Craig Mokhiber mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di New York, Amerika Serikat. Pada surat pengunduran dirinya, Mokhiber protes karena PBB gagal dalam mencegah apa yang dikategorikan sebagai genosida di Gaza, Palestina oleh Israel.
Sebelumnya Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui gencatan senjata terkait konflik di Gaza. Majelis Umum PBB menyerukan resolusi "gencatan senjata kemanusiaan yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan" antara pasukan Israel dan militan Hamas di Gaza. Ini menandai tanggapan resmi pertama PBB terhadap eskalasi kekerasan di Israel dan Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, setelah Dewan Keamanan gagal pada empat kesempatan untuk mencapai konsensus tentang tindakan apa pun.
Resolusi tersebut juga menuntut penyediaan pasokan dan layanan penyelamatan jiwa yang "berkelanjutan, memadai dan tanpa hambatan" bagi warga sipil yang terperangkap di dalam daerah kantong, karena laporan berita menunjukkan bahwa Israel telah memperluas operasi darat dan mengintensifkan kampanye pengebomannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (28/10/2023), resolusi yang bersifat tidak mengikat itu mendapatkan 120 suara dukungan, 14 suara penolakan dan 45 suara abstain dari para anggota Majelis Umum PBB yang menggelar pertemuan pada Jumat (27/10) waktu setempat.
Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), mengkritik keras resolusi tersebut karena tidak menyebutkan nama Hamas di dalamnya. Reaksi keras diberikan oleh Israel yang menolak resolusi tersebut, dengan menegaskan negaranya akan menggunakan 'segala cara yang kami miliki' dalam menghadapi Hamas.
"Hari ini adalah hari yang akan dianggap sebagai keburukan. Kita semua telah menyaksikan bahwa PBB tidak lagi memiliki legitimasi atau relevansi sedikit pun," ucap Duta Besar Israel Gilad Erdan dalam forum Majelis Umum PBB.
"Anda semuanya memalukan," sebutnya.
"Israel akan terus mempertahankan diri. Kami akan mempertahankan masa depan kami, keberadaan kami dengan membersihkan dunia dari kejahatan Hamas sehingga mereka tidak lagi mengancam orang lain," tegas Erdan dalam pernyataannya.
Sementara itu, ratusan warga Gaza dan warga asing yang terluka berbondong-bondong memasuki perbatasan dengan Mesir pada hari Rabu (1/11).
Foto-foto AFP menunjukkan keluarga-keluarga membawa barang-barang mereka, dan beberapa orang yang terluka di kursi roda, serta ambulans memasuki gerbang yang dijaga ketat di perbatasan Rafah - satu-satunya perlintasan yang tidak dikendalikan oleh Israel.
Pemerintah Mesir mengumumkan bahwa orang-orang yang terluka, orang asing, dan berkewarganegaraan ganda dapat meninggalkan Gaza, yang telah mengalami gempuran tanpa henti oleh Israel.
Perang Israel-Hamas telah menewaskan ribuan anak-anak tak bersalah di Gaza. Duta Besar (Dubes) Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan bahwa satu anak Palestina terbunuh setiap lima menit di Gaza akibat serangan udara Israel.
"Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Berapa hari lagi Anda menunggu untuk menyadari bahwa ini adalah perang melawan anak-anak kami? Anak-anak kami - yang, seperti anak-anak Anda, adalah anak-anak Tuhan, anak-anak terang," kata Mansour di depan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (30/10/2023).
Mansour mengatakan, setidaknya 3.500 anak-anak Palestina telah tewas dalam serangan Israel selama tiga minggu, melebihi jumlah tahunan anak-anak yang terbunuh di seluruh zona konflik dunia jika digabungkan sejak tahun 2019.
"Gaza sekarang adalah neraka di bumi," kata Dubes Palestina tersebut pada sesi darurat Dewan Keamanan PBB yang diadakan atas permintaan Uni Emirat Arab.
Militer Israel telah membombardir wilayah Gaza siang dan malam, menyebabkan banyak bangunan runtuh dan menewaskan ribuan orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 8.000 orang - sebagian besar adalah warga sipil - tewas dan ribuan jasad diperkirakan berada di bawah reruntuhan.
Pemerintah Indonesia pun berencana melakukan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Jalur Gaza mulai Rabu (1/11/2023). Namun, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan evakuasi kemungkinan dilakukan secara bertahap.
"Beberapa kali saya sudah sampaikan, saya melakukan komunikasi dengan semua pihak yang memiliki aset di Gaza, dan diperoleh informasi kemungkinan pergerakan evakuasi warga negara asing termasuk WNI melalui pintu Rafah kemungkinan, sekali lagi, kemungkinan akan dapat segera dilakukan," kata Retno dalam konferensi pers, Rabu (1/11/2023).
"Diperoleh informasi juga, jadi dari kalimat mungkin akan dapat dicoba hari ini, kemudian kita coba bicara lagi, kalau hari ini bagaimana mekanismenya dan sebagainya, dan dari informasi tersebut, kemudian kita mendapatkan informasi yang lebih detail lagi. Bahwa pergerakan kemungkinan besar tidak akan dapat dilakukan sekaligus tapi dilakukan bertahap dan dengan mengutamakan keselamatan. Sekali lagi dengan mengutamakan keselamatan," kata Retno.
Menlu Retno mengatakan situasi di lokasi sangat dinamis. Namun, sudah ada jaminan keamanan dari semua pihak terkait proses evakuasi.
"Jadi betul-betul situasi sangat dinamis, tapi yang perlu kita pastikan kalau toh ada perjalanan maka perjalanan itu sudah mendapatkan jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat," tuturnya.
Retno juga mengatakan saat ini tim dari Kairo telah tiba di Rafah. Diketahui, Rafah sendiri merupakan satu-satunya pintu untuk melakukan evakuasi warga negara asing, termasuk WNI di Gaza.
"Setelah berjalan melalui pemeriksaan yang berlapis tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah, tadi saya cek betul pukul 15.53 WIB. Jadi bisa bayangkan tim sudah ada di pintu Rafah di bagian Mesir. Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di bagian Gaza," ujarnya.
Di sisi lain, detik Pagi edisi Kamis (2/11/2023) juga akan membahas Satelit Satria-1 yang telah mencapai slot orbit 146 derajat Bujur Timur usai diluncurkan sekitar empat bulan lalu dari Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat. Wilayah daerah tertinggal, terdepat, dan terluar (3T) pun akan mendapat akses internet gratis.
Koneksi internet yang dipancarkan Satria-1 ditujukan bagi fasilitas layanan publik, seperti area sekolah, puskesmas, pemerintah daerah, maupun keamanan untuk TNI-Polri di perbatasan. Satria-1 akan fokus melayani 37.000 titik fasilitas publik di Indonesia.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan bahwa satelit telah berhasil melalui proses Electrical Orbit Raising (EOR) di mana satelit melakukan pergerakan secara berkala menggunakan sistem pendorongnya untuk menuju ke orbit yang ditentukan dan satelit dinyatakan telah sampai di orbitnya dengan sukses.
"Saat ini ujicoba komunikasi (communication payload) akan segera dimulai dan targetnya pada akhir November selesai, lalu akan dilanjutkan dengan uji coba secara keseluruhan untuk dapat beroperasi penuh pada Desember 2023," ujar Adi dalam keterangan tertulisnya.
"Ini milestone penting bagi Indonesia karena jaringan Satria-1 bisa segera menghadirkan koneksi internet yang menjangkau seluruh Nusantara," kata Adi.
Adi menambahkan bahwa Satria-1 adalah satelit dengan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps. Kapasitas tersebut diproyeksikan menjadi satelit yang dapat membantu program transformasi digital di Indonesia.
Selalu hadir menemani sarapan informasi detikers, detik Pagi tayang langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Pagi ini akan banyak pembahasan menarik, detikers bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"