Ahli Racun Dilibatkan Sebab Kasus Mayat Membusuk di Koja Belum Terang

Ahli Racun Dilibatkan Sebab Kasus Mayat Membusuk di Koja Belum Terang

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 31 Okt 2023 22:22 WIB
Polri bawa sejumlah barang dari lokasi membusuknya pria dan balita di Koja, Jakarta Utara.
Foto: Tina/detikcom
Jakarta -

Kasus seorang pria berinisial HR (50) dan anak balitanya AQ (2) yang tewas membusuk di sebuah rumah di Koja, Jakarta Utara, masih menjadi teka-teki. Ahli toksikologi atau racun pun dilibatkan untuk mengungkap tabir misteri kasus tersebut.

Kasus ini bermula dari penemuan mayat HR dan anaknya pada Sabtu (28/10) lalu, usai warga mencium aroma busuk di lokasi kejadian. Warga pun lantas melapor ke aparat setempat.

Saat dicek, HR dan AQ ditemukan sudah dalam keadaan tewas dan jasadnya membusuk. Tak hanya itu, juga ditemukan istri HR dengan bercak darah di tubuhnya dan anak balita lain dalam kondisi lemas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi rumah ditemukannya HR dan AQ juga berantakan. Darah juga ada di sekitar jasad HR.

Polisi pun lantas melakukan penyelidikan. Autopsi juga dilakukan. Hasilnya, ditemukan luka di tubuh AQ. HR juga ternyata sudah meninggal selama 10 hari, sedangkan usia kematian anaknya baru tiga hari.

ADVERTISEMENT

Tim Inafis Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara juga telah melakukan tiga kali olah TKP. Dari olah TKP ketiga, ahli toksikologi forensik pun turut dilibatkan. Ahli racun itu dilibatkan untuk mencari tahu ada tidaknya unsur racun dalam kasus tersebut.

"Ahli toksikologi forensik juga perlu guna menginvestigasi ada tidaknya unsur-unsur keracunan, obat-obat keras yang berhubungan dengan kematian almarhum," ucap Kasatreksrim Polres Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh di Jalan Balai Rakyat V, Jakarta Utara, Selasa (31/10/2023).

Iverson menyebutkan olah TKP ketiga ini mengumpulkan berbagai barang bukti yang dianggap penting untuk pemeriksaan laboratoris forensik. Mulai yang berbentuk cairan hingga sisa makanan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

12 barang pun diamankan dari olah TKP tersebut. 12 barang tersebut seperti obat-obatan, rekening bank, hingga roll kue yang terbuat dari kayu.

Selain ahli toksikologi, ahli histopatologi diturunkan dalam olah TKP ini. Mereka menginvestigasi ada tidaknya kemungkinan penyakit yang diderita korban.

"Barang bukti yang kami anggap penting dilakukan pemeriksaan oleh ahli histopatologi forensik. Ada tidak kemungkinan-kemungkinan penyakit. Korban mengalami suatu penyakit," ujarnya.

Tak hanya ahli toksikologi dan ahli histopatologi, polisi bahkan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Universitas Indonesia dalam proses penyelidikan. Hal itu dilakukan untuk melakukan penyelidikan dari sisi psikologi forensik.

"Kami juga melibatkan Apsifor, Asosiasi Psikologi Forensik dari UI, untuk melakukan pemeriksaan identifikasi secara psikologi forensik," kata Kasatreksrim Polres Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh kepada wartawan di Jalan Balai Rakyat V, Jakarta Utara, Selasa (31/10/2023).

"Autopsi forensik, kemudian observasi TKP dan analisa-analisa psikologi terhadap subjek yang akan dilakukan pemeriksaan oleh Apsifor," imbuh dia.

Halaman 3 dari 2
(mae/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads