Setahun, 21 Gajah & 3 Manusia Tewas di Riau

Setahun, 21 Gajah & 3 Manusia Tewas di Riau

- detikNews
Jumat, 03 Nov 2006 14:28 WIB
Pekanbaru - Cuma hitungan bulan, selama tahun 2006 ini 21 ekor gajah liar mati di Riau. Ini belum lagi ditambah 3 korban meninggal dari pihak manusia. Pemerintah diminta tanggap untuk menyelamatkan gajah dari berbagai konflik yang terjadi. Hal itu ditegaskan juru bicara WWF Riau, Syamidar, kepada detikcom, Jumat (3/11/2006) di Pekanbaru. Dijelaskannya, dari 21 ekor gajah liar itu, 15 di antaranya mati menjadi korban konflik dengan manusia. Sedangkan enam ekor justru mati di tangan tim pemerintah dalam program relokasi gajah. Konflik dengan manusia ini bisa terjadi ketika binatang bongsor itu keluar dari habitatnya memasuki pemukiman penduduk. "Kalau gajah memasuki pemukiman penduduk, secara otomatis warga melakukan perlawanan dengan berbagai cara. Misalnya menebar racun di perkebunan mereka agar gajah tidak lagi merusakan tanamannya," kata Syamsidar. Ini belum lagi konflik antara manusia dan gajah dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memburu gading gajah. Oknum ini sengaja memanfaatkan isu konflik gajah dengan manusia untuk bisa membunuh gajah untuk mendapatkan gadingnya yang mahal harganya. "Oknum ini sangat lihai memanfaatkan isu konflik gajah dengan manusia untuk kepentingan perburuan liar mereka. Maklum harga gading gajah di dalam negeri saja, satu kilogram minimal Rp50 juta harganya. Memburu satu gajah jantan saja bisa menghasilkan uang di atas Rp 300 juta," urainya. Sedangkan 6 ekor lainnya diperkirakan mati di tangan tim relokasi yang dilakukan pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alama (BKSDA) di Riau. Tim ini diduga salah dalam penanganan relokasi gajah. "Banyak kasus terjadi, gajah-gajah ini malah tewas saat akan direlokasi ke habitat barunya. Bisa saja mati karena overdosis obat bius atau malah mati saat direlokasi di habitat barunya," kata Syamsidar. WWF menilai, konflik gajah dengan manusia di Riau merupakan konflik paling tertinggi di dunia. Bayangkan saja hanya setahun sudah ada 21 ekor gajah yang mati. Apalagi diprediksi gajah yang mati karena konflik tanpa diketahui instansi terkait. Konflik gajah dengan manusia ini, lanjut Syamsidar, tidak terlepas dari sebuah kebijakan pemerintah yang terus melakukan perluasan alih fungsi hutan alam menjadi perkebunan sawit skala nasional dan perluasa Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk kepentingan bahan baku pabrik kertas di Riau. "Kantong-kantong gajah liar di Riau terus terusik dengan lajunya alih fungsi lahan. Ini belum lagi adanya aktivitas illegal logging ditambah jarahan lahan eks HPH oleh masyarakat. Sehingga semua ini akan menyempitkan wilayah jelajah gajah yang pada akhirnya gajah masuk ke perkampungan penduduk," kata Syamsidar. (cha/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads