Mengembangkan desa wisata tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, pengembangan 'instan' bukan lah hal yang mustahil diwujudkan seperti yang dilakukan oleh Desa Palaes di Kecamatan Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, desa yang kaya akan potensi mangrove, mata air, pertanian, dan perkebunan ini gencar melakukan pengembangan. Didorong oleh Kepala Desa yang akrab disapa sebagai Hukum Tua Palaes, J Grace Morong, wajah desa ini dipermak untuk menjadi desa wisata.
Grace mengungkapkan sejak pertama kali dilantik sebagai kepala desa, pihaknya memiliki visi dan misi untuk mengembangkan Desa Palaes sebagai desa wisata mengingat kayaknya potensi wilayah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pertama-tama menggunakan dana desa tahun 2021 untuk mengembangkan trekking mangrove. Kemudian banyaklah lobi-lobi ke dinas, ke kementerian. Banyak link juga yang bisa dihubungi, sehingga ada datang bantuan-bantuan," ungkap Grace saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
Adapun salah satu bentuk lobi yang dimaksud ialah dengan aktif mengikuti event yang berkaitan dengan desa wisata. Beberapa di antaranya ialah Lomba Anugerah Desa Wisata dari Kemenparekraf hingga Program Desa BRILian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
"Jadi setiap ada event-event kita orang berusaha ikut. Dengan keterbatasan (dahulu) belum sebagus ini, kitorang tetap bersama-sama dengan pemerintah, BPD, stakeholder yang ada berupaya untuk ikut event," ujarnya.
Upaya Desa Palaes untuk 'memermak' potensi menjadi desa wisata yang dibarengi dengan keaktifan untuk ikut serta di berbagai event ini pun sukses membuat Desa Palaes menggaet perhatian berbagai pihak. Menurutnya, melesatnya pengembangan desa wisata ini pun dipengaruhi juga oleh kerja sama dengan berbagai pihak, dari perangkat desa, pemerintah pusat, hingga perbankan.
"Mereka bilang 'Aduh Hukum Tua, semua masih jalan ini sudah lari'. Karena dari stakeholder yang ada semua orang ini nggak ada istilah nggak sejalan. Jadi semuanya sejalan, maka cepatlah pembangunan. Banyaklah berkat-berkat yang masuk," ucapnya.
Ia menjabarkan sejumlah bantuan yang pernah diterima pihaknya untuk pengembangan desa. Misalnya, dari pemerintah pusat seperti Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Desa PDTT, Kemenparekraf, KLHK, dan masih banyak lagi.
Ada juga bantuan program CSR dari perusahaan BUMN, hingga bantuan dari Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VIII (atau Lantamal VIII) Manado untuk pengembangan Kampung Bahari Nusantara. Bahkan, pengembangan wisata mangrove Desa Palaes juga sempat dilirik pihak mancanegara, yakni dari negeri ginseng Korea Selatan.
![]() |
Tak ketinggalan, Desa Palaes juga menggaet perhatian pihak perbankan dengan mengikuti Program Desa BRILian dari BRI. Pada tahun 2022 lalu, Desa Palaes pun berhasil meraih Juara 3 Desa BRILian Se-Indonesia Timur.
"Itu sangat membanggakan bagi kami pemerintah desa dan seluruh masyarakat desa, di mana kami bisa dipilih sebagai juara Desa BRILian," kata Grace.
Grace menilai terpilihnya Desa Palaes menjadi Desa BRILian turut membantu pengembangan desa wisata yang terbilang cepat dalam waktu 3 tahun ini. Menurutnya, ada berbagai bantuan yang masuk ke desa, seperti beasiswa untuk anak-anak berprestasi, bantuan uang tunai Rp 7,5 juta untuk dikelola BUMDes, hingga bantuan 400 bibit alpukat dari program BRI Menanam yang dibagikan ke setiap warga desa.
Peran serta perbankan untuk ikut mengembangkan desa wisata ini pun terlihat dari upaya BRI menggenjot berbagai layanannya di Desa Palaes. Misalnya, layanan transaksi keuangan yang menggandeng Agen BRILink dan Mitra UMi.
"Menggandeng Agen BRILink sebagai partner BRI untuk menjangkau masyarakat di desa agar transaksi keuangan mereka bisa dilakukan tanpa harus jauh-jauh lagi ke bank. Juga punya Mitra UMi untuk melayani masyarakat yang memerlukan kredit cepat yang skala pinjamannya Rp 10 juta, jangka waktunya tak terlalu panjang yaitu 6 bulan," ujar Mantri BRI Unit Likupang Alter Octavianus Sengkey.
Kemudahan transaksi keuangan ini turut menjadi stimulus, terutama dalam menyediakan permodalan bagi masyarakat desa. Pimpinan Cabang BRI Bitung Ronald Engelbert Pinontoan menilai akses permodalan merupakan salah satu hal penting untuk pengembangan desa menjadi destinasi wisata.
"Rata-rata sektor pariwisata ini akan berkembang kalau dari sektor permodalannya kita support," ujar Ronald.
Selain itu, BRI juga mendorong digitalisasi untuk mendukung pengembangan pariwisata di Desa Palaes.
![]() |
"Nah di Desa BRILian ini kita masuk di digitalisasinya. Harapan kita ke depan semua digital sehingga semua pembayaran itu tidak lagi tunai, tapi non tunai," ungkap Ronald.
"Itu nanti akan menambah daya tarik sektor wisata kan ya. Sekarang sasarannya di luar orang-orang sudah jarang bawa uang cash. Jadi tujuannya adalah mendigitalisasi sehingga mereka bisa beralih dari tunai ke non tunai menggunakan QRIS di BRIMo," imbuhnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
(prf/ega)