Pratu Teguh Rahman Setiawan menciptakan Atlas Monitoring Firing Unit (AMFU) sebagai alat untuk mendukung rudal mistral atlas. Alat ini berfungsi sebagai monitor untuk menampilkan bidikan penembak yang akan meluncurkan rudal.
Atas inovasinya ini, Pratu Teguh diusulkan untuk Soedirman Awards 2023. Pratu Teguh saat ini bertugas sebagai Taban Ahli 1 Ophar Sihar Yon Arhanud 2, Kostrad.
Alat ini diciptakan oleh Pratu Teguh pada tahun 2021. AMFU ini akan menampilkan bidikan penembakan yang dilakukan oleh prajurit yang sedang mengoperasikan rudal mistral ke dalam televisi monitor. Alat ini juga bisa merekam proses penembakan rudal dan bisa ditampilkan secara live streaming.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pratu Teguh kemudian menceritakan tentang alat pendukung rudal atlas ini. Pratu Teguh mengatakan sebelum adanya AMFU ini, proses penembakan rudal hanya bisa dilihat oleh prajurit yang melakukan penembakan dan mengoperasikan rudal mistral atlas.
"Jadi alutsistanya itu namanya rudal mistral atlas, jadi rudal itu peluru kendali, jadi peluru kendali itu udah pintar, setelah dia keluar dari tabung peluncur dia udah bisa mencari sasarannya sendiri. Alutsista itu memiliki jarak 6 kilometer yang digunakan untuk menghancurkan pesawat udara, sasaran udara intinya. Dengan cara dia menangkap pancaran inframerah yang dipancarkan oleh pesawat itu yang dikejar sama dia," kata Teguh kepada detikcom.
![]() |
Teguh menyebut Atlas Monitoring Firing Unit ini akan mentransfer secara real time proses penembakan rudal. Cara kerjanya, AMFU data receiver akan dipasangkan di alutsista kemudian ditransfer ke main unit.
Main unit itu kemudian bisa merekam, hingga menampilkan bidikan penembak rudal di dalam sebuah layar monitor. Data juga bisa dikirimkan dari main unit dan akan diterima oleh GWS (ganendra wireless system), kemudian dihubungkan ke televisi monitor, komputer hingga bisa ditayangkan melalui live streaming.
"Jadi sistem kerjanya output dari kamera diterima sama main unit, itu namanya. Main unit itu bisa merekam, bisa menampilkan, nah juga bisa men-streaming-kan. Jadi kalau misal pas kita menembak itu pimpinan juga bisa melihat, mengoreksi tembakan dari si petembak itu," jelasnya.
![]() |
Teguh menyebut, adanya Atlas Monitoring Firing Unit ini juga sebagai bahan evaluasi. Sehingga, kata dia, segala aktivitas yang dilakukan penembak rudal bisa dipantau.
"Jadi kalau misal petembak kurang tenang, 'tenang, tenang', 'tembakanmu kurang tenang', jadi kita bisa melatihkan di situ," jelasnya.
Teguh kemudian menceritakan awal mula dia terpacu untuk membuat inovasi ini. Teguh kala itu mengalami kendala ketika ingin menembakkan rudal pada saat latihan.
"Jadi pas waktu saya mau nembak, panahnya itu terhalang oleh awan, jadi kami nggak bisa nge-lock, dengan hal itu saya keinginan saya orang bisa tahu apa yang saya rasakan. Sebelum adanya alat saya itu yang bisa lihat cuma petembak saja, jadi orang lain itu nggak tahu, jadi orang tidak tahu penembakannya gimana, karena nggak ada recording-nya," tutur dia.
![]() |
Beberapa saat kemudian, Teguh mengikuti latihan kecabangan di Baturaja, Sumatera Selatan. Pada saat itu, Teguh melihat tentara Prancis membawa alat yang bisa menampilkan aktivitas saat penembakan rudal.
"Setelah itu, ada ada event latihan antar kecabangan di Baturaja, kebetulan orang Prancis bawa alatnya, saya lihat, saya kayaknya bisa bikin alat ini. Nah, setelah saya bisa saya kembangkan, jadi dia lebih multifungsi, bukan hanya bisa menampilkan. (Jadi) dari pengalaman juga," tutur dia.
Teguh menyebut, awalnya aktivitas penembakan rudal itu hanya bisa ditampilkan di handphone. Dia kemudian mengembangkan hingga bisa ditampilkan di televisi monitor hingga streaming di YouTube.
"Kami pertama bikin itu cuma prototipe dari HP saja, itu tahun 2021, kemudian kami dapat apresiasi dari Dankodilat, akhirnya kami kembangkan jadi alat yang lebih kompleks, tapi judulnya masih prototipe satu unit. Ini udah generasi ketiga, awalnya kabel, yang sekarang sudah wireless, jadi tanpa kabel, jadi kita tanpa mengganggu petembak. Si petembak biarkan dia laksanakan tugasnya dari atas, kita sudah bisa memonitor dari jarak jauh," tutur dia.
![]() |
Lebih lanjut, Teguh menyebut Atlas Monitoring Firing Unit ini juga ditampilkan dalam Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) yang berlangsung pada September kemarin. Dia menyebut aktivitas penembakan rudal itu ditayangkan secara streaming di YouTube.
"Kebetulan kemarin juga ada event Latbakjatrat 2023 ini ditampilkan alat saya di YouTube di-streaming-kan jadi masyarakat juga bisa melihat bagaimana caranya menembak rudal," pungkasnya.
![]() |