Dalam memperingati HUT program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) ke-1 , Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan rasa bangganya karena program tersebut mampu membantu para keluarga keluar dari garis kemiskinan. Pernyataan ini ia sampaikan kepada 850 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial, di Kaza City Mall Surabaya, Sabtu (11/11) lalu.
Sejak diluncurkan pada November 2022, PENA telah menyasar ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merupakan penerima bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan bantuan lainnya.
PENA membuka akses informasi dan relasi, serta memberikan kesempatan usaha agar KPM bisa mandiri dan tidak bergantung pada bantuan sosial. Dalam perjalanannya, PENA telah menggraduasi sebanyak 7.814 KPM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah kita sudah bisa menggraduasi bansos dan saat ini mereka sedang berusaha untuk bisa lebih baik lagi," ujar Risma dalam keterangan tertulis, Senin (13/11/2023).
Risma mengatakan para anggota KPM harus dapat meneladani para pahlawan dan bangkit dari kemiskinan serta kebodohan, untuk kesejahteraan keluarga. Ia berharap para anggota KPM dapat memperbaiki perekonomian rumah tangganya masing-masing.
"Saat peristiwa 10 November, kita yang tidak punya senjata berani melawan tentara terkuat di dunia. Semua tidak ada yang menyangka. Tetapi arek-arek Suroboyo berani," kata Risma.
Mensos turut mengajak penerima manfaat yang berhasil keluar dari garis kemiskinan dan mampu membangun usaha mandiri, agar dapat menginspirasi para KPM. Salah satu yang diajak Mensos adalah Fifit Yuldan Adiyanto (40).
Pria asal Lumajang ini pernah merantau ke Malaysia dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Saat ini, ia telah memiliki usaha budidaya jamur tiram dan bisa memperkerjakan 7 orang karyawan,
Pada tahun 2022, ia menerima bantuan steamer untuk sterilisasi jamur. Bantuan ini mampu meningkatkan produksi jamurnya hingga dua kali lipat.
"Setelah diberikan streamer itu produksinya jadi naik banyak. Awalnya produksi itu hanya 3.000 - 4.000 bibit jamur per bulan. Setelah dapat streamer bisa dapat 8.000 hingga 9.000," jelasnya.
Selain Fifit, ada Rifki Adnan Syarif yang merupakan penyandang disabilitas tuna netra low vision dengan jarak pandang dua meter. Saat ini, ia sedang mengikuti rehabilitasi sosial di Unit Pelaksana Teknis Kemensos di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi.
Di tempat itu, ia mendapatkan pelatihan barista hingga memiliki usaha beromzet Rp 32 juta per bulan. "Saya bermula dari tidak mengerti apa-apa, dari tidak tau cara mengoperasikan mesin hingga saya bisa mandiri seperti saat ini," katanya.
Rifki mengatakan ia tidak ingin para pelanggannya membeli produknya karena rasa kasihan. Dengan pemikiran itu, ia selalu memacu dirinya untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Menurutnya, seorang pengusaha harus memiliki pemikiran untuk terus berkarya dan tidak boleh berhenti belajar, serta tidak boleh bergantung dari orang lain.
Sebagai informasi, PENA telah memberikan banyak kesempatan bagi para KPM yang ingin meningkatkan usahanya. Secara rutin, PENA memberikan berbagai workshop kepada para KPM baik secara online maupun offline. Para KPM dapat menimba ilmu di siaran PENA TV yang dapat diakses melalui youtube, zoom, dan media sosial lainnya.
Para KPM diberikan kesempatan untuk mengikuti workshop literasi Keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan, pengembangan usaha, teknik pengolahan makanan, serta seminar dan konsultasi pengemasan oleh Tatarupa Nusantara.
(akn/ega)