Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) siap mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina. Namun, IHA menunggu lampu hijau dari Kemenlu RI mengingati eskalasi perang Hamas vs Israel tengah meningkat.
"Yang kita harapkan adalah bisa terjun di tengah masyarakat yang terdampak di sana. Termasuk bisa berikan saluran bantuan logistik dan tim kesehatan," kata Ketua Komite IHA Ali saat jumpa pers, di gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).
Anggota Muhammadiyah Disaster Management Center Tri Yunanto Arliono menambahkan IHA sudah menyiapkan tim kesehatan yang akan diberangkatkan ke Gaza. Tim kesehatan tersebut beranggotakan 33 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyiapkan tim kesehatan 33 orang, terdiri dari dokter dan perawat, sesuai standar EMT dari WHO. Mulai dari paspor, vaksin, legalitas, sudah siap," jelas Tri.
Tri mengatakan timnya siap diberangkatkan kapan pun. Namun saat ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kemlu RI, mengingat pemerintah saat ini tengah berupaya mengevakuasi WNI di Gaza.
"Tim kami siap kapanpun diberangkatkan, artinya apabila Pemerintah dan WHO sudah acc dan situasi yang mendukung di sana. Karena bagaimanapun safety dan security adalah prioritas bagi kami," katanya.
"Kita memberangkatkan itu setelah ada izin dari berbagai pihak otoritas. Tapi tentu sudah berkoordinasi dengan Kemenlu, kita sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan mereka," lanjut Tri.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Zakat Bambang Suherman menjelaskan ada 4 hal penting yang harus segera dikirim ke Gaza. Hal itu meliputi bahan makanan, kesehatan, hunian, dan energi listrik.
"Bahan makanan, ini menjadi krusial karena hari ini akses formal yang digunakan pedagang itu tertutup. Kedua, kesehatan realitas lapangan hari ini benar-benar berat, kita butuh tenaga kesehatan dengan spesialis Ortopedi. Ketiga, protection, jadi rumah segitu banyak yang hancur diletakkan di mana temen-temen saudara kita yang terdampak. Terakhir, energi, tak ada perang sekalipun Gaza disinari dengan genset apalagi dengan kondisi perang," jelas Bambang.
Lebih lanjut Bambang menyebut bantuan yang akan disumbangkan ke Gaza minimal bernilai USD 2 juta. Dana tersebut akan diupayakan oleh seluruh anggota IHA. Di mana bantuan tersebut tidak berupa uang, melainkan dalam bentuk logistik.
"Kontribusi kita ada sekitar 6,6 ton. 5 ton untuk selimut dan matras, 1,5 ton untuk bahan makanan. Barang ini dipaketkan berangkat lebih awal Sabtu pagi besok yang akan dilepas oleh Pemerintah Indonesia," jelas Bambang.
Dia menjelaskan saat ini seluruh akses menuju Gaza tertutup. Bantuan hanya dapat dikirimkan melalui jalur Mesir. Sedangkan pengiriman bantuan resmi hanya bisa dilakukan melalui PBB.
"Masuk ke Gaza harus melalui perbatasan yang dijaga Israel. Saat ini yang bisa ngasih bantuan lembaga ofisialnya bantuan resmi itu hanya lembaga PBB," ujar Bambang.
Dia mendorong Pemerintah Indonesia melakukan upaya diplomatik agar bantuan ke Gaza bisa segera terbuka.
"Mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan upaya diplomatik agar bagaimana dukungan bantuan ke rakyat Gaza di sana bisa terbuka," ucapnya.
(idn/imk)