Ketua KPU Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Hayu Vandy digeruduk sejumlah warga saat bertamu ke rumah seorang wanita berinisial OD yang diketahui berstatus janda. Warga mengira terjadi tindakan asusila, hingga polisi turun tangan.
Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Luwu Utara pada Jumat (24/11/2023) sekitar pukul 13.00 Wita. Hayu Vandy pun buka suara dan membantah adanya tindak asusila maupun penggerudukan. Berikut hal-hal yang diketahui:
1) Kronologi Awal Mula Peristiwa
Kasat Reskrim Polres Luwu Utara AKP Joddi Titalepta menjelaskan awal mula peristiwa. Warga saat itu baru saja pulang dari masjid usai melaksanakan salat Jumat dan melihat kendaraan HV di depan rumah OD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya langsung ke lokasi setelah salat Jumat. Saat itu warga setempat sudah banyak berkumpul," ujar AKP Joddi Titalepta kepada wartawan, dilansir detikSulsel, Sabtu (25/11/2023).
AKP Joddi mengatakan banyak warga berkerumun di depan rumah wanita OD yang diketahui berstatus janda, dan mereka mengira ada sesuatu hal yang tidak terpuji. Polisi yang khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan lantas mengevakuasi Ketua KPU Luwu Utara tersebut.
"Usai salat Jumat yang bersangkutan (Ketua KPU) berada di ruang tamu di rumah OD yang berstatus janda lalu datang warga mereka mengira bahwa ada sesuatu yang terjadi. Khawatir makin banyak orang karena berpikir ada kejadian apa sehingga dia diamankan ke rumah ustaz," ungkapnya.
2) Bantah Ada Tindak Asusila
Kasat Reskrim Polres Luwu Utara AKP Joddi Titalepta menjelaskan memang tidak ada hal-hal aneh antara Ketua KPU Luwu Utara Hayu Vandy dan OD. Dia menyebut keduanya memang teman kantor.
"Yang bersangkutan dan perempuan OD itu satu kantor, jadi alasan ke sana itu karena ada urusan dan hanya mampir, sementara duduk di ruang tamu, warga tiba-tiba datang karena melihat mobil HV," jelasnya.
AKP Joddi juga menanggapi isu Hayu Vandy dan OD dinikahkan setelah digeruduk oleh warga. Menurut dia, isu tersebut tidak benar karena orang tua dari perempuan OD tak setuju.
"Orang tua perempuan mengatakan bahwa jika dinikahkan, itu berarti mereka dianggap bersalah dan berbuat hal yang tidak terpuji," bebernya.
Sementara itu, Ketua KPU Luwu Utara, Hayu Vandy menyangkal dirinya berbuat hal yang tidak terpuji. Dia menegaskan hanya mampir makan siang.
"Saya hanya singgah untuk makan siang dan akan mengambil paket di tempat teman. Kemudian, saya sempat silaturahmi ke Pak Haji Ramlan, berdiskusi dan mendapatkan petuah darinya," ujarnya kepada wartawan, dilansir detikSulsel, Sabtu (25/11/2023).
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
3) Ketua KPU Luwu Utara Buka Suara
Ketua KPU Luwu Utara Hayu Vandy menjelaskan dirinya tidak digeruduk. Menurutnya warga yang datang memintanya untuk ke kediaman salah satu tokoh agama yang tak jauh dari rumah tersebut.
"Saya tidak digerebek, memang ada warga yang datang meminta saya ke kediaman tokoh agama. Di sana kami berdiskusi, klarifikasi, serta mendengarkan nasehat dan petuah beliau," ungkapnya..
Terkait isu digeruduk lalu dinikahkan dengan perempuan berinisial OD, Hayu menjelaskan bahwa isu tersebut tidak benar. Hayu turut mengaku tidak melakukan tindakan asusila.
"Saya di sana siang bolong setelah shalat Jumat, saya mampir dengan kondisi pintu terbuka dan pada saat itu OD yang juga rekan saya berada di luar teras rumah, dan tidak ada pernikahan karena orang tua kedua belah pihak tidak sepakat. Kalau dinikahkan berarti membenarkan tuduhan-tuduhan orang," jelasnya.
4) Klasifikasi: Ngaku Mau Ambil Paket
Ketua KPU Luwu Utara Hayu Vandy menjelaskan bahwa dirinya berada di rumah wanita OD untuk mengambil sebuah paket kiriman dan bertepatan jam makan siang. Saat warga datang dirinya sedang berada di ruang tamu, sementara OD berada di teras rumah.
"Saya hanya singgah untuk makan siang dan akan mengambil paket kiriman siang bolong setelah salat Jumat. Saya mampir dengan kondisi pintu terbuka dan pada saat itu OD yang juga rekan saya berada di luar teras rumah," jelasnya.
"OD adalah rekan kerja saya, rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari kantor. Sebagai manusia biasa pastinya saya akan bersosialisasi dan membangun relasi dengan orang lain atau suatu kelompok selama dalam batas kewajaran, dan norma-norma yang berlaku," tambahnya.