Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro menghadiri kegiatan The 44th Joint Indonesia-Malaysia Boundary Committee On The Demarcation and Survey of The International Boundary Between Indonesia (Kalimantan Utara % Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah & Sarawak), di Hotel Grand Savero, Bogor. Dalam acara tersebut ia menyebutkan masalah perbatasan Indonesia-Malaysia bisa diselesaikan dengan baik lewat kerja sama.
"Diharapkan kita semua dapat terus menjaga api semangat dalam menjaga perbatasan dalam bidang survey demarkasi dalam keadaan apapun seperti saat ini," ungkap Suhajar dalam keterangan tertulis, Selasa (21/11/2023).
Suhajar juga menghaturkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak dari pemerintah Indonesia maupun Malaysia atas terselenggaranya acara tersebut, setelah selama pandemi Covid -19 tidak bisa terlaksana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyadari bahwa dengan penundaan pelaksanaan Persidangan ke-44 Joint Indonesia-Malaysia akibat pandemi Covid-19, banyak kegiatan survei demarkasi dan permasalahan yang belum dibahas dan terlaksana oleh kedua negara, salah satunya adalah penyelesaian Outstanding Boundary Problems (OBP) Sektor Timur dan survei Investigation, Refixation and Maintenance (IPM)," lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan tersebut begitu penting untuk terus dilakukan secara berkesinambungan dan juga perlu terus ditingkatkan secara kualitas. Ini sebagai langkah menjaga kedaulatan wilayah negara di kawasan perbatasan, ia pun yakin kedua negara bisa berkomitmen dalam menyelesaikan permasalahan di perbatasan.
"Pada kunjungan Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Malaysia pada tanggal 7 sampai 8 Juni 2023, kedua pemimpin negara telah bersepakat agar 4 isu penyelesaian batas negara RI-Malaysia, yaitu OBP Pulau Sebatik, OBP Sungai Sinapad-Sesai, Perairan barat Pulau Sebatik (New West Pillar ke AA2 Pillar) dan Kawasan Intertidal di timur Pulau Sebatik dapat diselesaikan pada bulan Juni 2024," imbuh Suhajar.
Baginya, kedua negara diharapkan bisa menyelaraskan berbagai aktivitas sesuai dengan target di bulan Juni 2024. Kemudian, hal-hal yang telah terencana diharapkan bisa disepakati secara bersama-sama, sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada kendala yang berarti.
"Semoga kehadiran saya, akan memperkuat hubungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam bidang survei dan demarkasi yang sudah terjalin agar menjadi lebih baik untuk ke depannya," terang Suhajar.
Selain itu, atas nama Bangsa Indonesia, ia mengucapkan selamat datang kepada seluruh delegasi dari Malaysia yang hadir di Kota Bogor. Ia berharap para tamu undangan bisa menikmati keindahan dan keunikan Kota Bogor.
"Semoga persidangan dapat berjalan dengan sukses, dengan suasana penuh persahabatan dan dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang mengakomodasikan kepentingan bersama bagi kedua negara," tutup Suhajar.
(akn/ega)