Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 82 gempa susulan seusai gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,2 di Tamimbar, Maluku. Gempa susulan terakhir terjadi dengan kekuatan M 5,3.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa susulan terakhir terjadi pada Kamis (9/11/2023), pukul 16.14 WIB. Gempa tersebut berkekuatan M 5,3 dan tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo (M) 5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,41 derajat lintang selatan (LS), 130,25 derajat bujur timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 257 km arah barat daya Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 10 km," kata Daryono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Daryono, gempa tersebut merupakan gempa bumi jenis dangkal. Gempa tersebut terjadi karena aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip)," katanya..
Menurut BMKG, gempa dirasakan dengan sekala II-III MMI di daerah Amahai dan Banda, Maluku Tengah, daerah Kilmury, Seram Bagian Timur.
"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu," katanya.
BMKG belum menerima dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucapnya.
Menurut Daryono, seusai gempa bumi di M 7,2 di Tanimbar pada 8 November lalu, terjadi 82 aktivitas gempa bumi susulan.
"Hasil monitoring BMKG untuk gempa bumi Laut Banda M 7,2 8 November 2023, pukul 11.52.53 WIB, hingga 9 November 2023, pukul 16.30.00 WIB, menunjukkan adanya 82 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 6,8," katanya.
(aik/imk)