Kapolri dan Panglima TNI Hadiri Deklarasi Pemilu Damai di Pekalongan

Pekalongan -

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyaksikan Deklarasi Pemilu 2024 Damai di Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng). Deklarasi ini diikuti oleh tokoh masyarakat tokoh agama, dan penyelenggara Pemilu serta perwakilan partai politik di Pekalongan.

Perwakilan tokoh masyarakat, yaitu Sugiharto, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan Kiai Haji Ahmad Marzuqi, perwakilan Umat Katolik Yohanes Suratman, perwakilan Umat Kristen Pendeta David Sutarto, perwakilan Umat Buddha Munarso Sobhana, perwakilan Umat Konghucu Herman Mulyanto, perwakilan Umat Hindu I Wayan Nitawan, perwakilan Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono, perwakilan Bawaslu Jateng Wahyudi Sutrisno, serta perwakilan seluruh partai politik peserta pemilu menyerukan 5 poin komitmen.

"Kami elemen masyarakat dan peserta Pemilu Provinsi Jawa Tengah menyatakan dan berkomitmen untuk mewujudkan pemilu Tahun 2024 sebagai sarana integrasi bangsa, melaksanakan Pemilu Tahun 2024 secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, mentaati peraturan dan ketentuan Pemilu Tahun 2024 sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, mendukung dan membantu jajaran TNI/Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta menyukseskan gelaran Pemilu Tahun 2024 yang aman dan damai," seru para peserta deklarasi di Kota Pekalongan, Jateng, Sabtu (11/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seusai acara tersebut, Jenderal Sigit menjelaskan pentingnya deklarasi damai ini. Dia berharap deklarasi ini menggelorakan rasa persatuan dan kesatuan antaranak bangsa.

"Baru saja kita dengarkan langsung Deklarasi Pemilu Damai, di mana kita semua tahu bahwa saat ini kita memasuki tahapan pemilu untuk memilih presiden, legislatif dan di tahun 2024 nanti akan ada pemilu pilkada. Tentunya harapan kita dengan adanya Deklarasi Damai tentunya ini menjadi semangat kita untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan," ucap Sigit.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sigit menuturkan perbedaan pilihan politik harus dijaga agar tak menimbulkan permusuhan. Sigit menyebut perbedaan pilihan politik merupakan keberagaman dalam kehidupan demokrasi.

"Pilihan-pilihan terkait dengan siapa yang harus dipilih itu bisa berbeda-beda. Bahkan dalam satu keluarga pun tentunya bisa berbeda. Namun semuanya harus dijaga. Ini adalah pesta demokrasi. Perbedaan yang ada jangan ini kemudian membuat memposisikan ini menjadi musuh, namun ini keberagaman dari kehidupan demokrasi," tutur Sigit.

Dia berharap kegiatan serupa digelorakan kepada masyarakat. Sehingga, lanjut dia, Indonesia bisa menjadi negara demokrasi yang modern.

"Oleh karena itu saya pesan bahwa kegiatan ini terus digelorakan di seluruh masyarakat, sehingga pesta demokrasi kali ini menjadi pesta untuk membawa Indonesia menjadi negara yang memiliki demokrasi modern. Polri mengawal, mengamankan. Dan kemudian juga tadi Pak Kapolda juga menyampaikan pesan netralitas, dan kita semuanya dengar," kata Sigit.

"Dan ini semua menjadi penting dam harapan kita pemilu bisa berjalan dengan aman, tertib, menghasilkan pemilu yang berkualitas, dan tentunya kita siap menghadapi berbagai macam tantangan global ke depan yang tentunya menjadi tantangan bagi semua negara dan kita harus mampu menghadapi itu," sambung dia.

Halaman 1 2

Selanjutnya