Korban Tewas Gajah Ngamuk Warga Pacitan
Selasa, 31 Okt 2006 19:40 WIB
Pekanbaru - Nasib naas menimpa Widodo (24), seorang buruh penanam pohon akasia di areal PT Arara Abadi (AA) anak perusahaan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) di Riau. Dia tewas dengan tubuh hancur akibat diinjak gajah yang mengamuk. Widodo adalah warga asal Dusun Padi, Pacitan, Jawa Timur yang mengadu nasib ke Riau. Pria lajang yang baru setahun bekerja di Riau ini bekerja sebagai buruh penanam pohon akasia Hutan Tanaman Industri milik PT AA di Desa Tasik Serai, Kabupaten Bengkalis, Riau, atau sekitar 150 km arah utara dari Pekanbaru. "Tapi korban bukan karyawan kita langsung. Sebab, penanaman pohon akasia itu kita subkontrakkan lagi ke perusahaan lain. Namun, kita turut membantu seluruh biaya pemakamannya," kata Humas PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) induk PT AA, Nurul Huda, saat dihubungi detikcom, Selasa (31/10/2006). Menurut Nurul, selain Widodo, seorang pekerja lainnya, Sipan (40) juga mengalami luka. Sebenarnya peristiwa ini, terjadi pada Senin (30/10/2006) sekitar pukul 16.00 WIB di areal pembibitan HTI milik PT AA. Nurul menceritakan, sore hari itu seekor gajah jantan dewasa secara tiba-tiba mengamuk. Gajah itu berlari kencang ke arah buruh yang tengah bekerja di pembibitan pohon akasia. Tak tinggal diam, para buruh langsung berlarian menyelamatkan diri. Sayangnya, nasib naas menimpa Widodo, dia tak bisa menyelamatkan diri. Saat melarikan diri dia terjatuh dan gajah dewasa itu pun menginjaknya. Seketika tubuhnya remuk dibantai satwa raksasa itu, sementara kawan sekerjanya Sipan, terluka saat melarikan diri menabrak camp mereka. "Camp yang terbuat dari tenda plastik diobrak abrik gajah. Semua peralatan kerja di lokasi kita hancur berantakan. Tapi kami sendiri tidak tahu pasti dari mana gajah liar ini datangnya," urai Nurul. Dengan adanya korban jiwa ini, lanjut Nurul, kini seluruh buruh penanaman pohon akasia di desa tersebut untuk sementara diliburkan sampai ada penanganan tim dari dinas kehutanan. "Sekarang ini pihak kepolisian dari Polsek Mandau, masih melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," terang Nurul. Sementara itu, Humas WWF Riau, Syamsidar, menduga gajah liar ini datang dari Desa Balairaja yang merupakan kawasan berstatus hutan marga satwa. Namun kawasan lindung itu, belakangan menjadi perkampungan penduduk. Padahal pemerintah sendiri menetapkan kawasan itu sebagai hutan Margasatwa.
(ndr/san)