Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bertemu dengan perwakilan dari parlemen Jerman di gedung DPR, Jakarta. Pertemuan itu untuk membahas sejumlah isu yang ada.
"Ini yang datang parlemen Jerman yang mewakili beberapa kelompok minoritas ya, artinya masih muda usianya 33, perempuan dan kemudian dia muslim di Jerman," ujar Meutya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
"Jadi, tadi kita terima untuk mendengarkan banyak pandangan, beliau banyak menyampaikan pandangannya tentang security atau keamanan, dan juga kerjasama di bidang pertahanan karena berasal dari komisi pertahanan di parlemen Jerman, gitu," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meutya mengatakan mereka membahas seputar perkembangan di Rusia-Ukraina, Palestina, hingga kondisi Indonesia. Prinsipnya, kata dia, mereka saling mengingatkan bahwa perang itu bisa terjadi.
"Kita bahas perkembangan di Rusia-Ukraina kemudian juga saya angkat tentang perkembangan di Palestina kemudian juga tentu bagaimana situasi di kawasan ini ya dengan laut cina selatan dan lain-lain," sebutnya.
Dia mengatakan mereka sepakat bahwa perang yang terjadi di mana pun pasti menimbulkan korban, termasuk dari perempuan. Untuk itu, Meutya mengajak pihak Jerman sama-sama menyuarakan gencatan senjata dalam konflik bersenjata yang terjadi belakangan ini.
"Perang ini banyak membawa korban untuk perempuan dan anak-anak, maka tadi kami ajak juga supaya Jerman sama-sama menyuarakan untuk adanya gencatan senjata, jadi penghentian perang dan memajukan dialog untuk saat ini," tuturnya.
Terkait konflik Israel dan Palestina, Indonesia diminta bersikap dengan tegas, terutama bila ada pelanggaran HAM. Sebab, Indonesia sendiri merupakan anggota dewan HAM PBB.
"Artinya untuk apa jadi anggota dewan HAM kalau kemudian kita tidak berhasil menyuarakan hal-hal yang memang kita rasa perlu, khususnya terkait Palestina," sebutnya.
(aik/aik)