Terungkap Ular-ular Besar Hangus Usai Lahan Gunung Sindur Terbakar

Terungkap Ular-ular Besar Hangus Usai Lahan Gunung Sindur Terbakar

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Selasa, 31 Okt 2023 20:01 WIB
Kondisi terkini ular-ular hangus di lokasi kebakaran lahan di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Bangkai ular hangus terbakar di Gunung Sindur (Foto: dok.warga Gunung Sindur)
Jakarta -

Kebakaran lahan di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, mengakibatkan ular-ular besar terbakar. Belasan bangkai ular yang hangus ditemukan warga di lokasi kebakaran itu.

Dirangkum detikcom, Selasa (31/10/2023), terungkapnya ular-ular besar yang hangus ini awalnya dari video viral di media sosial. Dalam video itu tambak beberapa ular berukuran besar telah gosong.

Terlihat pula bekas rumput terbakar di lokasi. Ular-ular itu terlihat berukuran besar hingga yang berukuran kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dansek Parung Damkar Kabupaten Bogor, Napi, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (30/10). Dia menduga lahan itu dulunya rawa.

"Lahan kosong yang terbakar, dulunya itu rawa kalau nggak salah, masuknya Gunung Sindur, Desa Cibadung, dekat RSUD Parung," kata Napi saat dihubungi.

ADVERTISEMENT

Dia menduga ada sarang ular di lokasi kebakaran. Dia menyebutkan lokasi itu dulunya merupakan rawa.

"Iya mungkin bisa jadi (ada sarang ular), rawa bertahun-tahun gitu ya," ujarnya.

Kesaksian Warga

Salah satu warga, Nur Ahmad Fauzan, pada siang tadi, Selasa (31/10), mengunjungi lokasi penemuan ular-ular hangus tersebut. Dia mengatakan bangkai-bangkai ular pun masih berada di lokasi dan belum disingkirkan.

Nur Ahmad pun mengirimkan foto terkini kepada detikcom. Tampak bangkai ular-ular masih meringkuk di atas lahan yang terbakar. Sebagian sudah kering dan berwarna hitam pekat.

Di sekitar bangkai ular-ular tersebut, tampak rerumputan berwarna hitam hangus terbakar. Sedangkan rumput di bagian lainnya tampak berwarna cokelat kering.

Nur Ahmad Fauzan menyebut kebakaran terjadi pada Senin (30/10) siang. Orang tua Ahmad lalu menelepon ketua RT setempat dan memintanya menelepon Damkar.

"Akhirnya Damkar datang buat madamin api yang makin melebar, sampai masyarakat yang dari kampung lain juga ikut serta buat madamin itu api. Kalau nggak salah sampai tiga balikan Damkar buat madamin api itu," ujarnya saat dihubungi.

Lihat juga Video 'Penampakan Ular Piton 7 Meter yang Mangsa Sapi Warga di Mamuju':

[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya pada halaman berikut.

Warga Sebut Ada 16 Bangkai Ular

Nur Ahmad Fauzan mengatakan ular tersebut terdiri atas beragam jenis. Disebutnya ular itu ada yang panjangnya lebih dari 2 meter.

"Ular besar sanca dengan berat hampir 10 kg lebih panjangnya 2 meter lebih, sama sisa-sisa ular kecil kayak ular kobra, ular tanah, ular sawah, ular piton, macam-macam," kata warga sekitar bernama Nur Ahmad Fauzan, saat dihubungi, Selasa (31/10).

"Itu juga baru separuhnya di sebagian lahan, belum lagi lahan yang lain yang dekat galian itu," lanjut Ahmad.

Dia menyebutkan warga menemukan ada 16 ekor bangkai ular yang hangus terbakar. Warga menemukan ular tersebut setelah kebakaran lahan padam.

"Kurang lebih ada 16 ekor ular yang ditemuin sama orang-orang, termasuk sama saudara saya," imbuhnya.

Detik-detik Warga Temukan Bangkai Ular

Nur Ahmad Fauzan mengatakan kebakaran terjadi di lahan dekat rumahnya pada Senin (30/10) siang kemarin. Singkat cerita, api sudah muncul dan ibunya menelepon Ketua RT setempat untuk meminta pertolongan damkar.

"Nggak tahu itu RT bilang ke siapa supaya damkar dateng, nah akhirnya damkar dateng buat madamin api yang makin melebar," kata Ahmad saat dihubungi, Selasa (31/10).

Warga sekitar turut membantu memadamkan api di lokasi. Dia mengatakan damkar beberapa kali balik untuk memadamkan api.

"Singkat cerita, padamnya api sekitar sore sudah agak ademan ya," jelasnya.

Kemudian, ada sejumlah anak-anak kecil yang melihat bekas kobaran api di lahan yang terbakar. Pada saat itulah mereka melihat bangkai ular dengan berbagai jenis dan ukuran.

Warga lainnya bernama Siti Salim menceritakan lahan terbakar tersebut dulunya merupakan rawa yang kemudian tandus. Rawa-rawa tersebut bertahun-tahun tidak diurus.

"Sempat pernah buat pelihara ikan mas kayak sistem tambak, mungkin airnya kurang," ungkap Siti.

Dia khawatir kebakaran akan kembali terjadi di musim kemarau ini. Sebab, rumahnya tak jauh dari lokasi lahan yang terbakar tersebut.

"Iya, namanya sekarang lagu musim kemarau, apalagi lahan saya di area tower," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads