Jakarta - Sehari sebelum perayaan Hari Pahlawan 10 November, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan tanda kehormatan Republik Indonesia kepada 9 orang yang dianggap berjasa kepada Tanah Air.Upacara penganugerahan digelar di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (9/11/2006). Penganugerahan ini ditetapkan dalam Keppres No 085/TK/2006 tertanggal 3 November 2006.Gelar Pahlawan Nasional disertai Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipurna diberikan kepada alm Sri Sultan Hamengkubuwono I, tokoh perjuangan dari DIY. Sementara gelar Pahlawan Nasional disertai Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana dianugerahkan kepada 6 orang, yaitu KH Noer Ali, ulama asal Bekasi, Jawa Barat, yang aktif dalam organisasi Masyumi dan ikut mendirikan Laskar Rakyat.Kedua, alm Raden Mas Tirto Adhi Soerjo, dokter asal Bogor, Jawa Barat, yang ikut merintis pertumbuhan dan perkembangan pers nasional. Raden Mas Tirto Adhi Soerjo yang biasa menuliskan namanya dengan inisial TAS, lahir di Blora tahun 1880. TAS menerbitkan surat kabar Soenda Berita pada tahun 1903. Inilah surat kabar pribumi pertama yang berbahasa Melayu yang dimodali, dicetak, ditangani oleh pribumi. Setelah mengelilingi Hindia Belanda, TAS menetap di Bogor. Ketiga, alm H Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng, tokoh perjuangan dari Sulawesi Selatan.Keempat, alm Opu Daeng Risadju, tokoh perjuangan perempuan dari Sulawesi Selatan. Kelima, alm Andi Sultan Daeng Radja, tokoh Sumpah Pemuda dari Sulawesi Selatan. Keenam, alm Izaak Huru Doko, mantan Menteri Pengajaran tahun 1950 dan Wakil Perdana Menteri di masa RIS.Selain itu gelar pahlawan nasional diserahkan kepada alm DR Mr H Teuku Moehammad Hasan, mantan Gubernur Sumut tahun 1945 dan menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri merangkap Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan periode tahun 1948-1949.Muhammad Isa al-Anshary, ulama asal Jawa Barat yang ikut aktif dalam perjuangan revolusi melawan pendudukan Belanda dan gerakan komunisme turut mendapat Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama.Tanda penghargaan ini diberikan kepada ahli waris. Untuk Sri Sultan Hamengkubuwono I diserahkan kepada Sultan HB X, yang tampak hadir bersama istrinya, Ratu Kanjeng Hemas. Sejumlah menteri turut hadir di dalam upacara tersebut.
(fjr/nrl)











































