Sastrawan Omi Intan Naomi Meninggal

Sastrawan Omi Intan Naomi Meninggal

- detikNews
Senin, 06 Nov 2006 16:00 WIB
Solo - Sastrawan muda berbakat, Omi Intan Naomi, menghembuskan nafas terakhirnya di RS Bethesda, Yogyakarta, Minggu (5/11/2006) alam kemarin. Dia sempat dirawat di rumah sakit tersebut selama sehari karena terserang peradangan selaput otak. Jenazahnya dimakamkan secara sederhana di pemakanan keluarga kerabat Mangkunegaran Dusun Ngendo, Kerten, Banyudono, Boyolali, Senin (6/11/2006) siang. Dari ruang jenazah RS Bethesda, jenazah Omi langsung dibawa ke pemakaman tersebut. Selain keluarga, sejumlah seniman dan sahabat dekat Omi. Tampak penyair Sitok Srengenge, cerpenis Triyanto Triwikromo, teaterawan Joko Bibit, dan sejumlah seniman lainnya. Karangan bunga juga datang dari sejumlah kalangan, baik lembaga maupun perorangan. Adik kandung Omi, Bunga Jeruk, mengatakan Omi sebelumnya tidak pernah mengeluhkan penyakit serius. Namun dikatakannya beberapa saat terakhir kakak kandungnya sering mengeluhkan sakit kepala sebelah serta tensi darah yang labil. "Sabtu malam dia masih menyirami bunga di rumahnya. Minggu pagi dia telah ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri, lalu kami bawa ke RS Bethesda. Hingga wafat pukul 19.40 WIB, Omi tetap dalam kondisi koma," ujarnya. Hal senada juga dikatakan Noel Susenowati, ibunda Omi. "Beberapa kali secara sendau gurau dia bercanda menitipkan karya-karya tulisannya kepada saya. Namun tidak pernah menghubungkan gurauan itu sebagai tanda-tanda perpisahan karena dia tampak sehat," paparnya. Sedangkan satrawan Darmanto Jatman, ayah Omi, lebih banyak diam. Saat prosesi pemakaman Omi, dia tampak hanya mengamati dari kajauhan. Bahkan untuk memberikan ucapan terimakasih dari pihak keluarga kepada pelayat, dia mendaulat cerpenis Triyanto Triwikromo untuk bicara. Omi lahir di Denpasar, 26 Oktober 1970 dan dibesarkan oleh ibunya di kota asal ibunya di Solo. Semenjak SMP dia sudah populer sebagai sastrawan yang meraih perhatian luas baik dari kalangan umum maupun sastrawan. Antologi puisi pertamanya, 'Sajak Cinta', diterbitkan Taman Budaya Surakarta tahun 1986.Di Solo dia sempat bergabung di Teater Golek SMAN 4 Solo dan Teater Gidag Gidig. Selanjutnya dia meneruskan studinya di FISIPOL UGM. Tak lama kemudian ibu dan adiknya ikut pindah dan menetap di Yogyakarta. Bunga Jeruk, adiknya, kini lebih dikenal umum sebagai perupa muda yang diperhitungkan. Selama proses kreatifnya, Omi dikenal banyak menulis karya sastra, terutama puisi dan cerpen. Sejumlah karyanya telah dikumpulkan dalam sejumlah antologi, di antaranya 'Aku Angin' dan 'Anjing Penjaga'. Dia juga menulis esai sosial, politik, studi perempuan, seni rupa, sastra dan lain-lainnya. Tahun 2002 dia meluncurkan buku berbahasa Inggris berjudul 'Dog Days Eve' yang oleh para pengamat dinilai sebagai semi-otobiografinya. Tahun-tahun terakhir dia menjadi kolumnis tetap 'Kaki Kata' di Harian Suara Merdeka, Semarang. Omi juga dikenal sebagai pelopor sastra cyber di Indonesia. Jauh sebelum para sastrawan dan pemikir lainnya mengenal internet sebagai media penyebaran ide, Omi telah menjalankan penerbitan online bersama sejumlah temannya di Museum Tanah Liat. (mbr/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads