Alasan Eks Dirut Kominfo Komunikasi Via Aplikasi Signal ke Plate: Ikonnya Lucu

Alasan Eks Dirut Kominfo Komunikasi Via Aplikasi Signal ke Plate: Ikonnya Lucu

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Rabu, 18 Okt 2023 21:09 WIB
Eks Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif mengungkap eks Menkominfo Johnny G Plate meminta setoran Rp 500 juta/bulan untuk insentif anak buah yang kerja keras. (Wilda HN/detikcom)
Eks Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif mengungkap eks Menkominfo Johnny G Plate meminta setoran Rp 500 juta/bulan untuk insentif anak buah yang kerja keras. (Wilda HN/detikcom)
Jakarta -

Mantan Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif mengaku berkomunikasi dengan perantara pemberi uang Rp 500 juta per bulan untuk mantan Menkominfo Johnny G Plate menggunakan aplikasi Signal. Dia berdalih di aplikasi Signal banyak kon yang lucu dibanding aplikasi lainnya. Sontak hal itu menuai reaksi hakim.

Hal itu diungkap Anang saat menjadi saksi mahkota di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18/10/2023). Saksi mahkota adalah seorang terdakwa yang bersaksi untuk terdakwa lainnya.

Duduk sebagai terdakwa Johnny G Plate dan mantan Tenaga Ahli Human Development Universitas Indonesia (Hudev UI) Yohan Suryanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulanya, Anang mengaku saat itu bertemu dengan sekretaris pribadi Plate, Heppy Endah Palupy, dan berbicara mengenai insentif Rp 500 juta per bulan yang diminta Johnny Plate. Anang mengatakan saat itu Heppy menunjuk perantara yakni Staf TU Kemkominfo Yunita untuk menerima uang itu.

"Kira-kira beberapa hari kemudian, saya ada rapat di lantai Pak Menteri, ketemu saudara Heppy, Mbak Heppy ini belum ada solusi tapi kalau ada solusi 'saya minta nomor dong orang yang kira-kira menjadi kontak kalau itu berhasil'. Saudara Heppy memberikan nomor saudara Yunita, saya belum kenal siapa Yunita pada saat itu, cuma pesan Heppy biar komunikasi lewat Signal aja. Saya pada saat itu pake Signal tapi saya tidak komunikasi dengan Yunita," kata Anang.

ADVERTISEMENT

Anang mengatakan komunikasi dengan Heppy mengenai setoran Rp 500 juta itu dilakukan menggunakan aplikasi Signal. Hakim heran Anang memakai aplikasi yang jarang dipakai masyarakat pada umumnya.

"Kenapa saudara pakai Signal buat apa?" tanya hakim.

"Karena ini kelaziman di kita-kita. Kita punya 2 saluran, satu WhatsApp satu Signal. Itu rata-rata teman-teman semua gitu," jawab Anang.

"Kenapa saudara pakai Signal?" tanya hakim.

"Ya karena jalur alternatif aja Yang Mulia," jawab Anang.

Anang beralasan memakai aplikasi Signal karena banyak ikon-ikon lucu. Hakim pun langsung memotong pernyataan Anang. Hakim menyebut Anang menggunakan itu karena ada yang dirahasiakan.

"Signal kan jarang dipake orang Pak?" tanya hakim.

"Di kalangan anak muda cukup sering Yang Mulia. Karena punya ikon-ikon yang lebih lucu," jawab Anang.

"Pembicaraan rahasia itu Pak di situ," timpal hakim.

"Cukup populer di kalangan kami," kata Anang.

Hakim bertanya apakah ada yang dirahasiakan sehingga memilih menggunakan aplikasi Signal. Anang mengaku tidak ada.

"Ha-ha-ha... kalangan saudara. Ada yang dirahasiakan?" tanya hakim.

"Bukan Yang Mulia. Signal itu punya salah satu fitur yang pada saat itu ya," kata Anang.

"Rahasia. Apa pula kenapa tidak pakai biasa aja kalau tidak ada yang dirahasiakan, kenapa tidak pake Whatsapp biasa, ngapain pakai itu. Berarti ada yang dirahasiakan?" tanya hakim.

"Pada saat itu tidak kepikiran rahasia Yang Mulia," kata Anang.

Lalu apa reaksi hakim mendengar jawaban Anang itu?

"Eleh... Saudara," kata hakim.

Diketahui, Johnny G Plate didakwa melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus ini hingga menyebabkan kerugian negara Rp 8 triliun. Plate diadili bersama Anang Achmad Latif dan Yohan Suryanto.

(whn/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads