Pesawat Super Tucano Formasi Keluar Masuk Awan Sebelum Lost Contact dan Jatuh

Pesawat Super Tucano Formasi Keluar Masuk Awan Sebelum Lost Contact dan Jatuh

Dwi Andayani - detikNews
Jumat, 17 Nov 2023 17:14 WIB
Jakarta -

Dua pesawat tempur jenis Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 mengalami kecelakaan di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Pasuruan. Pesawat disebut sempat membuat formasi sebelum hilang kontak dan jatuh.

"Dua pesawat Super Tucano mengalami kecelakaan di lereng Gunung Bromo, saya ulangi, pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik. Flight dari 4 pesawat dengan 8 orang kru di dalamnya, mereka semua menjalankan semua prosedur dengan baik. Take off pada 10.51 WIB, pada 11.18 WIB mereka mengalami lost contact, faktanya itu," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati, dalam konferensi persnya, di Halim, Jumat (17/11/2023).

Agung mengatakan pesawat take off satu per satu sebelum akhirnya membentuk formasi. Agung menyebut dalam formasi ini posisi pesawat berdekatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bisa jelaskan bahwa mereka terbang formasi. Take off satu per satu. Setelah naik ke atas, mereka bergabung menjadi satu kesatuan pesawat yang formasi, formasi tuh dekat sekali," kata Agung.

Selanjutnya, kata Agung, pesawat sempat keluar masuk awan dengan keadaan awan tipis. Namun Agung menyebut awan seketika menebal. Hal ini membuat pilot tidak dapat melihat atau blind.

ADVERTISEMENT

"Pada saat mereka climbing, mereka masuk ke awan in out, in out, artinya awannya tipis-tipis saja. Namun awan itu tiba-tiba menebal dengan pekat, bahkan pesawat yang dekat saja, yang jaraknya mungkin hanya sekitar 30 meter, itu tidak kelihatan, karena sangat tebal," kata Agung.

"Para penerbang mengatakan blind, blind atau dalam bahasa Indonesianya buta, tidak terlihat. Itu adalah prosedur, dan prosedur ini yang menyelamatkan dua pesawat," sambungnya.

Agung mengatakan, berdasarkan prosedur, bila pilot mengatakan blind, pesawat lain yang dalam posisi formasi akan menjauh. Selanjutnya, disebutkan terdengar suara locator transmitter (LT) atau indikator yang menunjukkan kondisi pesawat.

"Pada saat mereka mengatakan blind, secara otomatis, sesuai prosedur, pesawat-pesawat saling menjauhkan diri. Pada saat mereka menjauhkan diri, terdengar suara LT atau mesin locater transmitter, berarti terdengar sesuatu yang terjadi pada pesawat. Kemudian, saya tidak tahu berapa lama terdengar suara LT lagi yang kedua," kata Agung.

Agung mengatakan prosedur melepaskan diri dari formasi merupakan hal yang telah sesuai. Ia mengatakan kronologi kejadian ini didapat dari kru dua pesawat lain yang selamat, juga terekam dalam flight data recorder.

"Tapi dua pesawat selamat karena melaksanakan prosedur melepaskan diri dari formasi setelah memasuki awan yang tebal itu. Dan ini terekam semua dalam flight data recorder," tuturnya.

(dwia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads