.webp)
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo memastikan upaya penyaluran air bersih bagi wilayah-wilayah yang dilanda kekeringan terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep. Cak Fauzi, sapaannya, menyatakan langkah ini sebagai upaya membantu masyarakat di wilayah Sumenep yang terdampak kekeringan akibat dari kemarau yang berkepanjangan.
"Saya sudah instruksikan kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait agar pendistribusian air bersih jangan sampai berhenti untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan," ujar Cak Fauzi dalam keterangan tertulis, Senin (16/11/2023).
Diketahui musim kemarau yang berkepanjangan membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Sumenep mengalami kekeringan. Imbasnya warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, maka dari itu Cak Fauzi meminta pada BPBD Kabupaten Sumenep untuk terus menyalurkan air bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air bersih ini bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Utamanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan tubuh, bisa dikonsumsi atau dimasak," tambahnya.
Senada dengan Cak Fauzi, Sekretaris BPBD Kabupaten Sumenep Abd Kadir mengatakan di musim kemarau yang berkepanjangan ini membuat sejumlah wilayah terdampak kekeringan, kendati sebelumnya tidak pernah terdampak.
"Karena kekeringan masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sumenep, maka kami tetap mendistribusikan air bersih untuk mengurangi kesulitan air," imbuhnya.
Lanjutnya, menurut Kadir terdapat beberapa wilayah di Kabupaten Sumenep yang terdampak kekeringan, seperti di Desa Titisan, Nyabakan Timur, Desa Kolpo Kecamatan Batang-batang, Desa Gedang-gedang Kecamatan Batuputih, Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding, Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng dan dua desa masing-masing Desa Sentol Saja dan Sentol Laok di Kecamatan Pragaan.
"BPBD Kabupaten Sumenep akan selalu mendukung air bersih agar masyarakat bisa tetap mengkonsumsi air bersih dengan baik," tutupnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget memprediksi kemarau akan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal dampak dari El Nino.
(ncm/ega)
