Pendekatan Lettu Wira ke Warga di Intan Jaya hingga Mau Serahkan Senjata

Soedirman Awards 2023

Pendekatan Lettu Wira ke Warga di Intan Jaya hingga Mau Serahkan Senjata

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 01 Nov 2023 16:51 WIB
Lettu Wira Wijaya
Lettu Wira (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)
Jakarta -

Berbagai cara dilakukan oleh Posramil Japugau Janambani (J2), Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak Kostrad untuk membuat masyarakat bahagia dengan kehadirannya di Bazemba, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Mereka membangun kepercayaan masyarakat agar mau menyerahkan senjata secara sukarela.

Atas perannya di Intan Jaya itu, Komandan Posramil J2 Tengkorak, Lettu Wira Wijaya, diusulkan untuk Soedirman Awards 2023. Selama 10 bulan bertugas, Lettu Wira mengambil hati masyarakat dengan berbagai kegiatan.

"Kami program yang kami laksanakan di sana itu ada sifatnya semuanya teritorial untuk membuat masyarakat itu bahagia dan senang dengan kehadiran kita," kata Wira kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah senjata yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat itu di antaranya 2 pucuk senjata laras pendek organik jenis Smith & Wesson 34-1 Kit Gun.22 LR 2"bbl Blued Revolver MFG 1969 dan Makarov 9mm beserta beberapa amunisi.

Kemudian 1 pucuk senjata laras panjang organik aktif yang sudah dimodifikasi dari shoot gun menjadi kal 5,56 mm. Satu buah busur panah dan 16 buah anak panah. Serta satu pucuk senjata api organik aktif Revolver Jenis Smith dan Wesson 357 Magnum.

ADVERTISEMENT

Seperti apa pendekatan yang dilakukan Lettu Wira agar masyarakat menyerahkan senjata itu secara sukarela? Wira pun memberikan penjelasan.

Pada saat kedatangannya pada September 2022, Lettu Wira mengisahkan warga memang tidak mau mendekat ke posnya. Demi menarik hati masyarakat, dia membuat berbagai kegiatan di pos tersebut.

"Kita membuat sarana lapangan bola di tempat pos, membuat tempat berobat masyarakat, itu di sana setiap berobat kita kasih juga pas pulang itu bawa beras untuk dia makan. Jadi masyarakat di sana senang dia berobat karena pulangnya dapat beras dari kita," jelasnya.

Lettu Wira WijayaPos J2 di Bazemba, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)

Wira menyebut Pos J2 berada di dekat tempat wisata dengan lapangan yang cukup luas. Lahan itu sebelumnya tidak dimanfaatkan. Dia membuat berbagai fasilitas umum agar warga datang ke lokasi untuk beraktivitas.

"Setelah kami datang, ada yang kita manfaat itu menjadi tempat berobat, tempat belajar, tempat berbagi makanan dalam bentuk nasi dan lauknya, kadang kita kasih ayam, kadang kita kasih mi, gimana kemampuan kitalah. Kemudian tempat olahraga, seperti lapangan bola kaki, lapangan bola voli, kita buat yang tadinya lahan tidur aja, semak-semak," tutur Wira.

Lettu Wira WijayaWarga berobat di Pos J2 (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)

Di dekat pos itu, Wira juga membangun jembatan kayu untuk spot foto. Dia menyebut lokasi ini banyak dikunjungi oleh warga untuk berfoto.

"Orang foto ambil view menghadap ke gunung, itu kita buat jembatan, karena itu kita lapor ke komandan, semua itu ada lahan yang kita manfaatkan kita lapor ke komandan," tutur dia.

Wira menambahkan bahwa pihaknya juga melaksanakan kegiatan bagi sembako setiap tanggal 15. Warga yang datang ke pos pun sering diberi makanan.

"Kemudian ada dukungan dari Panglima Kostrad waktu itu untuk lampu penerangan, kita pasang di jalan-jalan. Kemudian kita bangun gereja," tutur dia.

Lettu Wira WijayaSpot foto di Pos J2. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)

Bangun Gereja yang Terbengkalai

Wira pun mengisahkan tentang pembangunan gereja di Kampung Bazemba itu. Awalnya Wira mendengar keluhan dari pendeta setempat.

"Ada orang kampung di dekat pos saya tinggalnya, dia pendeta yang bernama Pendeta Daud, dia selalu dekat dengan saya, selalu ngobrol, kita ngopi. Dia bicara ke saya bahwa gereja yang kurang lebih jaraknya 2,5 km dari pos kita, itu gereja itu yang tadinya udah dibangun oleh pemda, tapi tidak selesai karena baru tiang sama atap saja, belum jadi gereja," tutur dia.

Wira kemudian datang ke lokasi bersama anggotanya. Dia melihat kondisi gereja yang terbengkalai itu. Kemudian dia melaporkan ke komandannya hingga mendapatkan bantuan dari eks KSAD Jenderal Dudung Abdurrahman untuk membangun gereja itu.

"Saya lapor sama Danyon, sebutannya Raja Aibon, Danyon Letkol Inf Ardiansyah, lebih terkenalnya Raja Aibon Kogila. Saya lapor, komandan juga melaporkan kepada panglima divisi, kemudian kepada Pangkostrad kemudian kepada mantan KSAD Jenderal Dudung Abdurrahman, itu mendapat support sehingga kita membuat gereja, membuat taman, ya dari support bapak-bapak kami itulah," katanya.

Lettu Wira WijayaPembangunan gereja di Bazemba, Intan Jaya. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)

Penyerahan Senjata dari Warga

Selama bertugas 10 bulan itu, Wira telah menerima penyerahan sejumlah senjata dari warga setempat. Dia menyebut penyerahan itu dilakukan karena warga sudah percaya pada pihaknya yang hadir di lokasi itu.

"Jadi di sana kita nggak pernah nyakitin masyarakat, kita hadir di sana membantu kesusahan masyarakat. Kita melaksanakan kegiatan teritorial yang diarahkan dari komandan satuan kami dalam hal ini Raja Aibon, untuk membuat sifatnya untuk kepentingan masyarakat semua," tutur Wira.

Menurut Wira, masyarakat merasakan kehadiran TNI hingga membangun kepercayaan. Warga pun menyerahkan senjata ke TNI.

"Dengan kita berbuat teritorial kepada masyarakat, baik-baik dengan masyarakat yang ada di sana, menyentuh perasaannya sehingga mereka memang itu keluarga dan ada juga memang OPM menyerahkan senjata itu melalui keluarganya kepada kita, dia ngucapin terima kasih selama ini mungkin ya. Karena kita selama ini komunikasi dengan para masyarakat," tutur dia.

"Busur panah kita dapat, bahkan ada yang dari pendeta tadi itu, dia sayang kepada kita yang ada di pos, dia menyerahkan panah. Panah itu senjata mereka di sana, dia kasih ke kita," tutur Wira.

Lettu Wira WijayaPenyerahan senjata warga ke TNI di Bazemba (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira)

Butuh Pendekatan Selama 5 Bulan

Wira mengakui bahwa tidak mudah melakukan pendekatan kepada warga saat TNI datang ke lokasi. Sekitar 5 bulan, sebut dia, waktu yang dibutuhkan agar warga tidak waswas lagi datang ke pos.

"Itu kita mungkin sekitar 4-5 bulan, awal-awal mereka takut sekali. Bahkan mau datang ke pos kita untuk minta obat, minta beras, lewat pos pun mereka takut. Setelah berjalannya waktu setelah dia yakin, kita bagi-bagi makan itu juga bukan untuk meracuni dia, kita turun ke rumah dari pintu ke pintu kita bagi makanan kepada mereka, pakaian kita bagi, alat sekolah kita bagi, sepatu, semua kita bagi untuk mereka, sehingga mereka percaya," jelas Wira.

Lettu Wira WijayaLettu Wira Wijaya bersama warga Bazemba (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira).

Salah satu warga setempat memang sempat melakukan penyerangan terhadap pos. Dia datang dengan parang.

"Awalnya berat, waduh, sungguh-sungguh sangat berat untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Ada dulu waktu awal itu yang pura-pura gila pengin menyerang pos membawa parang, kenapa kita bilang pura-pura gila, karena setelah berjalannya waktu setelah 6 bulan ke sana dia tidak melakukan itu, bahkan dia kerja dengan biasa," ungkapnya.

Demi mendapatkan kepercayaan, Wira dan anggotanya melakukan pendekatan dengan warga. Dia berkomunikasi dengan pendeta, ketua gereja, hingga kepala suku.

"Itu yang kita pegang, kita bilang sama mereka, jangan ganggu pos kita, itu satu orang, tapi sudah nggak ada lagi. Yang masyarakat lain itu pas kita mau pulang nangis, sampai panahnya yang berharga bagi mereka, membela dirinya, panah yang melindungi dia yang sudah lama sama dia, dia kasih ke kita," ujarnya.

Lettu Wira WijayaAnak-anak di Intan Jaya bersama TNI (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira).

Warga kemudian mulai akrab dengan TNI yang bertugas di lokasi. Pada sore hari, mereka datang untuk berolahraga. Anak-anak pun ramai menggunakan taman bermain yang dibangun di pos itu.

"Pos itu juga banyak orang berdatangan, selain olahraga juga foto-foto. Kurang lebih 3 bulan kami mau pulang itu banyak yang datang, karena itu kita buat tempat rekreasi untuk foto-foto. Mereka sampaikan mereka tidak takut lagi, awal-awalnya dia mau dekat ke pos kita, takut, nanti dibilang mata-mata tentara, mata-mata TNI nanti sama OPM yang lain, tapi yang kita rasain dia sudah tidak takut lagi, dia datang makan, minum kopi," jelasnya.

Wira menambahkan bahwa warga setempat juga melakukan tradisi bakar batu. Hal itu, kata Wira, sebagai tanda kehadiran TNI diterima oleh masyarakat setempat.

"Ada bakar batu depan pos saya, itu lagi melaksanakan tradisi di sana, itu kita diterima sama masyarakat sana," pungkasnya.

Lettu Wira WijayaWarga bakar batu di depan Pos J2. Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Lettu Wira

Pada Juni 2023, Wira selesai bertugas di Intan Jaya itu. Kegiatan di pos itu kemudian dilanjutkan oleh satgas berikutnya.

(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads