Wakil Ketua Badan Sosialisasi yang juga Ketua Fraksi Partai Nasdem MPR, Taufik Basari menegaskan MPR mempunyai banyak metode sosialisasi sesuai audiens yang dituju. Untuk para mahasiswa misalnya, selain seminar dan focus group discussion, MPR juga memiliki metode Pentas Seni Budaya (PSB).
Metode ini menampilkan hasil kreasi seni budaya yang dekat dengan masyarakat setempat. Selain menggali kesenian lokal dan mendekatkan kembali kepada generasi muda, PSB juga berfungsi menjaga hasil cipta, karsa, dan karya nenek moyang agar tidak tergilas oleh zaman dan hilang begitu saja.
"Kita memiliki banyak sekali keragaman seni budaya yang semuanya harus dijaga dan dipertahankan. Apalagi keragaman seni budaya itu membuat bangsa Indonesia semakin satu padu, rukun, damai, dan sejahtera, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ungkap Taufik dalam keterangannya, Rabu (1/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikannya saat membuka Pagelaran Seni Budaya di Aula Fakultas Pertanian Unila dalam rangka Pendidikan Penguatan Empat Pilar MPR RI kepada generasi muda. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Badan Sosialisasi MPR dengan Fisip Universitas Lampung (Unika).
Prosesi Pagelaran Seni Budaya tersebut dimulai dengan kirab kesenian Reog dari Gedung Rektorat menuju Aula Fakultas Pertanian Unika. Setibanya di Aula, pimpinan dan anggota Bansos MPR yang turut dalam kirab disuguhi berbagai tarian daerah, yaitu, Tari Piring 12, Tari Melinting, Tari Bedana, dan Tari Nyambai.
Bukan hanya tari daerah dan lagu-lagu nasional, PSB ini juga diisi talk show tentang Empat Pilar MPR oleh pimpinan dan anggota Bansos. Pada kesempatan itu, baik Alimin Abdullah maupun Al Muzammil Yusuf mengajak mahasiswa menjadi pemilih cerdas, sehingga bisa menentukan calon presiden maupun caleg dengan rasional.
Kemudian, para mahasiswa dapat memperjuangkan aspirasi mahasiswa, khususnya menyangkut anggaran pendidikan maupun pembangunan Indonesia di masa depan. Para mahasiswa juga harus bisa memastikan mengenal wakil mereka di lembaga legislatif beserta sepak terjangnya sebagai legislator.
Sementara itu, Arteria Dahlan mengajak mahasiswa untuk lebih berani dalam bertindak dan berbuat karena idealisme mahasiswa adalah perjuangan rakyat dan tidak tersandera dengan persoalan apapun. Selain itu, para mahasiswa juga harus lebih memahami masyarakat Indonesia, sebab setiap warga Indonesia berbeda-beda sesuai asal usul daerah, bahasa, suku bangsa, serta latar belakang budayanya.
"Mahasiswa harus mengetahui ideologi dan jati diri yang membedakan orang Indonesia dengan lainnya. Kita tidak mungkin meninggalkan konsensus yang ditetapkan oleh para pendiri bangsa yang bersepakat mendirikan Indonesia, yaitu melindungi tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, ketika pasal-pasal konstitusi berubah, tidak ada sedikit pun yang berubah dari pembukaan," pungkasnya.
Sekedar informasi, acara ini ikut dihadiri oleh Wakil Ketua (waket) Badan Sosialisasi (Bansos) dari F PAN Alimin Abdullah dan Waket Bansos dari F PPP Moh. Arwani Thomafi. Lalu ada anggota Bansos F PDI Perjuangan Arteria Dahlan, anggota Bansos F Golkar, Saniatul Lativa.
Kemudian, ada juga anggota Bansos F Demokrat Aliyah Mustika Ilham, anggota Bansos F PKS Al Muzzammil Yusuf, KH. Aus Hidayat Nur, anggota Bansos F PAN Muhammad Syafrudin, anggota Bansos Kelompok DPD Muhammad Ghazali serta Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Anna Gustina Zainal.
(ncm/ega)