Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) membahas keistimewaan dan kekhasan desa dibandingkan satuan pemerintahan lainnya. Hal ini dibahas dalam Dialog Ilmiah di Universitas Peking, Beijing, China.
Dia mengatakan desa selalu berbasis pada budaya dan tradisi dalam mengelola pemerintahannya. Ciri khas masyarakat desa juga selalu mengedepankan kebersamaan dan gotong royong.
"Ada keistimewaan desa dan dimensi kekhasan yang membedakan desa dari pemerintahan lainnya," kata Profesor Kehormatan Unesa ini dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).
Dalam kesempatan ini, Gus Halim turut memamerkan sistem tata kelola keuangan desa APBDes. Menurutnya, sistem ini merupakan yang paling transparan di Indonesia.
Ia menjelaskan masyarakat desa bisa mengakses APBDes dan mengetahui program di dalamnya karena dipasang di lokasi yang mudah dilihat warga desa. Adapun salah satu komponen terbesar dalam APBDes adalah Dana Desa yang telah digulirkan oleh Presiden Joko Widodo sejak 2015.
"Meskipun awalnya terdapat pro dan kontra terkait penyaluran Dana Desa ini tapi desa berhasil membuktikan kemampuannya untuk mengelola dana tersebut seiring berjalannya waktu," terangnya.
Dana Desa menurutnya menjadi pilar utama pembangunan prasarana yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, seperti jalan desa, jembatan, pasar desa, BUMDesa, tambatan perahu, embung, irigasi, dan penahan tanah. Selama periode 2015-2023, Dana Desa juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, mencakup sarana olahraga, penyediaan air bersih, MCK, polindes, drainase, PAUD, Posyandu, dan sumur.
Gus Halim menambahkan pihaknya menggulirkan wacana 'Percaya Desa, Desa Bisa' untuk menjawab keraguan tentang kemampuan desa untuk mengelola diri sendiri. Hal ini diperkuat oleh hasil nyata pembangunan infrastruktur yang luas, baik untuk mendukung aktivitas ekonomi maupun meningkatkan kualitas hidup warga desa.
Lebih lanjut, Gus Halim juga memamerkan sistem Indeks Desa Membangun (IDM) yang mengkategorisasikan desa sebagai desa dengan status mandiri, maju, berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal.
Berdasarkan data IDM 2023, jumlah desa dengan status mandiri di Indonesia meningkat menjadi 11.456 desa dari sebelumnya 6.238 di tahun 2022. Jumlah desa maju juga meningkat menjadi 23.035 desa pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 20.249 desa.
Sedangkan jumlah desa berkembang pada tahun 2023 tercatat menurun menjadi 28.766 dari tahun sebelumnya 33.902. Begitu juga desa tertinggal turun menjadi 7.154 desa dan sangat tertinggal tersisa 4.850 desa.
Selain IDM, Gus Halim menyinggung soal SDGs Desa yang dikampanyekan sejak 2021 silam. Melalui upaya ini, pihaknya melokalkan tujuan pembangunan SDGs global ke level desa.
Dengan adanya SDGs Desa, Gus Halim berharap dapat memperkuat pemahaman stakeholder di desa mengenai tujuan pembangunan desa.
"Terjadi perubahan kata kunci dalam pendekatan pembangunan, dari keinginan elite desa menjadi berbasis pada permasalahan yang dihadapi masyarakat, tentunya dengan fokus pada data mikro," tutur Gus Halim.
Dalam sesi dialog ilmiah yang berlangsung interaktif ini, Mahasiswa S3 Universitas Peking Kaijun Yin menyoroti tantangan di daerah kepulauan Indonesia. Dalam pertanyaannya, Kaijun Yin meragukan produksi agraria yang menurutnya tidak cukup untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
Menanggapi itu, Gus Halim mengatakan ada kebijakan khusus untuk daerah kepulauan Indonesia guna mewujudkan Indonesia Emas 2045. Selain kebijakan, ada strategi dengan dana khusus melalui kemitraan dengan mitra pembangunan luar negeri, pembangunan infrastruktur, dan peran Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Sebagai informasi, dialog ilmiah ini turut dihadiri Wakil Kepala Institut Ilmu Sosial, Mr Zhai Kun dan dimoderatori oleh Ketua Jurusan, Ms. Kong Tao, Dosen Bahasa Indonesia Mr Xie Kankan dan juga Mr Liu Jinping perwakilan dari Administration and Management Institution of Ministry of Agriculture and Rural Affairs (MARA). Dialog juga dihadiri oleh mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan mahasiswa Hubungan Internasional.
Simak juga 'Tradisi Anti-Poligami di Desa Tenganan Bali':
(akd/akd)