BPJS Kesehatan terus berupaya melakukan transformasi. Langkah tersebut dilakukan agar BPJS Kesehatan mampu memberikan layanan prima kepada setiap peserta.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan upaya untuk melakukan transformasi di BPJS Kesehatan bukan perkara yang mudah. Apalagi ketika dirinya masuk ke BPJS Kesehatan pada awal 2021 lalu. Di mana sejumlah pekerjaan besar telah menanti dan harus diselesaikan.
"Itu akhirnya kita komitmen meningkatkan pelayanan, sebelum meningkatkan pelayanan keadaan kita defisit. Cash flow sudah mulai positif," kata Ali kepada detikcom, Kamis (17/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, dulu ada sejumlah pekerjaan rumah yang mesti dibersihkan seperti hutang di sejumlah rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan lainnya. Bahkan masalah tersebut membuat banyak RS enggan untuk melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Jadi hutang (dulu) kami beresin seluruh rumah sakit, faskes kita beresin. Setelah diberesin bahkan kita berikan insentif kepada rumah sakit atau uang muka. Jadi kalau mereka (rumah sakit) kerja lebih bagus maka uang muka bisa lebih banyak. Hal itu tidak pernah terjadi di sejarah BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Permasalahan tersebut kerap membuat RS enggak untuk melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun sedikit demi sedikit BPJS Kesehatan terus melakukan transformasi.
"Bahkan masalah tersebut membuat banyak RS enggan untuk melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Lambat laun kita atasi, sekarang banyak rumah sakit antri untuk bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kita sekarang secara bertahap dan pasti ke transformasi mutu dan layanan," tuturnya.
Dia mengatakan untuk terus melakukan transformasi, pihaknya memanfaatkan secara maksimal SDM yang memiliki BPJS Kesehatan. Menurutnya, langkah tersebut pun membuahkan hasil. Di mana SDM muda BPJS Kesehatan memiliki semangat kerja yang bagus untuk melakukan transformasi.
"Jadi banyak hal sebenarnya yang kita lakukan oleh teman-teman di BPJS Kesehatan, mereka tuh luar biasa. Banyak itu generasi milenial yang kerja luar biasa. Jadi kita tinggal menyelaraskan gerak langkah menjadi dekat dengan masyarakat. (Sehingga bisa) mengidentifikasi apa yang dibutuhkan masyarakat dan secara bersama kita fokus untuk paling tidak mengetahui apa keresahan dan harapan pemangku kepentingan serta masyarakat," ungkapnya.
Dia mengungkapkan dalam melakukan transformasi pihaknya memegang pada tiga landasan teori yakni lebih mudah, lebih cepat, dan setara. Hal itu dilakukan agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses layanan kesehatan dengan mudah dan setara.
"Kami lakukan transformasi mutu pelayanan. Mutu pelayanan itu banyak teorinya kita tekankan 3 aja lebih mudah, lebih cepat, dan setara," tutupnya.
(akn/ega)