Abdul Chalim Pahlawan Nasional, Waka MPR: Beliau Politisi-Pejuang-Ulama

Abdul Chalim Pahlawan Nasional, Waka MPR: Beliau Politisi-Pejuang-Ulama

Eva Safitri - detikNews
Jumat, 10 Nov 2023 17:19 WIB
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto (kanan) (Eva/detikcom)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh, salah satunya KH Abdul Chalim. Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengungkap alasan pihaknya mengusulkan KH Abdul Chalim.

"Ini memang dari awal kita, terutama dari kita MPR, terutama kita memang men-support dari awal dan saya selalu mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk tidak menjadikan Kiai Haji Abdul Chalim ini sebagai Pahlawan Nasional dan kemudian berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada Pak Presiden yang sudah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Kiai Haji Abdul Chalim," kata Yandri kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (10/11/2023).

Yandri menyebut KH Abdul Chalim memiliki peran strategis di Nahdlatul Ulama. Sehingga, menurutnya, rekam jejak KH Abdul Chalim sangat jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rekam jejaknya sangat jelas, data-data primernya bisa dipertanggungjawabkan, fakta bahwa KH Abdul Chalim ikut langsung, ikut berperan, ikut berdakwah, kemudian perannya sangat strategis di Nahdlatul Ulama," ujarnya.

"Dan tidak banyak yang sesempurna Kiai Abdul Chalim. Dia politisi, dia ulama, dan juga pejuang. Istilah saya, ada tiga di beliau, yaitu politisi, pejuang, dan ulama. Kenapa politisi, dia pernah menjadi anggota MPR. Kenapa dia pejuang, karena dia yang ikut dalam Resolusi Jihad, dia mendirikan Nahdlatul Ulama. Kenapa dia ulama, karena dia mendakwah dan tokoh di Indonesia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Putra KH Abdul Chalim, Kiai Asep, berterima kasih ada pemberian gelar tersebut. Asep mengenang ayahnya sebagai tokoh moderat.

"Beliau adalah tokoh moderasi di mana pada tahun 1925 beliau menyampaikan kata pengantar pada buku yang ditulis Kiai Haji Umar Said Tjokroaminoto. Dalam kata pengantar itu, beliau mengatakan, 'Saya diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa memiliki sikap moderasi, menghargai pada siapa pun, berkomunikasi dengan baik dengan siapa pun, sama seperti halnya kami diperintahkan salat dengan tujuh anggota (tubuh) kening tangan lutut dan kaki'," ujarnya.

Asep juga menyebut peran KH Abdul Chalim sebagai salah satu penggagas Nahdlatul Ulama. Dia mengatakan KH Abdul Chalim menjadi komunikator kepada ulama untuk mewujudkan agenda kemerdekaan Indonesia.

"Itu kemudian ditemukan dalam data-data primer bahwa beliau, ketika mendirikan Nahdlatul Ulama, sebagai yang mengundang para ulama untuk mendirikan Nahdlatul Ulama. Beliau yang menjadi komunikator kepada para ulama, tetapi yang lebih penting dari itu beliaulah penggagas bahwa pertemuan para ulama itu agenda utamanya adalah kemerdekaan Indonesia dalam Resolusi Jihad," ucapnya.

"Kemudian beliau adalah tokoh pendidikan di mana pada tahun 1932, kemudian berlanjut sampai 1938, melakukan pertemuan-pertemuan pendidikan yang secara tidak disengaja saya menjadi pelanjutnya," lanjut Asep.

Simak juga 'Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Kalibata':

[Gambas:Video 20detik]



(eva/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads