Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai diperlukan kerja bersama dan berkelanjutan untuk membangun kapabilitas nasional dalam proses transformasi menuju Indonesia yang lebih baik. Menurut Lestari, hal itu bisa dilakukan dengan pembelajaran berbasis prinsip leading from emerging future.
"Menghadapi kesenjangan sosial yang semakin menguat, dibutuhkan kerja bersama berbasis pembelajaran yang menjamin kelangsungan hidup generasi masa depan yang lebih baik," kata Lestari Moerdijat atau akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Minggu (19/11/2023).
Hal itu dia ungkapkan saat menghadiri United In Diversity Foundation 20th Anniversary dengan tema Transforming System for Our Common Future: A Call to Collective Action di Kampus UID Bali, Sabtu (18/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rerie menjelaskan diperlukan pembelajaran berbasis prinsip leading from emerging future yang berorientasi pada perubahan pola pikir dari kesadaran ego-sistem ke realitas eko-sistem, sangat krusial untuk menghadapi realitas terkini.
Saat ini, lanjut Rerie, Indonesia menghadapi digitalisasi yang membuat perubahan luar biasa dan tidak bisa dielakkan mengubah pondasi eksistensi manusia. Harus diakui, tambah dia, kita saat ini menghadapi situasi yang sangat paradoks.
Di satu sisi, menurut Rerie, digitalisasi dinilai membangkitkan optimisme dengan berbagai peluang yang tercipta, di sisi lain kelompok yang skeptis memandang digitalisasi justru meningkatkan depresi dan ketakutan karena standar kehidupan yang berubah.
Kondisi paradoks tersebut, kata anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memicu lahirnya sejumlah kebijakan yang tidak mampu mengatasi kesenjangan yang terjadi.
Melalui proses pembelajaran yang dilandasi pikiran, hati dan kehendak yang terbuka, kesenjangan di sektor sosial, ekologis, spiritual dapat disadari dan diketahui.
Lebih dari itu, tambah Rerie, saat ini kekhawatiran dunia bukan pada ketidakmampuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengantisipasi konflik sosial dan menyudahi perang semata, tetapi kesadaran akan tingginya martabat manusia dan keutamaan kemanusiaan yang kian memudar.
Berhenti sejenak dan mengoptimalkan proses sensing, alumnus program MIT-UID Indonesia ini menilai perlu melihat kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan mekanisme penginderaan kolektif kemudian menilai sistem secara keseluruhan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem mengatakan saat ini membutuhkan daya dorong kolektif dan membutuhkan proses berkelanjutan.
"Agar proses transformasi menjadi bermakna, protecting the flame of hope dapat menjadi fondasi sekaligus pendorong gerakan menghadirkan masa depan bersama sejak dini," ujarnya.
Menjaga cahaya pengharapan tetap bersinar, kata Rerie, dapat menjadi salah satu motivasi untuk menyikapi keadaan dunia dan Indonesia saat ini, dengan merevisi kembali perumusan tujuan, terbuka pada setiap proses dan menjangkau tujuan melalui kerja bersama.
(ega/ega)