Lumajang - Bukan hanya warga Muhammadiyah yang berlebaran 23 Oktober 2006, warga NU di Jawa Timur juga ikutan. Padahal PBNU menetapkan Lebaran pada 24 Oktober.Keputusan berlebaran pada 23 Oktober ditetapkan PWNU Jatim dan diberlakukan di wilayah Jatim. Hal ini sudah diberitahukan pada PBNU. Meski demikian masih ada beberapa daerah di Jatim yang belum salat Id."Karena PBNU berlebaran besok, mungkin ikut PBNU. Tidak usah dibesar-besarkan," kata Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa saat dihubungi
detikcom, Senin (23/10/2006).Dituturkan dia, dari tim yang dikirim untuk mengawasi hilal telah melihat hilal pada Minggu 22 Oktober pukul 18.30 WIB di Madura. Ini berdasarkan rukyah di Pantai Gebang Bangkalan dengan 15 saksi PWNU Jatim."Setelah itu saya langsung mengirim surat ke PBNU di Jakarta untuk menginformasikan hal tersebut. Karena hilal sudah terlihat, saya putuskan melalui SK PWNU Jatim untuk melalukan Idul Fitri pada 23 Oktober di wilayah Jatim," jelas Ali.
Speaker MasjidSementara warga NU di Jatim patuh dengan SK PWNU Jatim tersebut. Mereka melakukan salat Id pada Senin pagi, seperti di Ponpes Sukorejo Situbondo, Ponpes Sidogiri Genggong Pasuruan, Ponpes Lirboyo Ploso Kediri, dan Ponpes Tremas Pacitan."Sejak semalam sudah takbir karena ada instruksi dari PWNU. Kita tahu setelah diumumkan melalui
speaker masjid yang dilanjutkan dengan takbir," kata Nia Fitriati di Pacitan.Sementara Abdul Wasid di Madura menuturkan, sebagian besar masyarakat Madura ikut Lebaran 23 Oktober karena bulannya terlihat di Madura. "Tapi ada beberapa yang masih belum Lebaran karena ikut PBNU," katanya.
(sss/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini