Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) tengah melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Osaka Jepang hari ini. Selain untuk menghadiri G7 Ministers Meeting, Zulhas juga terlihat mendatangi Masjid Istiqlal Tokyo.
Disambut oleh Imam Masjid sekaligus Ketua Yayasan Masjid Istiqlal Ustaz Herizal Adhardi, Mendag yang juga Ketua Umum PAN itu memaparkan mengenai pemaknaan agama Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Menurutnya pemaknaan tersebut memiliki arti yang luas, namun kerap dimaknai kurang tepat.
"Islam Rahmatan Lil Alamin itu luas. Bukan hanya jenggotan panjang, terus pakai sorban atau enggak. Itu jangan dikecilkan. Islam itu nilai-nilai yang agung," ujar Zulhas dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zulhas, karena memiliki makna yang luas, maka siapapun manusia di muka bumi bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Asalkan mengikuti sunnatullah (ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah).
Ketua Umum PAN ini pun membacakan Surat Al-Isra ayat 70 yang berarti 'kami ciptakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna'.
"Diciptakan makhluk lain tapi manusia lah yang paling sempurna tidak disebut itu manusia mana. (hanya) manusia, termasuk manusia yang tidak percaya pada Allah," terang Zulhas.
Ia melanjutkan maka jangan heran apabila di negara bagian-bagian lain bisa lebih maju. Sebab menurut Zulhas, siapapun manusia yang bisa menerapkan ajaran-ajaran Islam, maka akan mendapatkan kebaikan.
"Di Indonesia kita bertani, menanam padi. Di Indonesia Kita menanam padi 1 hektar (hasilnya) bisa 5 ton, 6 ton. Orang Tiongkok menanam padi bisa 10 ton, padahal dia kan komunis, tapi bumi kasih juga (hasil panen) itulah yang digambarkan sebagai Islam yang Rahmatan lil alamin," ucap Zulhas.
"Siapapun diberi," imbuhnya.
Zulhas melanjutkan, Islam kalau di Indonesia ada Muhammadiyah yang disimbolkan matahari dan NU yang disimbolkan bola dunia (bumi).
"Matahari itu tidak pernah membeda-bedakan. Manusia di mana pun. Mau orang di Osaka, orang di Tokyo, orang di arab, di barat, tiongkok (itu) sama. Mendapat kehidupan cahaya yang sama. itu filosofinya," jelasnya.
"Bola dunia, bumi, itu juga ciptaan tuhan, filosofinya tidak pernah membeda-bedakan. Apakah di Rusia, apakah di Amerika, di Indonesia, Jepang, siapa yang mengikuti sunnatullah, mereka akan mendapatkan hasilnya," pungkasnya.
Selain itu, dalam kunjungan tersebut, Zulhas juga mengunjungi gelaran lapak UMKM Indonesia yang ada di Jepang. Dirinya mengatakan Kemendag pun terus mendorong pelaku usaha Indonesia menjadi industri dan pasar halal dunia untuk memasok kebutuhan produk-produk halal, termasuk untuk pasar Jepang.
Diketahui, kunjungan Zulhas ke MIO ini juga untuk menyaksikan langsung sinergitas bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka menyajikan aneka produk makanan dan minuman serta kebutuhan halal bagi para konsumen. Baik itu produk diimpor dari Indonesia maupun yang diproduksi oleh para diaspora UMKM setempat.
(ncm/ega)