Fakta-fakta Kabut Tebal di Pantai Gunungkidul, Termasuk Penjelasan BMKG

Fakta-fakta Kabut Tebal di Pantai Gunungkidul, Termasuk Penjelasan BMKG

Tim detikJogja - detikNews
Senin, 23 Okt 2023 14:59 WIB
Suasana Pantai Dadap Ayam Gunungkidul saat diselimuti kabut tebal, Minggu (22/10/2023)
Fenomena kabut tebal di Gunungkidul. (Foto: Dok. Pengunjung Pantai Dadap/Salsabila)
Jakarta -

Warga dihebohkan dengan peristiwa kabut tebal menyelimuti hampir seluruh wilayah pantai di pesisir selatan wilayah Kabupaten Gunungkidul, Jogja. Kejadian itu sempat terekam kamera dan videonya beredar viral di media sosial.

Terkait peristiwa tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah memberikan penjelasannya. Berikut sederet fakta dan penjelasan BMKG terkait fenomena kabut tebal di pantai wilayah Gunungkidul:

Video Kabut Tebal di Pantai Viral di Media Sosial

Dilansir detikJogja, peristiwa tersebut diketahui terjadi pada hari Minggu (22/10/2023) pagi. Video yang merekam kabut tebal menyelimuti pesisir selatan wilayah Kabupaten Gunungkidul viral. Kabut tebal ini disebut terjadi hampir di seluruh wilayah pantai selatan Gunungkidul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video soal kabut tebal di pantai di Gunungkidul itu viral di media sosial, salah satunya diunggah di akun @merapi_uncover. Kabut tebal itu dilaporkan di Pantai Slili Gunungkidul. Ternyata kabut itu tak hanya ditemui di Pantai Slili tapi juga di Pantai Dadap Ayam Gunungkidul.

Terjadi di Hampir Seluruh Pantai di Gunungkidul

Kejadian tersebut turut disampaikan seorang warga Kapanewon Wonosari, Salsabila. Saat itu, dirinya sedang berkunjung ke Pantai Dadap Ayam di Kalurahan Kanirogo pada Minggu (22/10/2023) pukul 08.00 WIB.

ADVERTISEMENT

"Saya tadi dari rumah berangkat jam 07.30 WIB dan sampai di Pantai Dadap Ayam jam 08.00 WIB. Sepanjang jalan memang mendung dan saat sampai ternyata kabut semua air laut juga surut," cerita Salsabila kepada detikJogja, Minggu (22/10/2023).

Petugas TRC Tanjungsari, Rudhy, turut membenarkan adanya fenomena kabut tebal tersebut. Rudhy mengatakan, fenomena tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir selatan Gunungkidul.

"Dari siang tadi kabut lumayan tebal hampir semua wilayah pantai selatan diselimuti kabut mas," kata Rudhy, dilansir detikJogja, Minggu (22/10/2023).

Penjelasan BMKG soal Kabut Tebal di Gunungkidul

Sementara itu, Analisis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, M. Nurhadi, menerangkan fenomena kabut tebal itu disebabkan oleh udara yang relatif hangat juga lembap yang mengalir di atas permukaan yang lebih dingin.

"Sehingga memicu terjadinya kondensasi dan terbentuknya kabut, di mana fenomena ini kerap terjadi di sepanjang pantai atau di atas lautan," ujar Nurhadi kepada detikJogja, Minggu (22/10/2023).

Kabut tebal itu diduga terjadi akibat matahari memanaskan permukaan air di wilayah perairan dengan cukup intens. Akibatnya, air menguap cukup optimal dan menghasilkan massa udara lembab di atas permukaan air.

"Massa udara lembab di atas permukaan air ini kemudian terbawa oleh angin sehingga bergerak ke wilayah lain yang sifat suhunya lebih dingin, sehingga terjadi interaksi antara massa udara lembab atau basah dan hangat dengan massa udara yang lebih dingin suhunya di wilayah tertentu," jelasnya.

Nurhadi mengungkapkan, dua massa udara yang berinteraksi itu dapat menyebabkan proses kondensasi. Selanjutnya, massa dingin saat bertemu dengan yang lembab cenderung akan naik dan mengalami pendinginan.

Akibatnya, lanjut Nurhadi, terjadi proses kondensasi itu dan terbentuklah fenomena kabut di permukaan. Penyebab lain terbentuknya kabut tersebut juga bisa berkaitan dengan stabilitas atmosfer.

Lebih lanjut, Nurhadi menjelaskan, jika terjadi peningkatan suhu terhadap ketinggian di atas permukaan air, maka dapat membatasi pergerakan udara secara vertikal ke atas di lapisan atmosfer rendah dan memungkinkan kabut untuk terakumulasi secara meluas.

"Penting untuk diingat bahwa kabut yang terbentuk di wilayah perairan pada siang hari seringkali bersifat sementara dan dapat hilang/buyar dengan cepat setelah matahari semakin tinggi dan memanaskan udara di atas permukaan air. Kabut ini juga dapat membawa pengaruh terbatas terhadap navigasi dan aktivitas di perairan," urainya.

Simak juga Video 'BMKG Bicara Upaya Menutup Kesenjangan Ketidakadilan Iklim':

[Gambas:Video 20detik]



(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads