Kunjungan ke Empat Bandara di Papua, Dirjen Hubud Tekankan Sinergi di Daerah

Kunjungan ke Empat Bandara di Papua, Dirjen Hubud Tekankan Sinergi di Daerah

Muhammad Lugas Pribady - detikNews
Sabtu, 11 Nov 2023 15:59 WIB
Dirjen Hubud Kemenhub Maria Kristi Endah Murni
Foto: dok. Kemenhub
Jakarta -

Dalam mewujudkan konektivitas transportasi udara di wilayah Indonesia yang luas ini, Kementerian Perhubungan tidak bisa bila hanya berjalan sendiri. Pemerintah pusat perlu sinergitas dan kontribusi nyata dari pemerintah daerah, terutama untuk pembangunan bandar udara baru yang dibangun di berbagai daerah dan mengendalikan pengembangan kota di sekitar bandara.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni setelah kunjungannya ke 4 bandara di 3 provinsi di Papua, pada November ini mengungkapkan pembangunan bandara diibaratkan seperti membangun pintu gerbang. Dengan pintu gerbang bisa banyak orang yang lewat.

"Membangun bandara ibaratnya membangun pintu gerbang. Namanya pintu gerbang, tentu kami berharap ada banyak orang lihat di sana sehingga pembangunan itu tidak sia-sia. Di sinilah Kemenhub berharap dukungan pemerintah daerah sehingga bandara yang sudah selesai kami bangun bisa dioperasikan dan menarik minat pengguna jasa angkutan penerbangan," kata Kristi dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kunjungannya ke Papua, Kristi juga didampingi oleh Direktur Penerbangan Budi Kurniawan Kresna dan Direktur Bandar Udara Lukman F. Laisa. Kristi mengawali kunjungan ke Bandara Douw Aturure, Nabire. Bandara baru di Ibu Kota Papua Tengah ini dibangun sejak 8 tahun lalu, karena bandara lama tidak bisa dikembangan lagi karena ujung runway diapit bukit dan laut.

Pada Selasa (7/11) pesawat yang ditumpangi Kristi tiba di bandara baru Nabire dan disambut langsung oleh Pj. Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk, Bupati Nabire Mesak Magai dan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Nabire Setyani Mahendra, rombongan kemudian diajak berkeliling meninjau interior bandara hingga pembangunan akses jalan.

ADVERTISEMENT

Pembangunan bandara baru Douw Aturure di Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Joko Widodo. Bandara baru ini memiliki runway sepanjang 1600 x 30 m, terminal penumpang 6.320 m2 dan terminal kargo 13.75 m2. Masih di Papua Tengah, Dirjen Perhubungan Udara juga meninjau Bandara Mozes Kilangin, Timika, yang memiliki terminal baru di sisi selatan bandara dan pengerjaannya sudah selesai 100%.

Dua gedung terminal penumpang, baik yang dibangun Kemenhub maupun Pemkab Mimika, terhubung satu dengan yang lainnya, dengan luas total mencapai 42 ribu m2, berkonstruksi dua lantai. Dengan pembangunan ini, terminal Bandara Timika merupakan terminal terluas kedua di kawasan timur Indonesia setelah Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Untuk terminal penumpang yang dibangun pemda masih berproses dan diharapkan selesai secepatnya. Kunjungan berlanjut ke Siboru, bandara baru Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu, 8 November 2023.

Sebagaimana di Nabire, pendaratan pesawat Dirjen Perhubungan Udara di Bandara Siboru, Fakfak merupakan first flight di bandara yang berjarak 42 km dari kota atau 36 km dari Bandar Udara Torea yang merupakan bandara eksisting. Bupati Fakfak Untung Tamsil, Wakil Bupati Yohana Hindom serta Kepala UPBU Bandara Fakfak Agung Tri Laksana menyambut dan melaporkan kesiapan operasional Bandara Siboru yang tinggal merampungkan akses jalan dari dan menuju bandara.

Tak beda dengan Nabire, bandara baru Fakfak dibangun karena bandara eksisting tidak dapat dikembangkan lagi, terkait lokasi bandara yang berada di atas bukit dengan jurang di kedua sisi ujung runway serta keterbatasan lahan untuk peningkatan kapasitas pelayanan pengoperasian pesawat yang lebih maksimal. Bandara Siboru memiliki runway sepanjang 1600 x 30 m dan terminal seluas 800 meter2.

"Saat ini baru ada 6 takeoff dan landing setiap hari di Bandara Torea, kami berharap dengan adanya bandara baru Siboru bisa ada penambahan penerbangan untuk melayani masyarakat Fakfak ke Bintuni, Dobo, Babo, Sorong, Manokwari, maupun tujuan-tujuan lain," ucap Untung.

Pengembangan ekonomi di Fakfak sangat potensial karena di kabupaten berpenduduk 90 ribu jiwa ini terdapat industri kelapa sawit, proyek LNG BP Tangguh dan juga adanya kawasan industri pupuk dengan pembangunan pabrik pupuk baru dari Pupuk Kaltim Bontang. Kristi Udara berpesan agar pembangunan akses jalan bandara segera dituntaskan.

"Demikian juga 'PR' lain seperti ketersediaan air bersih dan akses komunikasi memadai. Selain itu, tolong terminal bandara dibuat lebih hijau dengan penambahan banyak pohon yang besar sehingga tidak terlihat kering," kata Kristi.

Jarak Bandara Siboru yang sekitar sejam perjalanan dari pusat kota diharapkan teratasi dengan shuttle bus regular dari Dinas Perhubungan Kabupaten Fakfak. Diupayakan, sebelum Natal tiba, bandara baru yang ditunggu sekitar 13 tahun ini bisa beroperasi dan ada peningkatan pengguna jasa penerbangan, sehingga biaya pemeliharaan bandara bisa terpenuhi. Kunjungan Kristi ditutup dengan singgah ke Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, ibu kota provinsi Papua Barat Daya.

"Kami melihat, dalam statusnya sebagai Badan Layanan Umum (BLU), Bandara Sorong mampu memenuhi ekspektasi dengan baik. Apalagi bandara ini merupakan penghubung menuju lokasi wisata Raja Ampat yang kerap disebut sebagai the last paradise on earth," pungkas Kristi.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads