Kapolres Jakut Beberkan Program SADAR untuk Layani Masyarakat

Jumat Curhat detikPagi

Kapolres Jakut Beberkan Program SADAR untuk Layani Masyarakat

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 17 Nov 2023 13:11 WIB
Jumat Curhat detikPagi bersama Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion
Jumat Curhat detikPagi bersama Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Polres Metro Jakarta Utara memiliki program sapa, dengar dan respons (SADAR). Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan program itu dibuat guna untuk melayani masyarakat secara maksimal.

"Kita datang dengan sadar, sadar posisi Polri, sadar posisi kita sebagai bagian dari masyarakat itu dengan menyapa, sapa, nggak ada tiba-tiba orang datang curhat, ada pendekatan emosional. Kemudian setelah ada saling menyapa, maka kemudian mendengar, listening, kita dengar, kemudian respons," kata Kombes Gidion dalam program Jumat Curhat detikPagi, Jumat (17/11/2023).

Gidion mengatakan setelah polisi menyapa, mendengar keluhan masyarakat, kemudian diberikan tanggapan atau respons. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan kegiatan respons medsos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lakukan apa yang menjadi bagian kita, meskipun bukan bagian kita apa yang bisa kita lakukan. Respons ini ada yang dengan cara fisik langsung, kemudian ada yang secara virtual kita bikin program respons medsos," katanya.

Gidion menjelaskan dengan adanya perkembangan teknologi, masyarakat lebih mudah menyampaikan keluhannya melalui media sosial. Dia menyebut polisi akan merespons pengaduan atau keluhan warga di media sosial.

ADVERTISEMENT

"Sekarang zamannya lain, ada peristiwa pidana, dia katakan dia kena copet, begal atau kemalingan. Dia nggak lapor polisi, dia upload di medsos, dia berharap polisi datang, dan itu terjadi," tutur dia.

Gidion kemudian menceritakan terkait kasus begal sopir truk yang ditangani oleh Polres Jakut. Dia menyebut pelaku ditangkap usai polisi usai kejadian itu viral di media sosial.

"Kalau pernah dengar ceritanya begal di jalan tol, truk lagi standby kemudian disamperin orang, dicelurit, diambil handphone-nya, ditinggal pergi, itu nggak lapor ke polisi, kita tahunya viral, yang kasih tahu teman-teman media, terus kita tindaklanjuti, kita cek TKP malam-malam, energi positif juga, beberapa data kita kumpulkan satu harilah ketangkap pelakunya 4 orang," jelas Gidion.

Gidion menilai saat ini telah terjadi transformasi laporan warga ke polisi. Dia menyebut laporan tentang dugaan peristiwa pidana juga bisa didapatkan melalui media sosial.

"Jadi yang ingin saya sampaikan transformasi orang lapor ke polisi sekarang, orang nggak lapor polisi tapi berharap polisi tahu apa yang terjadi pada masyarakat," sebutnya.

"Kalau kemudian ada tagline no viral no justice bukan karena viral kemudian berkolerasi kepada rasa keadilan kita hadirkan, tapi karena memang media saat ini memungkinkan itu terjadi, viral ikut membantu," lanjutnya.

(lir/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads