Hoegeng Corner kembali hadir di detikPagi. Edisi kali ini bakal menghadirkan Bhabinkamtibmas dari Nipah Panjang, Jambi yaitu Briptu Tamarani Panjaitan.
Hoegeng Corner episode ketiga ini bakal tayang secara live di detikPagi pada Senin (16/10/2023) pukul 10.00 WIB. Dua edisi sebelumnya, Hoegeng Corner menghadirkan peraih penghargaan Hogeng Awards 2022 kategori Polisi Berdedikasi, Ipda Rohimah, dan Bhabinkamtibmas Klawasi, Bripka Sandry Yusuf Rantedatu, yang menjadi pejuang pendidikan yang berperang melawan buta aksara warga Kelurahan Klawasi, Sorong Barat Papua Barat.
Untuk diketahui, Hoegeng Corner merupakan program kolaborasi antara detikcom dengan Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri meluncurkan Hoegeng Corner. Program ini diharapkan dapat menjaring polisi-polisi teladan dari seluruh daerah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng Corner diselenggarakan pada awal Oktober hingga akhir Desember 2023. Program ini mengangkat figur polisi teladan dan berprestasi yang berasal dari usulan Satwil/Satker Polri.
Kandidat polisi teladan dan berprestasi yang terpilih dalam Hoegeng Corner akan dibawa ke proses seleksi Hoegeng Awards yang dimulai pada Januari 2024. Hoegeng Corner di detikPagi akan tayang setiap Senin dan Rabu pukul 10.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB.
Tentang Briptu Tamarani
Briptu Tamarani bakal tampil di detikPagi hari ini dan menceritakan kerjanya menjadi Bhabinkamtibmas di Nipah Panjang, Jambi. Tamarani mengusung slogan 'Lapor Bu Bhabin' untuk menjaring aduan dari masyarakat. Tamarani ingin masyarakat lebih mudah menyampaikan keluhan sehingga bisa ditindaklanjuti dengan cepat.
"Total masyarakatnya itu Nipah Panjang I itu sekitar 6.000, kalau Nipah Panjang II itu 7.000-an," kata Tamarani mengawali perbincangan dengan detikcom, Rabu (11/10/2023).
Tamarani menjelaskan slogan 'Lapor Bu Bhabin' muncul atas pertimbangan kultur masyarakat di Kelurahan Nipah Panjang. Menurut Tamarani, polisi harus menjemput bola untuk meminimalkan peristiwa yang tidak diinginkan.
"Saya bikin spanduk di daerah yang memang rawan, istilahnya, tindak pidana atau tingkat kriminalitasnya agak tinggi. Jadi saya taruh spanduk itu, kartu nama ke pak RT, ke masyarakat, jadi mereka bisa menelepon saya," ujar Tamarani.
Dia menuturkan biasanya menerima banyak laporan tentang hal-hal sensitif yang dialami perempuan. Masalah rumah tangga hingga KDRT diadukan ke ponsel Tamarani.
"Kebanyakan ini laporan, karena Bhabinnya cewek, biasanya emak-emak sedang bertengkar, masalah cekcok, salah paham. Terus kadang ada juga yang anak-anaknya di bawah umur sering ngutil atau maling gitu kan. Itu sih yang sering terjadi, kebanyakan ya memang masalah sensitif itu yang wanita-wanitanya ini, perkara rumah tangga, KDRT," tutur Tamarani.
Tamarani juga menceritakan salah satu pengalaman yang membuatnya cukup tersentuh. Kala itu dia harus mendatangi warga lansia yang ditelantarkan oleh anaknya.
Lansia tersebut dibiarkan tinggal sendiri oleh anaknya lantaran sering mengamuk. Akhirnya Tamarani pun ikut membantu mencarikan solusi agar orang tua tersebut dapat diurus dengan baik.
"Jadi kita sebagai pihak yang berwajib tuh miris, apa sih solusi yang bagus, sedangkan kita bawa ke panti sosial tidak mau karena masih ada anaknya. Untuk masuk ke rumah sakit jiwa apalagi, nggak ada BPJS-nya, biayanya nggak ada, cukup prihatin, miris, gimana solusinya," ujar Tamarani.
Akhirnya masalah pun terselesaikan. Salah seorang anak dari orang tua tersebut berniat mengurus lansia tersebut.
"Dan alhamdulillah ada salah satu anaknya mau ngurus orang tuanya dan alhamdulillah sekarang orang tuanya diurus oleh anaknya yang di seberang," ujar Tamarani.
Simak juga 'Bripka Sandry Yusuf, Pejuang Pendidikan Warga Di Sorong':