Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki sederet pulau yang indah dengan daya tariknya tersendiri. Namun, Kepulauan Seribu tak hanya dikenal dengan potensi wisatanya yang indah dan menarik, tetapi juga menjadi tempat tinggal dari 29.719 penduduk (berdasarkan proyeksi penduduk interim 2020-2023 yang dirilis BPS Kepulauan Seribu).
Untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan mempermudah akses mobilitas warga pulau ke daratan, Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi dan membangun sejumlah pelabuhan. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan, pihaknya kini tengah menggenjot integrasi layanan transportasi perairan. Karena pelabuhan menjadi tempat kegiatan pemerintah dan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik-turun penumpang, dan bongkar-muat barang.
"Dalam kegiatannya, pelabuhan memiliki fungsi pemerintahan dan usaha. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang pelabuhan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafrin menambahkan, revitalisasi ini dinilai penting karena berdampak pada kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Ia mengungkapkan, dalam program kegiatan Unit Penyelenggara Pelabuhan Daerah Tahun 2023, pelabuhan yang direvitalisasi, yaitu
Pelabuhan Pulau Pramuka;
ADVERTISEMENTPelabuhan Pulau Sebira;
Pelabuhan Pulau Pari; dan
Pelabuhan Pulau Tidung Lanjutan.
"Adapun revitalisasi yang dilakukan di masing-masing pelabuhan berbeda macamnya, sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan. Misalnya, revitalisasi Pelabuhan Pulau Pramuka meliputi pekerjaan terminal pelabuhan dan jembatan penyeberangan orang (JPO)," ungkap Syafrin.
Sementara itu, revitalisasi Pelabuhan Pulau Sebira mencakup pekerjaan gedung, mekanikal elektrikal dan plumbing, infrastruktur dan pendukung, serta pagar. Revitalisasi ini juga termasuk menghadirkan SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) atau sistem desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Di Pelabuhan Pulau Pari, Pemprov DKI akan meningkatkan sejumlah fasilitas, antara lain pekerjaan dermaga, breakwater atau pemecah ombak untuk mencegah erosi dan banjir rob, dinding penahan tanah (sheet pile), hingga pengerukan kolam labuh.
Selanjutnya, revitalisasi Pelabuhan Pulau Tidung Lanjutan meliputi bangunan terminal dan pengelola, Ground Water Tank (GWT) dan ruang pompa, Dermaga 3, serta Dermaga Apung. Di pelabuhan ini juga akan dibangun kantin, mess karyawan, musala, dan ruang penjemputan.
Baru-baru ini, Pemprov DKI juga mendapat usulan agar PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengambil alih pengelolaan angkutan laut di wilayah Kepulauan Seribu. Transjakarta sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai berpengalaman untuk mengelola transportasi terintegrasi ini.
Menanggapi hal tersebut, Syafrin menilai, angkutan perairan di Jakarta sebaiknya dikelola oleh suatu badan usaha. Adapun saat ini pengelolaannya dilakukan oleh Unit Pengelola (UP) Angkutan Perairan. "Oleh sebab itu, tahun 2024 kami masukkan usulan-usulan kelembagaan dan pengelolaan keuangan milik pengelola angkutan perairan sebagai dokumen lengkap penetapan UP Angkutan Perairan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)," tutur Syafrin.
Berbagai langkah ini dilakukan untuk mendukung pengembangan wilayah Kepulauan Seribu agar menjadi kawasan ekonomi dan bisnis. Salah satu yang sedang digalakkan adalah pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Muara Angke untuk membangkitkan bisnis Kepulauan Seribu.
Hadirnya fasilitas ini juga diketahui berguna untuk menambah lapangan pekerjaan serta menarik kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu. Saat ini, sejumlah lokasi di Kepulauan Seribu bisa diakses melalui Pelabuhan Muara Angke.
Masyarakat yang menggunakan kendaraan umum bisa mengakses bus Transjakarta dari Stasiun Kota menuju Pelabuhan Muara Angke. Sedangkan, bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi roda empat dan dua bisa memarkirkan kendaraannya di kawasan Pelabuhan Muara Angke.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menyambut baik upaya integrasi transportasi perairan yang dilakukan oleh Pemprov DKI. Namun, ia juga memberi sejumlah catatan yang perlu jadi perhatian.
"Sebenarnya kalau bicara aksesibilitas, Muara Angke itu sudah bagus. Sekarang sudah diperbaiki. Artinya, orang ke Muara Angke naik Transjakarta bisa juga. Di situ juga ada rumah susun," ungkap Djoko kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"(Namun) jangan hanya dibangun simpulnya. Pelabuhan itu simpul kan? Tapi, bagaimana jaringannya, prasarana dan sarananya, juga diberikan perbaikan," imbuhnya.
Selain revitalisasi, ia mengimbau agar sarana-sarana penting lainnya, termasuk kapal untuk transportasi perairan, turut diperhatikan. Sebab, hal ini berkaitan erat dengan keselamatan.
"Keselamatannya harus diperhatikan. Misalnya, kapal-kapal kecil itu beroperasi di Pulau Tidung muter-muter pulau aja enggak apa-apa. Jangan untuk jarak jauh," ucapnya.
Dengan memperhatikan keseluruhan elemen ini, menurutnya, integrasi transportasi perairan di DKI Jakarta bisa berdampak besar bagi perekonomian masyarakat. Utamanya, turut mendongkrak sektor pariwisata.
"Kalau akhir pekan ini kan cukup banyak orang wisata ke sana, Jumat, Sabtu, Minggu. Kalau kapalnya bagus, bisa menambah minat orang untuk berwisata," pungkasnya.