KemenPAN-RB Dorong Pemerintah Daerah Terapkan Reformasi Berdampak

KemenPAN-RB Dorong Pemerintah Daerah Terapkan Reformasi Berdampak

Anggita - detikNews
Kamis, 02 Nov 2023 22:02 WIB
KemenPAN-RB
Foto: dok. KemenPAN-RB
Jakarta -

Pemerintah daerah didorong untuk menerapkan reformasi birokrasi yang berdampak langsung ke masyarakat, salah satunya melalui pengembangan inovasi pelayanan publik. Untuk mengakselerasinya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menggelar Seminar Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik.

"Kegiatan ini juga merupakan program Kementerian PANRB dalam pemberdayaan Hub Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP) di Pemerintah Daerah dalam mendorong penyelenggara pelayanan publik melalui inovasi," ujar Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023).

Hal itu Diah ungkapkan dalam seminar yang bertajuk 'Arah Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik Menuju Birokrasi Berdampak' yang diselenggarakan di Bali, pada Kamis (2/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Bali menjadi lokasi pelaksanaan seminar dikarenakan pemerintah daerah di Bali selama ini cukup aktif dalam mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diselenggarakan Kementerian PANRB. Lebih lanjut Diah menjelaskan KIPP merupakan salah satu upaya strategi untuk penciptaan inovasi pelayanan publik.

"Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014, KIPP telah berhasil menjaring 1.065 Top Inovasi Pelayanan Publik. Sebanyak 42 Inovasi diantaranya berasal dari wilayah Provinsi Bali yang tersebar di pemerintahan kabupaten/kota," tutur Diah.

ADVERTISEMENT

Penciptaan inovasi juga merupakan arahan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas yang sering digaungkan. Namun, perlu ditegaskan meskipun penciptaan inovasi pelayanan publik tersebut membawa dampak positif ke masyarakat tapi bukan berarti pemerintah daerah berlomba membuat aplikasi yang baru.

Selain penciptaan inovasi, Kementerian PANRB juga melakukan pembinaan inovasi pelayanan publik melalui pengembangan dan pelembagaan inovasi pelayanan publik. Menurutnya, pengembangan inovasi bukan hanya untuk meng-upgrade cara kerja inovasi, namun juga memperluas jangkauan dampak ke unit kerja lain, instansi lain, atau bahkan daerah lain di Indonesia.

Diah berharap melalui ketiga aspek pembinaan ini, dapat tercipta ekosistem yang sehat yang dapat mendorong reformasi birokrasi berdampak. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa setelah sepuluh tahun program pembinaan inovasi pelayanan publik, masih ada tantangan yang perlu direspons secara positif untuk melakukan perbaikan.

Seperti diketahui, salah satu kendala yaitu ketidakmerataan pertumbuhan inovasi pelayanan publik yang memenuhi kriteria. Ini terlihat dalam dominasi Top Inovasi Pelayanan Publik oleh instansi pemerintah di Pulau Jawa. Keengganan untuk meniru inovasi dianggap tidak kreatif dan menjadi penyebab ketidakmerataan pertumbuhan inovasi pelayanan publik di daerah.

Sebagai penyelenggara pelayanan publik, Kementerian PANRB perlu mengenali pentingnya replikasi inovasi sebagai bagian dari penyebaran inovasi. Replikasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik karena inovasi yang direplikasi telah terbukti berhasil di daerah lain. Oleh karena itu, pemerintah harus bijak dalam menentukan apakah menciptakan inovasi baru atau mereplikasi inovasi yang sudah ada lebih strategis sesuai dengan kebutuhan.

"Baik penciptaan inovasi maupun replikasi diharapkan memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang lebih baik. Pemerintah daerah harus bisa menempatkan kebutuhan dan pengambilan kebijakan dalam penciptaan maupun replikasi inovasi pelayanan publik," imbuh Diah.

Dengan mengangkat tema Prospektif Pengembangan Hub JIPP di Provinsi Bali, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali I Wayan Serinah menyampaikan di Provinsi Bali sudah dilaksanakan replikasi dari beberapa inovasi di sebagian daerah. Replikasi inovasi ini akan diimplementasikan di wilayah pemerintahan provinsi, kabupaten, atau kota di Bali dilaksanakan sesuai kebutuhan pada setiap instansi daerah pada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi KIPP 2023 Ida Bagus memaparkan mengenai bagaimana membangun Inovasi pelayanan publik berkelanjutan. Menurutnya, inovasi yang baik adalah inovasi yang dapat berkelanjutan, salah satunya bisa dikembangkan melalui replikasi.

Disampaikan juga bahwa diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari pemerintah untuk membangun dan menjaga keberlangsungan inovasi. Dukungan yang dibutuhkan adalah infrastruktur dan anggaran. Infrastruktur sendiri dapat berupa regulasi yang bisa menjamin keberlangsungan inovasi.

Sedangkan Ketua Tim Panel Independen KIPP 2023 Siti Zuhro menyampaikan masing-masing institusi memiliki fungsi untuk mendorong keberhasilan inovasi pelayanan publik.

"Tantangan besarnya adalah political will, political commitment, dan law enforcement yang acap kali berubah," ucapnya.

Sebagai informasi, hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali I Wayan Serinah, Ketua Tim Panel Independen KIPP 2023 Siti Zuhro, serta Ketua Tim Evaluasi KIPP 2023 Ida Bagus Wyasa Putra.

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads