Tagihan Air Bassist GIGI Membengkak Rp 2 Juta, Tirta Asasta Depok Buka Suara

Tagihan Air Bassist GIGI Membengkak Rp 2 Juta, Tirta Asasta Depok Buka Suara

Devi Puspitasari - detikNews
Rabu, 08 Nov 2023 14:09 WIB
Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Muhammad Olik Abdul Holik (Kadek Melda-detikcom)
Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Muhammad Olik Abdul Holik (Kadek Melda/detikcom)
Jakarta -

Pemain bas band GIGI, Thomas Ramdhan, menceritakan soal tagihan air PDAM yang membengkak melalui media sosial di rumahnya yang berada di Depok, Jawa Barat. Thomas mengaku heran tagihan air rumahnya tiba-tiba membengkak hingga Rp 2 juta.

Dari video yang dilihat detikcom, Rabu (8/11/2023), Thomas mengatakan baru menjadi pelanggan PDAM di PT Tirta Asasta Depok sejak Januari 2023. Tagihan itu awalnya hanya Rp 88 ribu hingga bulan ke-5 masih di bawah Rp 150 ribu.

Namun, tiba-tiba tagihan bulan ke-8 membengkak hingga Rp 664.000. Kemudian semakin bengkak hingga Rp 2.148.000 di bulan ke-9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya masih diem pas bulan 10 itu hampir Rp 1 juga. Dari situ saya WhatsApp PT Tirta Asasta ke admin. Mungkin 2 hari baru balas, bahwa ini ada apa kok kenaikannya segitu saya cuma 2 orang di rumah. Dan rumah itu bukan rumah produksi kayak untuk perusahaan laundry, saya bener-bener di rumah berdua yang sebetulnya itu jarang banget kebetulan GIGI lagi di luar kota," kata Thomas dalam postingan Instagram pribadi miliknya, @thomasramdhan.

Setelah Thomas komplain, 1 minggu berselang pihak PT Tirta Asasta mengirim petugas untuk mengecek ada atau tidaknya kebocoran. Namun petugas, kata Thomas, menyebut tak ada kebocoran, melainkan murni karena pemakaian.

ADVERTISEMENT

"Sementara saya tidak merasa memakai lebih itu. Bulan 10 ya saya biarin aja, nah di bulan 11 tanggal 1 mau bayar itu billing-nya Rp 1.662.400 saya nggak langsung transfer. Saya capture, saya kasih ke admin PT itu dan dibales 2 hari. Saya posting di Instastory setelah itu dia minta fotoin meteran saya fotoin tuh 3 kali," jelasnya.

Thomas mengaku merasa diperas karena tagihan yang membengkak. Dia pun berharap video yang berisikan keluhannya ini dapat menjadi atensi dari pemda setempat.

"Kalo buat saya dengan saya akhirnya Googling ngeliat ada kata-kata bahwa air itu untuk bikin sejahtera. Kalo buat saya di mana sejahteranya jika seperti itu, karena buat saya pribadi jujur karena hanya berdua kayak diperas seenaknya," katanya.

"Mungkin dengan video ini saya meminta badan-badan terkait yang memang ada di wilayah Depok yang berwenang Pemda, Wali Kota. Ini mungkin hanya contoh aja ya kalau syukur-syukur saya doang," imbuhnya.

Thomas mengaku heran apakah pihak PDAM tak mencurigai tagihan yang tiba-tiba membengkak. Dia menilai pihak PDAM tidak bisa mengetahui masalah dari kesalahan teknis PDAM itu sendiri.

"Kalau memang ada kesalahan dan udah dikirim orang di sana bahwa tidak ada kebocoran dan saya menjelaskan hanya berdua. Logika saya itu kan ada grafik orang ini masang dari bulan Februari dari Rp 88 ribu, Rp 100 ribu di bawah Rp 150 ribu. Tujuh bulan tiba-tiba di Agustus jadi beda jadi jadi Rp 2 juta sekian grafiknya. Aneh masa nggak curiga ada hal apa gitu karena saya kan tidak juga juga itu kan properti PT tersebut, saya tidak bisa saya otak-atik hal-hal itu jadi kalau ada apa-apa saya menanyakan ke PT yang bersangkutan," ucapnya.

Thomas mengaku kecewa terhadap pelayanan PDAM. Dia berharap video pengaduannya tersebut dapat diperhatikan.

"Buat saya servisnya seperti ini sangat buruk karena tidak worth it gitu beneran tidak masuk akal mudah-mudahan dengan adanya video ini saya sebagai konsumen dapat diperhatikan lebih baik terima kasih," jelasnya.

Dikonfirmasi, Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Muhammad Olik Abdul Holik, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Thomas Ramdhan. Pengecekan akan dilakukan setelah Thomas Ramdhan kembali dari luar kota.

"Kita sudah komunikasi sama beliau dan rencana akan dilakukan pengecekan setelah beliau pulang dari luar kota. Tadinya hari ini, kita akan melakukan pengecekan," kata Olik saat dihubungi detikcom, Rabu (8/11).

Olik meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut. "Sebelumnya kami mohon maaf atas ketidaknyamanan," tutupnya.

Redaksi detikcom telah menghubungi Thomas Ramdhan melalui Direct Message (DM) tetapi belum mendapatkan respons.

(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads