HNW Apresiasi Peran Muhammadiyah Perjuangkan Kebebasan Palestina

HNW Apresiasi Peran Muhammadiyah Perjuangkan Kebebasan Palestina

Sukma Nur Fitriana - detikNews
Sabtu, 28 Okt 2023 16:06 WIB
Hidayat Nur Wahid
Foto: MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi konsistensi Muhammadiyah untuk membela Palestina. Terlebih bentuk konsistensi Muhammadiyah secara ideologis merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnah.

Hal tersebut tentunya mengajarkan untuk saling tolong menolong dan memperjuangkan kebenaran seperti hak kemerdekaan Palestina. Selain itu, juga menolak segala bentuk kemungkaran seperti penjajahan Israel.

Kemudian ia mewajarkan apabila Muhammadiyah konsisten untuk berpihak kepada perjuangan Palestina dan menolak kejahatan penjajahan Israel. Hal itu, karena Muhammadiyah mendapatkan bukti bagaimana Israel menyebar berita palsu yang berisikan Hamas memenggal kepala kurang lebih sebanyak 40-an anak-anak. Apalagi, situasi ini juga dinilai sejalan dengan pesan dan ajaran K.H. Ahmad Dahlan dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan pendekatan ilmiah quraniyah progresif sebagaimana diajarkan oleh KH. A. Dahlan, pendiri Muhammadiyah, (hal ini dinilai relevan) saat mengajarkan paham yang benar dalam aksi nyata terkait surah Al-Ma'un," ujar Hidayat dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).

Lebih lanjut, kenyataannya Hamas membuktikan hal sebaliknya. Justru sesuai ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, mereka dibekali dengan nilai-nilai utama bahkan saat berjihad, tidak boleh membunuh anak-anak dan orang tua.

ADVERTISEMENT

Dan itulah fakta yang didapati oleh berbagai keluarga Israel yang ditawan Hamas. Pada saat itu, mereka memberi kesaksian terbuka bahwa justru Hamas sangat menghormati anak-anak dan melindungi, tidak seperti informasi yang disebar oleh Israel.

Menurut Hidayat, dari berbagai peristiwa tersebut, maka wajar bila banyak tokoh Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka juga sudah menggaungkan seruan dukung perjuangan bangsa Palestina, agar tidak dijajah oleh Israel.

Dia mengungkapkan ada 2 tokoh senior Muhammadiyah yang sejak dari sebelum Indonesia merdeka, selalu konsisten membela Palestina dan menolak penjajahan Israel. Pertama adalah KH. Abdul Kahar Muzakkir seorang kader Muhammadiyah yang pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia belajar di Kairo dan menjadi sahabat dari tokoh pejuang Arab Palestina, asSayyid alAmin alHusaini, Mufti Palestina.

Pada masa itu, salah satu perannya adalah untuk merespon penjajahan Israel atas Palestina. Di tahun 1937 Kahar Muzakkir dipercaya membawa mandat dari 34 organisasi di Indonesia, menghadiri Konferensi Bloudan di Syria yang dengan tegas menyerukan pentingnya pembelaan Palestina agar tidak dijajah oleh Israel.

"Jadi sejak tahun 1937, tokoh Muhammadiyah telah berperan serta secara langsung, mewakili Indonesia, membela dan membersamai perjuangan bangsa Palestina agar tidak dijajah oleh Israel," jelasnya.

Hidayat melanjutkan, tokoh berikutnya adalah Bung Karno. Presiden Pertama RI ini, yang dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah, menolak pengakuan Israel atas kemerdekaan Indonesia.

Adapun alasan Bung Karno menolak ada dua. Pertama, Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama jelas menyebut dimana posisi Indonesia terhadap penjajah. Kedua, jika Bung Karno sampai menerima pengakuan Israel, maka Indonesia harus melakukan apa yang disebut sebagai Asas Resiprokal yaitu, asas timbal balik.

Menurut Hidayat, kalau Israel mengakui Indonesia maka Indonesia harus mengakui Israel. Bung Karno juga lebih memilih tidak mengundang Israel hadir dalam Konferensi Asia Afrika tapi malah mengundang tokoh mufti Palestina asSayyid al Amin alHusaini.

Hidayat melanjutkan bahkan tahun 1962, Bung Karno pernah menegaskan selama kemerdekaan belum diberikan kepada Palestina, maka selama itu juga Israel masih menjajah, dan selama itu juga Indonesia tidak mempunyai hubungan dengan Israel.

Sikap yang jelas dan tegas dari tokoh-tokoh Muhammadiyah ini sangat sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan ketentuan Konstitusi UUD '45, serta peran sejarah yang semestinya diambil oleh penerus Muhammadiyah.

"Saya berharap Muhammadiyah yang mempunyai tradisi membela Palestina dan khazanah intelektual, dengan mudah bisa membuktikan kesalahan dan kejahatan framing dan pemutarbalikan fakta yang dilakukan penjajah Israel," imbuhnya.

Hidayat juga berharap Muhammadiyah dapat terus konsisten membela Palestina, dengan menghadirkan pemimpin Indonesia yang seberani KH. Kahar Muzakkir dan Bung Karno. Dua tokoh tersebut sudah terbukti memiliki spirit komitmen bela Palestina tolak penjajahan Israel.

"Pemimpin itu juga mesti berani melobi efektif OKI dan negara-negara yang mendukung perjuangan Palestina seperti Rusia dan China, dan kemudian maju ke Sidang PBB untuk membela Palestina dan dengan lantang menyuarakan bahwa penjajahan di dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ucapnya.

Sebagai informasi, hal tersebut disampaikan Hidayat dalam acara Kajian Integrasi Ilmu UMJ dengan tema 'Pandangan Muhammadiyah Dalam Menyikapi Isu Kemanusiaan dan Kemerdekaan Palestina', di aula Masjid At-Taqwa, Kompleks Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Cireundeu, Kota Tangerang Selatan, Jumat (26/10).

Turut hadir dalam acara tersebut Warek II mewakili Rektor UMJ, Ketua LPP-AIK Drs. Fakhrurazi, MA, mantan Dubes Bunyan Saptono yg juga Pimpinan MUI bidang Hubungan Luar Negeri, dan civitas akademika UMJ sebagai peserta kajian.




(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads