Warga Curhat soal Tawuran, Kapolresta Magelang Tingkatkan Pembinaan

Jumat Curhat detikPagi

Warga Curhat soal Tawuran, Kapolresta Magelang Tingkatkan Pembinaan

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 24 Nov 2023 11:50 WIB
Jumat Curhat detikPagi bersama Kapolresta Magelang Kombes Ruruh
Jumat Curhat detikPagi bersama Kapolresta Magelang Kombes Ruruh (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Warga Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, mengadukan terkait masalah tawuran pelajar yang membuat resah kepada Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono. Ruruh menyebut pihaknya melakukan pembinaan hingga penegakan hukum.

Curhatan itu disampaikan warga bernama Eddy Yusuf dalam program Jumat Curhat detikPagi, Jumat (24/11/2023). Eddy menyebut tawuran itu bahkan menggunakan senjata tajam.

"Maraknya tawuran pelajar di wilayah Muntilan, Kabupaten Magelang, ini menurut kami tawuran sangat meresahkan karena menggunakan senjata tajam," kata Eddy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eddy menyebut anak-anak yang terlibat tawuran itu juga mengkonsumsi minuman keras. Dia pun bertanya-tanya dari mana anak itu mendapatkan minuman keras.

"Yang anak-anak itu tawuran itu karena miras, usia pelajar mendapatkan miras itu kelihatannya kok mudah. Itu saya berbincang-bincang dengan masyarakat," katanya.

ADVERTISEMENT

Kapolresta Magelang Kombes Ruruh kemudian memberikan tanggapan. Ruruh menyebut Muntilan merupakan salah satu kecamatan yang padat penduduk di Kabupaten Magelang.

"Jadi dinamika gangguan kamtibmasnya cukup tinggi, kaitannya dengan tawuran pelajar memang tidak hanya di Muntilan, ada di beberapa daerah, dan menurut data kita, selama tahun 2023 ada 15 kasus tawuran antarpelajar," kata Ruruh.

Ruruh menyebut pelajar yang diamankan saat tawuran itu dilakukan pembinaan. Sebagian lainnya diproses hukum.

"Itu kita sudah sebagian kita lakukan pembinaan, di luar itu ada yang kita proses karena pelakunya, masih di bawah umur, anak berkonflik dengan hukum. Jadi ada kurang lebih 25 anak berkonflik dengan hukum, korbannya kurang lebih 6 orang, bisa lebih dari itu," tuturnya.

Ruruh menyadari bahwa anak-anak masih mencari jati dirinya. Namun, menurutnya tindakan tawuran itu meresahkan masyarakat.

"Jadi memang anak-anak sekolah ini kita tahu kan mereka euforia mencari jati diri, namun meresahkan masyarakat yang lain. Apalagi orangtua bahkan mereka tidak tahu, kadang-kadang malam teman-temannya, setelah pulang sekolah mereka juga merencanakan, apalagi dengan kemajuan teknologi yang sekarang ini mereka punya media sosial yang bisa untuk media... berkonflik dengan kelompok lain, menantang satu sama lain, kemudian menggerakkan satu sama lain," katanya.

Lebih lanjut, Ruruh menambahkan berbagai upaya dilakukan oleh kepolisian untuk mencegah terjadinya tawuran. Salah satunya melakukan sosialisasi ke sekolah.

"Selama ini kita sudah melakukan berbagai upaya, kita mengundang seluruh kepala sekolah di tingkat SMP, SMA. Kemudian ketika ada permasalahan kita panggil orang tua, kita panggil kepala sekolah, kita panggil unsur pemerintahan kepala desa, supaya ini bukan cuma tanggung jawab kepolisian saja, jadi semua pihak terkait," sebut dia.

"Kita tidak sewenang-wenang penegakan hukum, kita panggil orang tuanya, kita lakukan pembinaan, kita ingatkan, karena mereka statusnya rata-rata pelajar, jadi tindakan tidak melebihi batas kita upayakan mereka, supaya lebih baik ke depan," lanjutnya.

Simak juga 'Polisi Ajak Warga Antisipasi Hoax Jelang Pemilu 2024':

[Gambas:Video 20detik]



(lir/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads