Yayasan Rumah Anak Pancasila (YRAP) memperkenalkan pentingnya pengamalan Pancasila kepada anak-anak Sekolah Minggu Buddhis di Vihara Dhamma Sabha, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Acara ini dihadiri oleh 31 anak dari usia prasekolah, SD dan SMP.
Selain mengenalkan sejarah lahirnya Pancasila, pengurus YRAP juga membawakan story telling, mengajak anak-anak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Anak Pancasila. Anak-anak ini juga diajak untuk mensimulasikan pemahaman mereka tentang Pancasila melalui diskusi kelompok dan simulasi musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ketua YRAP Juan Wake mengisahkan bagaimana proses kelahiran Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sejak Proklamator Kemerdekaan Soekarno melakukan perjalanan ke seluruh wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau akhirnya mendapatkan ide bahwa negara sebesar ini harus diikat oleh tali persatuan yang kuat. Maka lahirlah Pancasila yang dianggap sesuai dengan ciri khas Bangsa Indonesia yang majemuk. Negara kita adalah negara besar yang terdiri dari beragam suku bangsa," kata Juan dalam keterangan tertulis, Minggu (29/10/2023).
Juan juga menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam tiap sila yang terdapat dalam Pancasila dengan menggunakan alat peraga. Dengan begitu, mereka akan mudah menyerap materi yang disampaikan.
"Kenapa lambang sila pertama adalah bintang? Ayo kenapa?" tanya Juan.
Anak-anak tampak terdiam, tak ada yang menjawab. Juan lantas menerangkan bahwa bintang itu adalah benda yang bercahaya di angkasa.
"Ini artinya bahwa bangsa kita adalah bangsa yang religius dan percaya serta tunduk pada Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Demikian seterusnya, hingga sila kelima yang berlambangkan padi dan kapas. "Kenapa padi dan kapas? Artinya kita orang Indonesia ingin sejahtera. Ingin terpenuhi kebutuhan sandang dan papannya. Kita ingin seluruh rakyat Indonesia bisa sejahtera. Kita ingin kesejahteraan itu merata dari Aceh hingga Papua," kata Juan.
"Inilah Pancasila yang digali oleh Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia, Bapak Soekarno. Jadi sekali lagi, orang Indonesia adalah orang yang religius dan Pancasilais," tegasnya.
Di akhir acara anak-anak diajak membaca Janji Anak Indonesia yang terdiri dari lima janji. Di antaranya, berjanji untuk menjaga toleransi dan menolong sesama tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Anak-anak yang mengikuti acara ini mengaku senang karena mendapatkan pengalaman baru.
Cakka Manggala Ananta Putra, misalnya. Siswa Kelas IX SMPN 12 Tangerang Selatan itu mengaku mendapatkan semangat baru setelah mengikuti program ini.
"Kami jadi kian memahami Pancasila. Apalagi kakak-kakak membawakan materi dengan baik dan mudah dimengerti. Ada nyanyi-nyanyi juga," tuturnya.
Selain itu, kata Cakka, acara seperti ini penting dilakukan mengingat generasi muda saat ini kian jauh dari nilai-nilai Pancasila. "Toleransi makin berkurang, padahal kita satu bangsa walau berbeda suku dan agama. Moga acara seperti tak hanya digelar di Tangsel, tapi di seluruh Indonesia," harapnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Jessica, Siswa Kelas VI SD Yadika III Karang Tengah. Ia mengaku senang mendapat ilmu baru.
"Kami jadi tahu makna-makna Pancasila. Tidak hanya hapal jumlah silanya saja," ujarnya.
Menurut Jessica, walau telah mendapatkan pelajaran Pancasila di sekolah, namun program YRAP lebih menekankan pada makna-makna dan contohnya.
YRAP adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial yang fokus pada penyebaran nilai-nilai Pancasila. Program-program YRAP bertujuan untuk mengenalkan Pancasila dan membentuk karakter anak usia dini agar menjadi anak yang Pancasilais.
(imk/tor)